41

4.6K 459 42
                                    

"Sudah kukatakan bahwa rencana gilamu itu tidak akan berhasil!" Toneri berteriak marah sambil melempar lembar hasil penyidikan dari kepolisian.

"Kau bodoh, cepat susun alasan untuk membuatku tidak bersalah di persidangan hari ini!" Danzo berteriak sama kerasnya. Semua rencananya gagal dan dia dengar Hiashi telah mendapat bukti konkret untuk menyelesaikan persidangan ini.

"Dimana sepupumu yang bodoh itu?" Toneri bertanya. Bahkan pihak Bank sudah mengetahui soal mamipulasi yang mereka lakukan dan telah mengajukan pelaporan ke kantor Polisi.

"Kau yang harusnya menghubungi dia!" Danzo masih bisa tidur dengan nyenyak hingga dia mendapati kabar buruk ini.

"Dia pasti telah melarikan diri ke luar negeri karena kepolisian sudah mengetahui keterlibatannya." Toneri mendecih kesal.

"Semuanya kacau, brengsek!" Danzo menendang kursi dengan keras sambil memegang kepalanya. Ini semua sudah berakhir, hidupnya sudah berakhir di sini dan dirinya yakin akan mendekam di penjara dalam waktu yang sangat lama.

Toneri menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. "Karena semua sudah jadi kacau, aku tidak bisa lagi menyelamatkanmu, keparat. Setelah sidang hari ini, kau akan didampingi Pengacara Publik." Dia tidak ingin reputasinya hancur kalau terus berurusan dengan Hiashi. Lagipula ini adalah sidang putusan, maka seharusnya setelah ini mereka tidak ada urusan lagi.

"Hey, kau sialan! Aku telah membayarmu dengan mahal dan ini balasanmu?" Danzo berujar marah sambil menatap ke arah Toneri.

"Sejak awal, kau yang berlaku serakah dan ingin memenjarakan Hiashi dengan menghalalkan segala cara." Toneri sejak awal tidak setuju dengan pelaporan berbekal bukti palsu itu, memang semua sangat rentan sejak awal.

"Tapi pekerjaanmu adalah membereskan soal itu!" Danzo tak peduli, dia telah membayar mahal untuk Pengacara Otsutsuki itu.

"Uruslah masalahmu sendiri, aku tidak ingin terlibat dengan tikus menjijikan sepertimu lagi." Toneri lalu bangkit dari kursinya, dan bersiap pergi.

"Aku akan membeberkan pada kepolisian bahwa kau terlibat!" Danzo mengamuk di ruangan tertutup itu.

Toneri menghentikan langkahnya di depan pintu lalu menoleh "tak ada satupun bukti keterlibatanku, kau tidak perlu repot-repot mengarang dongeng di hadapan penyidik. Selamat membusuk di penjara." Setelah mengatakan itu, Toneri melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan Danzo yang sangat-sangat marah di sana.

Sejak awal, rencananya hanya membantu Danzo keluar dari penjara untuk balas dendam pada Hinata. Sedangkan soal pemalsuan bukti itu dia tidak pernah tahu menahu sama sekali pada awalnya hingga Danzo memberitahunya.

Dirinya akan menyelamatkan diri sendiri, semoga atasannya di Firma Hukum tak menaruh curiga padanya atau dirinya akan kehilangan pekerjaan dan reputasinya jatuh. Meski saat ini pun dirinya sudah merasa sangat malu untuk hadir di persidangan dan menjadi Kuasa Hukum dari kliennya yang bodoh itu.

Dia yakin reputasinya akan jatuh hancur berantakan setelah sidang ini berakhir.

...

"Sudah siap?" Naruto menoleh ke arah istrinya yang masih sibuk menatap kaca kecil yang ada di tangannya.

"Sebentar lagi." Hinata tak memalingkan matanya dari kaca kecil di tangannya, dia menatap kalung berlian pemberian suaminya saat bulan madu dulu. Belakangan ini dirinya baru mengetahui kalau harga berlian yang kini ada di lehernya itu lima kali lipat lebih mahal dari yang Toneri pernah berikan untuk wanita selingkuhannya.

"Jika dilihat terus, itu akan berubah jadi batu kerikil." Naruto menatap jengah pada istrinya, wanita itu sepertinya sangat tergila-gila dengan kalung pemberiannya.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang