Malam ini waktu persis menunjukkan pukul 10 malam ketika Hwang Chan Sung memasuki rumahnya. Waktu yang tak biasanya bagi Chan Sung untuk pulang seawal ini. Ia tak akan buru-buru pulang jika Johnny tak menelphonenya beberapa waktu lalu, memberikan kabar menggemparkan bagi keluarga Hwang mengenai Ji Na.
"Hyung, Soo Hwa baru saja menelphoneku. Ji Na tertidur di kampus dan tidak mau pulang!"
Begitu katanya.
Oh, ya, menggemparkan sekali, kan.
Detik itu juga, Chan Sung buru-buru merebut kunci mobilnya dan melesat meninggalkan kantor kejaksaannya menuju rumah.
"Hyung," suara Johnny terdengar begitu Chan Sung sibuk membuang sepatu pantofelnya ke sembarang arah, dan siap berlari meninggalkan foyer tanpa memperdulikan kerusuhan yang ia ciptakan di sana.
"O! Johnny, bagaimana Ji Na?" tanyanya terburu-buru.
"Yah, ada di kamarnya. Min Hyun juga baru saja tiba," Johnny merapatkan bibirnya sejenak. "tubuhnya demam," ia lantas mengangkat nampan berisi semangkuk sup hangat, segelas air minum dan beberapa obat seperti yang diminta Min Hyun.
"Ah, kapan Si Bungsu itu berhenti membuat kita semua geger, hah?!" Chan Sung menggerutu kesal, lantas memasang sandal rumahnya dan mengambil langkah besar-besar menaiki tangga. Disusul Johnny di belakangnya.
Cklek.
Jantung Chan Sung seolah berhenti dalam sepersekian detik persis ketika ia mendapati adik bungsunya terengkuh lemah dalam pelukan Min Hyun. Detak jantung dan semua saraf yang bekerja dengan terlalu terburu-buru barusan mendadak bekerja dalam mode sangat pelan. Ia menarik dan menghela napasnya berat. Isak tangis Ji Na terdengar lemah, namun Chan Sung sangat membencinya.
Kedua pasang mata Chan Sung bertemu dengan milik Min Hyun. Pria itu menganggukkan kepalanya sedikit. Lantas, Chan Sung membawa kedua kakinya melengang memasuki kamar Ji Na dengan perlahan.
"Tidak bisakah kau membiarkan Min Hyun mengganti pakaiannya dulu, Honey?" Chan Sung merendahkan suaranya, serendah dan selembut mungkin. Ia duduk di sisi kepala Ji Na, mengusap puncak kepalanya yang bersembunyi erat-erat di perpotongan leher Min Hyun.
"Kau merusak jas putihnya dengan ingusmu itu," tutup Chan Sung dengan satu jitakan kecil di kepala Ji Na.
BUG!───"Aw!"
Ji Na meresponnya dengan satu pukulan kuat yang ia layangkan persis di lengan kekar Chan Sung. Kemudian, merangsek kembali ke pelukan Min Hyun. Sementara, Min Hyun memilih untuk terkekeh melihat tingkah keduanya.
"Okay, it's time for dinner," Johnny tiba di kamar Ji Na, dengan satu nampan penuh pesanan Min Hyun. Pria itu meletakkan nampannya di atas nakas dekat tempat tidur Ji Na. "Patah hati boleh, tapi kau harus makan!" celetuk Johnny.
Ji Na menggelengkan kepalanya. Memilih untuk melanjutkan tangisannya sambil mengeratkan pelukannya pada Min Hyun.
"Suhu tubuhmu sudah mulai turun, Sayang," Min Hyun bergerak mundur untuk melihat wajah Ji Na dengan jelas. "Makan sedikit, lalu minum obatnya," ia menitah sambil mengusap puncak kepalanya lembut.
"Besok kau ada audisi. Kau tak mungkin menari dengan kondisi seperti ini," Chan Sung merebut mangkuk supnya, "kau ingin Chan Sung Oppa suapi, hm?"
Ji Na menoleh, menyorotkan tatapan sinisnya untuk Chan Sung.
"Apa? Kenapa melotot begitu?" Chan Sung melawannya.
Min Hyun terkekeh, "jangan begitu. Ayo makan," ia beranjak duduk, lantas membantu adiknya untuk duduk dan bersandar dengan nyaman di sandaran tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just Friend
RomanceSinopsis : Siapa yang percaya bahwa tidak ada persahabatan sejati di antara pria dan wanita? Bahwa, tidak mungkin tidak ada kata 'cinta' di tengah-tengah persahabatan mereka? Bahwa, ada masa di mana salah satu dari mereka pasti memendam rasa 'cinta...