Tiga Puluh Delapan

125 11 0
                                    

Hwang Ji Na tampak mempesona dengan balutan terusan panjang berwarna putih yang membungkus tubuhnya secara sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hwang Ji Na tampak mempesona dengan balutan terusan panjang berwarna putih yang membungkus tubuhnya secara sempurna. Belahan berbentuk V yang cukup dalam memamerkan bagian dadanya berhasil ia samarkan dengan menggerai sebagian rambut panjangnya ke depan. Wanita itu melangkah memasuki restaurant mewah sambil menggandeng erat lengan Min Hyun. Sementara, Ludwig memimpin langkah mereka menemui satu rombongan keluarga yang telah menempati salah satu meja dari restaurant yang telah mereka sewa ini.

"Ludwig, oh my god!" Ayah Ji Min, Park Hyun Soo menyambut sahabatnya dengan begitu bahagia.

Pertemuan keluarga itu pun diawali dengan sambutan yang sangat hangat. Kedua orang tua Ji Min memiliki pribadi yang sangat hangat. Dan, jangan lupakan kisah Suster Park yang berperan begitu besar pada kehidupan Ji Na kecil di Jerman dulu. Wanita paruh baya berterusan hitam yang elegan itu juga menyambut Ji Na dalam pelukan hangatnya.

"Cantiknya," Ibu Park Ji Min, Park In Ha merengkuh wajah Ji Na usai ia melepaskan pelukan eratnya. "Aku masih tak menyangka bisa bertemu denganmu lagi dan kau sudah menjadi gadis dewasa yang cantik. Entah apakah putraku berhak mendapatkanmu, ya?" tutup Ibu Ji Min dengan canda.

Ji Na tersenyum kecil meresponnya. Pandangannya pun otomatis bertukar dengan milik Ji Min. Pria itu tampan. Setelah cukup lama tak bertemu dengannya, Ji Min terlihat cukup mempesona dengan balutan jas hitamnya. Bahkan, rambutnya kini telah dicat pirang dengan tatanan membentuk koma yang memamerkan dahi indahnya.

Pria yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai tunangan Ji Na itu pun merentangkan tangannya, menyambut Ji Na dengan pelukan hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai tunangan Ji Na itu pun merentangkan tangannya, menyambut Ji Na dengan pelukan hangat. Usapan kecil Ji Min berikan pada punggung polos Ji Na. Keduanya berpelukan cukup erat, seolah saling mengerti bahwa mereka berada di situasi yang tak mereka inginkan. Ji Min bahkan mendapati Ji Na beberapa kali menghela napas beratnya samar-samar.

"Maaf, ya, karena permintaan Ayahku kau jadi terseret dalam rencana perjodohan ini," bisik Ji Min, masih sambil memberi usapan lembut pada punggung Ji Na.

Ji Na terdiam. Sejatinya, Ia pun tak mengerti apakah keputusannya untuk melanjutkan perjodohan ini tepat atau tidak.

"Pasti berat untukmu memutuskannya, kan?" tanya Ji Min sekali lagi.

SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang