Tiga Puluh Lima

117 10 0
                                    

A few days after....

Ludwig Archard, Ayah empat Hwang Bersaudara itu sudah tiba di Korea sejak dua hari yang lalu. Pria berkebangsaan Jerman itu diam-diam memandang putrinya dari balik kaca mata yang membingkai wajah tampannya. Kedua mata kebiruan Ludwig menyorotkan desir khawatir yang luar biasa mengenai putri bungsunya. Ji Na, wanita itu tak menyambutnya sama sekali sejak kedatangannya di rumah. Tak seperti biasanya.

Jika biasanya Ji Na akan menjadi satu-satunya penghuni rumah ini yang sangat riang mengenai kepulangan Ludwig, tapi tidak untuk kali ini. Ji Na cenderung diam. Sunggingan senyum di bibirnya pun paling hanya bertahan selama beberapa detik, lalu hilang lagi. Saat ini, di momen makan malam pun, Ji Na hanya sibuk mengaduk nasinya tanpa membiarkannya masuk mengisi perutnya sama sekali.

Ludwig menghela napas berat, lantas meletakkan sendok di sisi piringnya. Mendengar helaan napas frustasi Ayahnya, Chan Sung dan Johnny saling melempar pandangan.

"Are you mad at me, Darling?" Ludwig bersuara sambil mengulurkan tangannya meraih tangan kecil putrinya yang duduk di hadapannya. Pria itu menyinggung perihal informasi perjodohan Ji Na dengan Ji Min yang sudah Ji Na ketahui sejak kemarin.

Ji Na memandang Ayahnya sejenak dengan ekspresi kecut yang berusaha ia sembunyikan begitu, lantas tersenyum paksa, "No, Dad. I'm fine," tuturnya bohong sambil menyumpal mulutnya dengan satu sendok kuah sup.

"Ngomong-ngomong, Min Hyun Oppa sudah menyiapkan gaun untuk acara pertemuan dengan orang tua Ji Min besok," Ji Na meletakkan sendoknya, memberi isyarat bahwa ia menyudahi makan malamnya, "sebaiknya, aku coba dulu gaunnya."

"Ji Na,"

"Selamat malam," Ji Na tak menggubris teguran Chan Sung dan memutuskan untuk memotongnya sambil beranjak berdiri dari kursinya.

Ketiga pria itu tak merespon banyak selain memperhatikan punggung Ji Na yang perlahan menghilang di tangga naik menuju kamarnya.

"You have to tell me what happen with her, Boys," Ludwig menatap satu-persatu putranya, kecuali Min Hyun karena ia sedang sibuk berada di rumah sakit, dengan serius.

Johnny menarik kedua tangannya dari atas meja, membawanya masuk bersembunyi ke bawah meja; menarik diri. Pria itu memandang Chan Sung, menyerahkan tanggung jawab itu pada Sang Sulung.

Chan Sung berdeham sejenak. "Begini, Ayah," pria itu menegapkan postur duduknya, "ada yang terjadi selama kurang lebih beberapa bulan ini. Persisnya setelah Ayah memintaku untuk mulai membatasi pergaulan Ji Na dengan laki-laki karena rencana perjodohannya dengan Ji Min."

Ludwig melepas kaca matanya, siap menyimak cerita panjang Chan Sung.

"Ayah, Ji Na mencintai Jae Hyun," Chan Sung memulai cerita panjang kisah Ji Na dan Jae Hyun.

*

Ludwig bahkan belum sempat mengganti kemeja kerjanya. Usai pulang kerja, ia langsung melesat ke ruang makan, ikut makan malam dan berakhir dengan mendengarkan seluruh kisah panjang mengenai putrinya dari Chan Sung. Kini, pria berjanggut lebat itu merenung di ambang pintu kamar Ji Na sambil memperhatikan punggung wanita itu dengan sendu.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang