※
※
✧༺♥༻✧Di saat yang sama ketika Sevine dan rombongannya dalam perjalanan pulang ke Baterville barat.
Kediaman Winchester
Jayden kembali dari patrolinya jam delapan malam, disaat Madeline sedang memberi Wilden makan malam dibantu Rosse. Pria itu terlihat terburu-buru menuju ruang penyimpanan senjata. Madeline yakin suaminya mendapat misi mendadak lagi. Jayden menjadi semakin sibuk setelah resmi menjadi Duke.
Dengan menjadi Duke tidak lantas membuat Jayden menghabiskan hari-harinya di ruang kerja dengan tumpukan kertas. Hal-hal yang menyangkut pengelolaan daerah timur sering ia limpahkan kepada Wollfey sang asisten kepala keluarga. Sementara pria itu, memiliki darah mendidih yang membuatnya lebih senang bergumul dengan para kriminal dan berlarian dengan mengayunkan pedang.
Jayden suka berperang, dan Madeline tidak bisa membenahi hobi suaminya yang satu itu. Dia sendiri yang sudah memilih untuk menjadi istri orang itu, dan itu berarti ia harus siap dengan seorang suami yang suka menantang bahaya. Namun sesering apapun Jayden pergi ke medan pertempuran, ia selalu kembali untuk Madeline dan juga Wilden.Walau itu berarti ia menerima banyak luka baru dan membuat Madeline mencemaskannya. Jayden selalu menepati janji.
Madeline menitipkan Wilden kepada Rosse kemudian pergi menghampiri Jayden yang ada di ruang penyimpanan senjata. " Hari ini kamu akan pergi kemana ?" tanyanya sambil berkacak pinggang.
Jujur saja Ia mulai kesal. Mengapa Jayden tidak mengutus para ksatrianya saja?. Ksatria-ksatria Winchester adalah yang terkuat di Kerajaan, jadi seharusnya tidak masalah kalau Jayden tidak ikut di dalam operasi itu.
"Sisa bajingan pemberontak utara yang kuampuni ternyata melarikan diri ke daerah kita dan merencanakan balas dendam" jawab Jayden dengan nada dingin.
" Kamu yakin itu sisa pemberontak utara? bisa saja itu cuman bandit biasa"
" Tidak Madeline!. Beberapa ksatriaku yang mengintai markas mereka saat ini melihat wajah-wajah familiar! Dan aku yakin itu sisa pemberontak utara!" Jayden menggeram marah.Urat-urat di lehernya menonjol kasar.
Pria itu kemudian menambahkan. " Mereka menjadikan wanita dan anak-anak sebagai sandera! "
Jayden memang penggila perang, namun ia tidak akan membunuh musuh yang memohon untuk dibiarkan hidup dan mau bertobat. Situasi saat ini membuatnya keluar dari sikap tenang. Jayden merasa dibodohi oleh tangis sisa-sisa pemberontak utara di perang waktu itu. Ia mengampuni nyawa para sisa pemberontak utara itu karena mereka menangis di kakinya dan memohon agar dibiarkan hidup lalu berjanji akan setia kepada kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐒𝐞𝐝𝐮𝐜𝐞 𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐃𝐮𝐤𝐞
RomanceSevine Laurentia (23) tidak pernah menyangka hidupnya akan berakhir tepat di hari ulang tahunnya ke 23 setelah tunangannya Daniel, diam-diam meracuni kue ulang tahunnya. Saat gadis itu membuka mata kembali, dia terkejut mendapati dirinya ma...