Ada sebuah momen di awal masa sekolah menegah pertama Jae Hyun yang tak terlupakan. Momen di mana ia bertemu dengan Ji Na saat mereka baru saja menginjak status sebagai murid Ehren Middle School dalam bulan ke dua.
Saat itu...
Jarum jam dinding di kelas sudah hampir menunjuk ke angka 8 tepat. Kurang lima belas menit lagi bel akan berbunyi dan kelas akan dimulai. Suasana kelas Jae Hyun juga sudah ramai, bising dengan murid-muridnya yang saling membentuk gerombolan-gerombolan kecil yang tersebar di seluruh penjuru ruangan.
"Hey! Hey! Coba kemari!" dua orang temannya yang berdiri di sisi jendela memecah tawa Jae Hyun. Mereka melambai-lambai pada 4 orang temannya yang lain, termasuk Jae Hyun, untuk segera melangkah menghampirinya. Tiga teman Jae Hyun segera mengambil langkah mendekati 2 teman lainnya. Sementara, Jae Hyun bergerak malas mengekori mereka dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana.
"Lihat ke sana. Tau tidak? Perempuan itu, yang berkuncir kuda itu," satu temannya dengan nama Yoo Gyeom menunjuk ke satu arah, pandangan seluruh temannya mengikuti arah tunjuk Yoo Gyeom. Persisnya pada arah jam 3, di tepi sebuah lapangan untuk olahraga. Terlihat seorang wanita yang mengenakan pakaian olahraga satu-satunya tengah berlari mengelilingi lapangan seorang diri.
"Ah, Hwang Ji Na, ya?" Do Kyeom menyambar.
"Ya, murid pindahan Berlin," Yoo Gyeom menimpali, "dia baru satu minggu bersekolah di Ehren."
"Ahh, begitu rupanya~" Do Kyeom mengangguk-angguk, "pantas dia punya kedua bola mata yang berwarna cokelat terang."
"Kau pernah bertemu dengannya?" Yoo Gyeom sontak menoleh ke arah Do Kyeom dengan kedua mata membulat.
Do Kyeom mengangguk lagi. "Oh, dia cantik sekali jika dilihat dari dekat."
Sementara, Jae Hyun menyimak dalam diam. Pandangannya ia fokuskan pada sosok yang tengah dibicarakan itu sambil memperhatikannya secara detail. Gadis itu bertubuh kecil dengan kulit putih yang sangat pucat. Rambut kunciran kudanya bergoyang ke kanan-kiri setiap kali kaki-kaki kecilnya berlari.
"Tapi, baru satu minggu bersekolah di sini saja, dia sudah buat geger satu sekolah," Yoo Gyeom menambahkan.
"Kenapa?" Do Kyeom merespon.
"Kepala sekolah memberikan perhatian ekstra untuknya. Kau tidak tau, Jae Hyun-ah?" Yoo Gyeom menyenggol lengan Jae Hyun, lantaran ia menyinggung Kepala Sekolah Ehren yang merupakan Ayah dari Jae Hyun. "Ayahmu memberikan satu ruangan khusus di ruang UKS untuk Ji Na. Katanya permintaan orang tua Ji Na langsung."
"Ayahku...mengenal orang tuanya?" Jae Hyun mencicit bingung, sambil mengernyitkan dahi.
"Kau tidak tau?" Yoo Gyeom memastikan.
Jae Hyun menggelengkan kepala. "Aku tidak perlu tau semua anak dari kenalan Ayahku, kan," jawabnya sewot. Sementara, Yoo Gyeom memulai gosipnya lagi pada teman-temannya yang lain. Sementara, perhatian Jae Hyun tak teralihkan dari Ji Na.
Wanita itu terlihat mulai terseok-seok, kedua bahunya menurun bersama dengan kepalanya yang tak kuasa ia angkat ke atas. Peluh di tubuhnya juga sudah membasahi atasan olahraga yang dikenakannya. Sampai akhirnya wanita itu menyerah, dan menjatuhkan kakinya ke atas tanah.
"Yang jelas, katanya Kepala Sekolah sampai rela menyiapkan ruang UKS khusus untuk Ji Na karena satu hal. Ada rumor yang beredar bahwa..." Yoo Gyeom sengaja menggantungkan kalimatnya, membuatnya terkesan dramatis, "bahwa dia adalah vampire."
"Hah?! Yang benar saja!" teman Jae Hyun lainnya itu kompak melayangkan protes.
"Heee benar!! Untuk apa dia perlu ruang UKS khusus jika dia tidak menyembunyikan identitas aslinya, huh?" jelas Yoo Gyeom melebih-lebihkan ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just Friend
RomanceSinopsis : Siapa yang percaya bahwa tidak ada persahabatan sejati di antara pria dan wanita? Bahwa, tidak mungkin tidak ada kata 'cinta' di tengah-tengah persahabatan mereka? Bahwa, ada masa di mana salah satu dari mereka pasti memendam rasa 'cinta...