✧༺♥༻✧
Tidak pernah terpikirkan oleh Sevine kalau musibah akan datang silih berganti dalam hidupnya. Setelah ayahnya yang tiba-tiba jatuh koma, sekarang ia harus ditinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya. Dan hari ini adalah hari dimana ibunya dimakamkan. Langitpun turun bersedih dengan menurunkan hujan.
Duchess Mathilda baru dikubur setelah raja dan ratu mengucapkan kata-kata belangsungkawa. Banyak orang-orang hadir di upacara pemakaman itu untuk mengucapkan salam perpisahan sehingga tempat pemakaman itu menjadi penuh sesak. Di antara orang-orang itu ada yang menangis sampai matanya bengkak karena kehilangan sahabat karib dan juga sosok panutan.
Duchess Mathilda dicintai banyak orang. Sosoknya yang anggun dan berwibawa membuat orang-orang mudah jatuh hati padanya si bunga bangsawan. Tidak hanya kaum pria melainkan juga kaum wanita.
Di atas kuburan ibunya yang masih basah, Louis terduduk bersama Sevine. Louis sebisa mungkin menahan air matanya sementara mata Sevine sudah sembab karena air mata. Gadis itu telah menangis semalaman sejak ibunya divonis meninggal oleh para dokter.
" Apa yang harus kukatakan pada ayah ketika beliau sadar nanti Huhu" , rintih Sevine. Ia memeluk nisan Duchess Marthilda lemas. Louis menggeleng pelan. Dia juga tidak tahu bagaimana cara memberitahu ayah mereka.
" Milady, kuatkaan diri anda". Emily yang juga tengah menangis membantu Sevine bangkit.
" Katakan padaku, apa yang harus kukatakan pada ayah? APA!" Sevine menceracau gaduh. Ia menarik-narik kerah baju Louis. Hatinya begitu hancur karena harus merasakan yang namanya kehilangan orangtua sekali lagi.
Orang-orang melihat mereka prihatin. Tidak ada yang berani untuk mendekat. Lalu di tengah-tengah suasana yang kian memburuk itu, Sebastian dan Reinhardt datang menghampiri Sevine dan Louis.
" Yelena.. " . Reinhardt tampak terluka. Ia tidak tega melihat gadis yang dicintainya terpuruk.
Sevine yang sedang dipapah Emily melepaskan diri dan berlari menuju Sebastian. " Sebastian, kau adalah penyihir hebat bukan? kau pasti bisa membalikkan waktu. Jadi tolong bawa kembali ayah dan ibuku!"
Sebastian merasa hatinya ditusuk sebilah pedang. Jika sihir seperti itu benar-benar ada di dunia ini dia pasti akan melakukannya!. Dia rela melakukan apapun demi menghapus air mata dari wajah Sevine.
Sebastian merasa tidak berguna melihat Sevine menangis meraung-raung. Refleks ditariknya kepala gadis itu dan disandarkan ke atas dadanya. Ia memeluk Sevine lembut. Sementara itu Reinhardt membuang muka. Ia cemburu tapi sadar bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk mendebat perlakuan Sebastian. Lagian Sevine juga memilih berlari ke arah pria itu dibanding dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐒𝐞𝐝𝐮𝐜𝐞 𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐃𝐮𝐤𝐞
RomanceSevine Laurentia (23) tidak pernah menyangka hidupnya akan berakhir tepat di hari ulang tahunnya ke 23 setelah tunangannya Daniel, diam-diam meracuni kue ulang tahunnya. Saat gadis itu membuka mata kembali, dia terkejut mendapati dirinya ma...