Dua Puluh Tujuh

203 12 0
                                    

Pagi lainnya di villa.

Ji Na keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan urusan rutinitas paginya. Wanita itu menghampiri cermin, memastikan ia cukup cantik pagi ini untuk menemui Jae Hyun. Ah, mereka bahkan tidur bersama semalam. Ji Na menyadari bahwa Jae Hyun tak meninggalkan ranjangnya tadi pagi, persisnya sebelum ia beranjak menuju kamar mandi. Sekarang posisi ranjangnya sudah kosong, Jae Hyun mungkin sudah keluar saat Ji Na mandi tadi.

Begitu Ji Na selesai memakai lipbalm di bibirnya, ia pun mengambil langkah keluar kamar dengan sangat ringan. Wanita itu bahkan memainkan helaian rambutnya yang ia gerai panjang sambil bersenandung ringan. Oh, ia bahagia sekali pagi ini setelah mendapat asupan romantis yang Jae Hyun berikan semalam, lengkap dengan panggilan 'Sayang' yang tanpa sadar meluncur dari bibir seksinya. Waw!

Senyuman Ji Na melebar begitu ia mendapat Jae Hyun di balik pantry dapur, bergabung dengan Ten dan Soo Hwa yang sibuk menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi~" sapa Ji Na riang.

Baru saja Ji Na berniat menghampiri Jae Hyun, ingin memeluk tubuh kekar pria itu dari belakang. Namun, In Ha sudah menyerobot langkahnya.

"Pagi, Wang!" sapa In Ha tak kalah riang sambil merangkul tubuhnya.

"Oh?" Ji Na mengernyitkan dahinya memandang In Ha. "Aneh sekali melihatmu berkeliaran pagi-pagi, huh."

"Benar, kan? Aku juga bicara begitu tadi," Soo Hwa menyambar dari arah dapur sambil menenteng penggorengan kotak berisi telur gulungnya.

"Serba salah sekali. Aku bangun siang diledek. Aku bangun pagi pun diledek," jawab In Ha sewot. "Aku tadi yoga, tau. Yo~ Ga~"

"Aaahhh~ Yo~ Ga~" respon Ji Na mengikuti cara In Ha bicara. Lantas tertawa sendiri.

"Oh?" In Ha tau-tau mendekati wajah Ji Na dengan tatapan menelisik. Tangan wanita itu bahkan mencengkram lembut pipi Ji Na dan mengangkatnya ke atas, "apa yang kau pakai di bibirmu?"

"L-lipbalm?" Ji Na mengernyitkan dahi. Menebak arah bicara In Ha.

"Ah, tidak, tidak," kernyitan di dahi In Ha semakin dalam. "Bibirmu terlihat berbeda. Seperti...lebih tebal dari biasanya," In Ha bahkan menolehkan wajah Ji Na ke kanan dan ke kiri, demi memastikan bahwa ucapannya benar.

Hal tersebut sontak membuat kedua mata Ji Na bergerak melirik ke arah Jae Hyun. Pria itu juga memperhatikannya dengan senyum tipis yang ia sembunyikan.

"A-ah, masa?" Ji Na tertawa hambar.

"Iya," In Ha menyambar semangat.

"Oh, aku... aku semalam makan ramyun pedas. Jadi, bengkak begini hehehe..." Ji Na ingat jawaban yang telah Jae Hyun siapkan untuknya jika seseorang mencurigai bibirnya. Dan, ya, jawaban itu terpakai.

"Benarkah? Setelah satu porsi samgyetang kau masih makan ramyun?" In Ha melepaskan cengkramannya dan memilih untuk berkacak-pinggang. "Wah, wah, ke mana semua lemak yang masuk ke tubuhmu selama ini, huh? Rupanya kau makan banyak sekali ya~"

"Hey," Ji Na memicing sebal, "jangan meledek begitu!"

"Hahahaha... tapi, ya, maksudku," In Ha mendekat lagi, "bibirmu jadi seksi."

Ji Na menahan senyumnya agar tidak terlalu lebar. "Benarkah?" tanyanya sambil menyentuh bibirnya sendiri.

In Ha mengangguk. "Dan, ini..." In Ha seolah menginterogasinya. Ia tau-tau menemukan bercak kemerahan yang ada di dekat leher Ji Na. "Apa ini? Tidak mungkin.....k-kissmark, kan?!" In Ha menutup mulut dengan kedua tangannya.

Pekikkan dramatis In Ha membuat seluruh penghuni dapur menoleh.

"K-kissmark apa? Siapa punya kissmark?" Soo Hwa membeo penasaran.

SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang