P[9] (√)

7.7K 1.2K 36
                                    

     Siapa yang menyangka kalau malam ini Sevine akan bertemu dengan Sebastian Ruberius, tangan kanan putera mahkota dalam usahanya mengumpulkan bukti keterlibatan bangsawan selatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Siapa yang menyangka kalau malam ini Sevine akan bertemu dengan Sebastian Ruberius, tangan kanan putera mahkota dalam usahanya mengumpulkan bukti keterlibatan bangsawan selatan.

    " Kenapa anda bisa ada disini Lady Darconer?"
tanya Sebastian penasaran.

     "Aku tidak perlu menjelaskannya padamu" jawab Sevine ketus—tidak bisa menyembunyikan perasaan dongkolnya.

    Mereka bersembunyi sembari mengamati gerak gerik orang berbadan tegap yang sibuk memindahkan kotak-kotak kayu ke atas kereta barang.

     Dari sekian banyak orang, mengapa harus Sebastian Ruberius. Tangan kanan dari orang nomor satu yang paling ingin Sevine hindari. Tangan kanan dari putra mahkota yang menyeret Yelena Darconer ke tiang ancung di dalam novel The Crown Prince Demands Fake Marriage.

    " Apa anda tau siapa mereka?"

    " Kalaupun aku tau, itu bukan urusanmu"

     " Tentu saja itu urusan saya, Lady "
jawab Sebastian sambil merapikan kacamatanya yang sedikit jatuh. Kaca mata Sebastian yang berkilau membuat bulu roma Yelena bergidik.

    " Sepertinya kita memiliki tujuan yang sama"
ujar Sevine pasrah. Setelah dipikir kembali, bekerja sama dengan Sebastian Ruberius tidak buruk juga.

     Dengan bantuan pria itu, Sevine mungkin bisa mengumpulkan bukti lebih banyak. Apalagi Sebastian diceritakan sangat pintar dalam membuat strategi, dan di masa depan ia menjadi ahli strategi Kerajaan Baterville .

    " Saya tidak menyangka seorang Lady dari Darconer duchy menaruh perhatian pada penderitaan penduduk selatan" tambah Sebastian lagi, dengan ujung bibir terangkat.

      Sevine tahu kalau Sebastian sedang berusaha memprovokasinya.Jika saat  ini mereka berada pada situasi normal , ia dengan senang hati memberi pria angkuh berkaca mata ini beberapa pukulan. Sebuah jab yang bisa membuat tulang hidungnya patah.

    " Jika kau ingin mendapatkan informasi dariku, tutup mulutmu kacamata " ancam Yelena.

     Sebastian menutup mulutnya.
Menarik, pikir pria itu, mengamati sosok Yelena dari belakang.

»»——⍟——««

    Mereka berdua mengikuti kereta barang dari belakang. Masing-masing kereta barang itu dijaga oleh tiga orang. Dan mereka tampaknya bukan orang biasa karena salah satunya memiliki codet di bagian wajah, yang menjadi indikasi bahwa mereka bisa bertarung.
Para bandit selalu digambarkan dengan ciri khas itu, biasanya.

    " Apa kau cuman membawa satu kuda Tuan Ruberius? Aku bisa berkuda" ucap Sevine ketika dia melihat Sebastian kembali hanya dengan seekor kuda.

    " Sayang sekali, saya cuman membawa satu kuda"
jawab Sebastian, tetap dengan senyumannya yang menyebalkan. Senyuman yang mengandung makna 'tolong jangan terlalu banyak meminta'.

    " Aku tidak suka berbagi kuda dengan pria asing"

     "Berarti Lady lebih suka berjalan kaki sendiri?   Baiklah kalau begitu. Saya harap anda aman selama di perjalanan"
' Sialan si kaca mata ini' Sevine mengumpat di dalam hati.

    Ia berharap Sebastian mau mengalah dengan memberikan kuda itu untuknya. Tapi sepertinya pria itu lebih pintar dari apa yang dia pikirkan. Jadi mau tidak mau mereka harus berbagi kuda.

    " Ehem, tapi mau bagaimana lagi,Aku yakin tuan muda Ruberius  diajari sopan santun untuk tidak membiarkan seorang Lady berjalan sendirian di waktu malam"

     Sebastian tertawa. Baru kali ini dia kalah adu mulut dengan seorang wanita.

»»——⍟——««


     Kereta pengangkut barang berhenti  tidak jauh dari gerbang keluar kerajaan.

     Salah seorang dari penjaga kereta tersebut masuk ke dalam sebuah rumah yang letaknya tidak jauh dari gerbang keluar. Begitu ia keluar dari rumah itu, terdapat beberapa perempluan berbusana pendek menemanimya. Penjaga itu kemudian menyerahkan sekantung uang pada perempuan-perempuan itu.

   Sevine mengamati gerak gerik mereka dengan cermat. Sementara itu Sebastian mengeluarkan sebuah batu kaca berbentuk persegi empat dari kantung bajunya, lalu mengarahkan benda itu ke tempat penjaga kereta barang dan para perempuan berbusana pendek.

    " Apa yang kau lakukan? "

   " Tentu saja mendapatkan bukti" jawab Sebastian pendek, tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

    " Dengan batu itu?"

    " Batu ini adalah batu sihir yang dapat menyimpan memori orang yang memegangnya, dan memproyeksikannya kembali"

    " Ah, konsepnya seperti kamera ya" Sevine berceletuk tanpa sadar

    " Kamera?"

     " Tidak, tidak. Lupakan saja"
Potong Sevine gugup. Bisa-bisanya dia keceplosan  menyebut istilah yang ada dunia lamanya.

»»——⍟——««

     Para perempuan berbusana pendek yang sudah menerima sekantung uang kini berjalan menuju prajurit yang menjaga gerbang keluar kerajaan.

    Di hadapan para prajurit penjaga , para perempuan tersebut melakukan beberapa gerakan pengundang syahwat.Adegan selanjutnya sangat mudah untuk ditebak. Prajurit yang terbius dengan gerakan maut itu mengekori para perempuan seperti kerbau yang dicocok hidungnya.Sehingga tidak ada penjagaan pada pintu gerbang keluar. Alhasil kereta barang meluncur dengan bebas keluar dari wilayah Baterville.

    " Wah gila, para tikus itu bahkan menyewa pelacur dalam rencana mereka, orang yang ada di balik ini semua benar benar jenius. Mereka memanfaatkan kelemahan lelaki dengan baik"

     Sebastian melirik Sevine dengan tatapan tidak percaya. Barusan seorang Lady yang berasal dari tiga keluarga besar Basterville,  mengucap kata pelacur dengan mudahnya.

     " Maaf ya, tapi aku benar-benar tidak tahan melihatnya. Aku bukan seorang Lady dengan attitude bagus , kau tau " cengir Sevine.

     Saat mengatakan hal itu, rambut cokelat gadis itu berkibar  lembut diterpa angin malam. Cahaya rembulan menyiram tubuhnya sehingga memberikan efek bercahaya.

    Sebastian terdiam seperti orang bodoh melihat pemandangan itu selama beberapa detik, sebelum kata-kata selanjutnya yang keluar dari mulut Sevine membawa kembali pria itu ke permukaan.

     " Jangan jatuh hati padaku kacamata, seleraku bukan pria dengan mata minus" gadis itu menjulurkan lidahnya.

»»——⍟——««









































𝐓𝐡𝐞 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐒𝐞𝐝𝐮𝐜𝐞 𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐃𝐮𝐤𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang