EPILOG🏵

4.1K 183 434
                                    

hai hai haiiii

amoraiger udah tamat niii

panggil aku kabos

selamat membaca part akhir amoraiger yaaa

lanjutannya ke amoraiger 2 dengan cerita yang makin seru wkwkwkw, ngeselin juga sih kayaknya

tapi updatenya setelah aku tamat yeee wkwkwk, april atau mei dehhh wkwkwk udah ditulis semoa partnya hehe, ada 60 part

pinginnya tanggal 9 tapi gatau deh

pingin tanggal 9 april tapi kabos udah tamat atau belum ya? manatau gak lulus astagaaa

kalian maunya kapan?

okedehhh lupakan aja

selamat membacaaaa

🌈AMORAIGER🐯

Aiger membawa Amora ke dalam pelukannya dan mengelus punggung cewek itu dengan lembut. Ia lalu mengecup singkat rambut Amora dan meletakkan dagunya di atas kepala Amora.

"Ra," panggil Aiger tapi Amora tidak menjawabnya.

"Amora," panggil Aiger lagi.

"Iya Kak," jawab Amora dengan suara yang sangat serak.

"Udah ya nangisnya, jangan nangis lagi ya. Nanti bengkak matanya," ujar Aiger dengan suara yang lembut.

Aiger lalu melepas pelukannya dan menghapus air mata Amora yang dari tadi menangis. "Jangan nangis lagi ya, Ayah lo gak akan tenang kalau lo nangis terus. Udah ya, ayo senyum," pinta Aiger. Amora menggeleng lemah.

"Engga bisa Kak, Ayah aku udah-"

"Sttt, udah ya Amora, biarin Ayah lo tenang di sana. Dan sekarang lo gak akan kena marah lagi sama Ayah lo. Semua ada jalannya Ra." Aiger memberikan penjelasan pada cewek itu.

"Kak, tapi kami juga butuh kasih sayang Ayah Kak, adek-adek aku juga butuh Ayah, aku juga butuh Ayah," bantah Amora dengan isakan.

Adek-adek Amora sudah tidur di lantai dengan selimut yang berada menutupi badan mereka. Mereka hanya sedih, tidak seperti Amora yang terlalu bersedih.

"Ra, belakangan ini saat Ayah lo hidup kapan Ayah lo berpartisipasi dalam kehidupan kalian? Kapan Ayah lo kasih kalian perhatian? Kapan Ayah lo kasih kalian kasih sayang? Gak ada kan?" tutur Aiger membuat Amora menoleh ke arahnya.

"Malahan Ayah lo yang nyusahin lo Ra, Ayah lo bentak-bentak lo, Ayah lo siksa lo, Ayah lo kasar sama lo, coba lo pikir lagi," lanjut Aiger membuat Amora menunduk.

Apa yang Aiger katakan tidak ada salahnya, semua itu benar adanya. Ayahnya tidak pernah memberi mereka kasih sayang. Bahkan Ayahnya memperlakukan mereka kasar.

"Tapi Kak, dia tetap Ayah aku Kak," kata Amora.

"Gue tau dia Ayah lo Ra, tapi kewajiban dia sebagai Ayah gak dia lakukan. Malahan lo yang jadi kepala keluarganya Ra. Gak ada fungsinya juga dia dalam hidup lo."

"Kakak kok ngomongnya gitu." Amora menyandarkan badannya ke kursi dengan lemah.

"Ra, gue ngasih lo penjelasan. Lo gak perlu terlalu larut dalam kesedihan ini Ra. Hidup lo bukan buat nangisin Ayah lo doang. Lo juga harus beraktivitas yang lain. Bukan cuma nangis doang," kata Aiger lagi.

Ia juga menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi dan menengadahkan kepalanya ke atas. "Ra, lo harus kuat Ra."

Aiger menghembuskan nafas pasrah. Ternyata Amora juga keras kepala. Buktinya saja cewek itu masih terisak sekarang.

AMORAIGER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang