22

2.7K 436 41
                                    

Naruto dan Hiashi pagi ini memimpin rapat terbuka bersama para Investor dan mereka telah menyampaikan maaf atas apa yang tengah terjadi saat ini.

Jujur saja Naruto cukup kagum dengan cara Hiashi bertanggung jawab atas masalah yang diperbuat oleh karyawannya yang menggelapkan uang.

Dengan penuh tanggung jawab, ayah mertuanya itu mengatakan akan menggantikan uang investor yang telah digelapkan selagi proses hukumnya terus berlanjut dan akan dipantau oleh perusahaannya secara internal sehingga Investor tak perlu khawatir soal apapun di masa depan.

"Pastikan tidak ada penggelapan lagi, laporan keuangan harus lebih terbuka." Seorang rekan bisnis sekaligus investor datang memberi masukan sekaligus peringatan pada Naruto agar kedepannya tak terjadi seperti ini lagi.

"Tentu, jangan khawatir." Naruto hanya bisa mencoba menenangkan sekaligus meminta maaf.

Meski Investor menerima apa yang telah terjadi, tak bisa dipungkiri beberapa dari mereka mungkin tak akan mau menanam sahan lagi karena tak mau ambil risiko kehilangan uang.

Kepercayaan itu seperti kertas, begitu rapuh. Maka tak mudah untuk memperbaikinya tapi Hyuuga telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

"Naruto, kita harus bicara." Hiashi lalu mengucapkan itu pada Naruto, dan melangkah ke sudut ballroom hotel tempat rapat terbuka digelar.

"Baiklah." Naruto lalu mengikuti langkah ayah mertuanya.

Hiashi lalu berdiri dekat pintu keluar untuk bicara secara pribadi dengan Naruto. "Kuakui kelalaian yang terjadi ini ada pada perusahaanku, tapi aku akan bertanggung jawab penuh."

Naruto mengangguk "aku turut prihatin atas apa yang terjadi pada perusahaan Hyuuga."

Hiashi nyaris mendengkus "aku tak tahu harus berterima kasih atau mengutukmu karena meminta audit secara tiba-tiba." Dia akui itu berguna dan mencegah Danzo melakukan penggelapan yang lebih besar tapi sekarang nama perusahaan Hyuuga ada di mana-mana dengan stigma yang cukup negatif karena penggelapan dana.

"Kurasa ini belum terlambat dan media tidak meliputnya sebagai berita negatif melainkan pengkhianatan yang dilakukan stafmu." Naruto rasa semua akan baik-baik saja ke depannya.

"Tetap saja, itu bukanlah image yang kuinginkan untuk perusahaanku." Hiashi berujar kembali. "Kau merasa menang sekarang, soal perjanjian itu?"

Naruto tahu, sebenarnya ini yang ingin Hiashi bahas dengannya. "kurasa aku berhak atas istri dan anak-anakku sekarang."

"Pernikahan bisnis itu ternyata tidak akan mampu mengikat apapun. Uzumaki tetap pada jalannya dan begitu pula Hyuuga. Kurasa sangat sulit juga untuk kita berdua memperbaiki hubungan yang begitu kaku." Hiashi mencoba realistis sekarang.

"Apa maksudmu?" Naruto tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini.

"Pernikahan bisnis itu harus tetap berakhir, Hinata tak seharusnya berakhir denganmu." Hiashi rasa, pernikahan bisnis itu tidak ada gunanya karena yang dia lihat sejauh ini Naruto masih ingin menghancurkannya.

"Apa?" Naruto menukikan alisnya dengan tajam, dia tidak menginginkan perpisahan setelah semua yang dia lakukan untuk istrinya.

"Hentikan sandiwaramu, aku sudah tidak memiliki apapun dan nyaris bangkrut, aku hanya ingin putriku kembali." Hiashi merasa sudah tidak ada gunanya lagi berusaha, dia menjual hampir separuh aset keluarga untuk mengganti kerugian dan kini Hyuuga harus memulai dari awal untuk menabung aset sambil mengharapkan ganti rugi dari Danzo.

"Kau tidak bisa memaksakan perceraian pada kami berdua." Naruto tidak bisa terima ini.

"Hentikan semuanya sebelum berlarut-larut, kau pergilah cari wanita lain jangan jadikan putriku mainan untukmu." Hiashi sebenarnya menyesali keputusannya soal pernikahan bisnis itu kalau tahu semua akan tetap berakhir kacau.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang