Yah! Ji Na kesal.
Wajar, bukan?
Seorang bernama Jung Jae Hyun baru saja memberikan pengakuan bahwa ia pernah berciuman dengan mantan kekasihnya. Sementara, Ji Na mati-matian menjaga dirinya untuk pria spesial bernama Jung Jae Hyun itu.
"Sialan," umpat Ji Na kemudian menghela napas kasar melalui mulutnya.
Wanita itu memandang pantulan dirinya di cermin. Kemudian, berkacak pinggang.
Ia sendiri mengakui bahwa ia memang tak semenarik Crystal. Mantan kekasih Jae Hyun itu memiliki tubuh yang jenjang, kedua kakinya semampai dan ramping, mata kebiru-biruan dan berbody layaknya model. Sementara Ji Na,───
"Huff, tak usah dibanding-bandingkan pun memang sudah sangat drastis bedanya," gerutu Ji Na memotong pikirannya yang melalang-buana tanpa kendali.
TOK TOK TOK
Suara ketukan pintu dari luar toilet membuyarkan kegiatan tak bermanfaat yang Ji Na lakukan. Wanita itu menoleh, mendapati Soo Hwa membuka dan menutup pintu toiletnya kembali setelah ia masuk.
"Seseorang tengah sangat cemburu rupanya," ledek wanita berkuncir kuda itu sambil melangkah menghampiri Ji Na.
Ji Na berdecak. "Aku hanya tak habis pikir. Pria itu tau semua yang kulakukan. Aku hampir melaporkan semua padanya. Tapi, dia sendiri apa? Aku bahkan baru tau kalau ia pernah berciuman dengan Crystal-sialan-itu."
Soo Hwa terkekeh. "Yah," ia menyandarkan punggungnya pada dinding sambil melipat kedua tangannya ke atas dada dengan santai, "ciuman pertama bukan berarti menjadi ciuman yang bermakna baginya, kan."
"Apa maksudmu?" Ji Na menghadapkan tubuhnya pada Soo Hwa. "Kau sendiri bilang padaku, kau memberikan ciuman pertama, kedua dan ketigamu untuk Ten. Bukankah kau juga percaya mitos-mitos semacam itu, Na Soo Hwa?" sindirnya.
"Ya itu menurutku, kan," Soo Hwa mengangkat kedua bahunya ke atas. "Belum tentu Jae Hyun juga merasa begitu."
Ji Na terdiam. Berusaha mencerna setiap kata yang muncul dari bibir sahabatnya itu. Tapi, gagal terproses.
"Terserah," jadi, ia menyerah dan berbalik menghadap kaca lagi.
"Lagipula, kau akan segera menyatakan cinta padanya nanti sore," Soo Hwa merangkul Ji Na, menatap wanita itu melalui perantara cermin. "Siapa tau kau akan mendapatkan ciuman pertamamu nanti, hm?" ledeknya.
Semburat kemerahan di pipi Ji Na muncul begitu Soo Hwa mengungkit rencananya.
*
Lucunya, perang dingin di antara Ji Na dan Jae Hyun masih terjadi sepanjang kuliahnya berlangsung. Meskipun mereka duduk berdampingan, namun Ji Na masih berada pada mode diam pada Jae Hyun. Pria itu pun tak bisa berbuat banyak selain menghela napas dan berdecak sebal.
"Gamshahamnida, Im Seonsaengnim," tutur para mahasiswa di kelas Ji Na mengiringi langkah dosen mereka keluar dari ruangan. Detik setelahnya, seluruh isi ruangan mulai berhamburan keluar.
"Ji N──"
"Ya! Aku ikut makan siang?"
Belum selesai Jae Hyun menegurnya, Ji Na sudah terlebih dahulu beranjak berdiri, merebut tasnya dan menyambar dengan bicara pada Soo Hwa.
Soo Hwa mengernyitkan dahinya. "K-kau tidak makan siang dengan Jae Hyun dan Ha Na?" kemudian, memandang Jae Hyun yang tengah mengambil posisi berdiri dengan jengahnya.
"Tidak───"
"───Iya"
Sahutan yang sangat kontras dilontarkan oleh Ji Na dan Jae Hyun secara bersamaan. Mendengar keputusan sepihak Jae Hyun, Ji Na pun menoleh dengan sinis ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just Friend
RomanceSinopsis : Siapa yang percaya bahwa tidak ada persahabatan sejati di antara pria dan wanita? Bahwa, tidak mungkin tidak ada kata 'cinta' di tengah-tengah persahabatan mereka? Bahwa, ada masa di mana salah satu dari mereka pasti memendam rasa 'cinta...