P[19] (√)

7K 984 27
                                    

♡♡✧༺♥༻✧⚠️18+, Scene ini mengandung adegan kekerasanMohon bijak dalam membaca⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



✧༺♥༻✧
⚠️18+, Scene ini mengandung adegan kekerasan
Mohon bijak dalam membaca⚠️


Kediamanan Ruberius

Suara raungan kesakitan terdengar sayup-sayup dari ruang rahasia bawah tanah yang terletak di sayap kanan bangunan.Ruangan itu adalah ruangan favorit dari Sebastian.Orang-orang menyebutnya ruang introgasi, namun sebenarnya ruangan itu lebih tepat disebut ruang penyiksaan.

"Tuan... ampu..ni saya.. " pinta seorang pria yang mulutnya tidak berhenti mengeluarkan darah.

Pria yang memohon itu adalah Pendeta Gregory. Oknum utara yang dikabarkan hilang semenjak insiden penjualan makanan persembahan menguak ke hadapan publik.Pria yang disebut penduduk pendeta welas asih itu nyatanya sudah beberapa hari ini disekap di ruang bawah tanah Kediaman Ruberius.

Pendeta Gregory bersujud di lantai, memohon pada Sebastian yang duduk menyilangkan kaki di hadapannya.

" Ah kehilangan tiga gigi masih bisa membuatmu berbicara ya Gregory" ujar Sebastian tersenyum miring.Tangan pria itu memegang sebuah tang berlumuran darah yang mencapit sebuah gigi graham.

"Katakan padaku, apa benar hanya kau yang terlibat dengan bisnis menjijikan ini?"

Pendeta Gregory menengadahkan kepalanya.
" Hanya saya dan Armen " ujarnya jujur.Sementara rasa sakit dari gigi yang dicabut paksa membuat darah tidak berhenti keluar dari mulutnya.

Sebastian mengambil gigi graham milik Gregory yang masih tercapit tang dan memindahkannya ke dalam wadah alumunium, lalu berujar "Aku paling benci orang yang berbohong lho"

"Darahmu yang menjijikan ini mengotori kacamataku", gumam Sebastian sambil membersihkan kaca matanya yang terciprat darah dengan sapu tangan.

"Hanya.. kami be.. rdua " Pendeta Gregory kesusahan mengeja kata-kata.Ia masih dalam keadaan bersimpuh dan menunduk.

Saat ini kondisi Pendeta Gregory parah sekali. Seluruh tubuh pria itu memar, matanya bengkak karena menangis kesakitan dan ada noda darah mengering disekitar bibirnya karena karena tiga buah giginya dicabut paksa.

Sebastian tahu kalau pendeta Gregory tidak berbohong, namun ia ingin terus bersenang-senang dengan menyiksa pria itu.

Ya, inilah sisi gelap dari Sebastian Ruberius yang tidak pernah diungkapkan di dalam novel. Ia adalah seseorang yang mendapatkan kesenangan dari menyiksa orang-orang.

" Sepertinya empat lebih bagus daripada tiga, benar kan Regulus?"

Regulus-asisten kepala keluarga Ruberius, hanya mengangguk patuh. Pemandangan sini sudah menjadi makanannya sehari-hari.

Sebastian tersenyum miring. Ia melepas kacamatanya dan menitipkannya ke atas tangan Regulus. Tangannya kembali mengambil tang yang tadinya sudah ia taruh di atas meja.

𝐓𝐡𝐞 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐒𝐞𝐝𝐮𝐜𝐞 𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐃𝐮𝐤𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang