Empat Belas

207 18 1
                                    

Pagi di suasana perayaan White Day yang cukup ramai dirayakan di gedung jurusan arsitektur setiap tahunnya. Terlebih lagi, di momen ini berita mengenai hubungan Jae Hyun dengan seorang wanita dari jurusan Psikologi pun merebak ke mana-mana. Menciptakan suasana cukup riuh, khususnya para mahasiswa yang sejak awal sebenarnya sudah mengincar Hwang Ji Na. Wanita itu selalu jauh dari jangkauan para pria sejak Jae Hyun masih berada di sekitarnya. Kini, rasanya bebas sekali bagi mereka untuk bergerak di sekitar Ji Na tanpa harus memperdulikan sorot tajam yang akan Jae Hyun arahkan.

Pukul 10 pagi ketika mobil kekar berwarna hitam metalik milik Chan Sung tiba di pelataran kampus Ji Na. Pria itu memarkirkan mobilnya tak jauh dari gerbang sekolah Ji Na, mengantar adiknya seaman mungkin sampai lokasi.

"Ja! Sudah sampai, Honey," Chan Sung berujar begitu mobilnya terparkir apik tanpa menghalangi akses masuk siapapun. Pria itu menoleh, memperhatikan Ji Na yang sibuk menyemprotkan minyak wangi di sekitar pergelangan tangan dan lehernya. "Oh! Kau genit sekali pagi ini," satu cubitan melayang di pipi adiknya.

"Kau tidak tau apa? Hari ini adalah White Day!" Ji Na memekik girang. "Waktunya para wanita," ia menunjuk dirinya sendiri, "mendapatkan hadiah dari pria-pria. Yuhu~ setelah sekian lama, aku benar-benar menantikan White Dayku tanpa Jung Jae Hyun hahaha..."

"Cih," Chan Sung berdecih. "Kau pikir akan ada pria yang memberimu hadiah selain Jae Hyun, hah?"

"Tentu saja ada!" Ji Na menyambar sewot. "Aku akan laporkan langsung semuanya padamu kalau perlu!"

Chan Sung tertawa sambil mengacak-acak puncak kepala adiknya dengan gemas.

"Sudah. Turunlah, aku harus ke kantor sekarang juga karena ada sidang nanti siang," titah Chan Sung.

"Hm. Hati-hati menyetirnya~" Ji Na berpamitan lengkap dengan satu ciuman singkat yang mendarat di pipi Chan Sung.

"Bye. Jangan lupa beri tau Johnny saat pulang."

"Okay!" bersamaan dengan itu, Ji Na menutup pintu mobil Chan Sung dan melangkah meninggalkannya sambil melangkah ringan.

Oh, ya, cuacanya terlalu indah untuk dibuat sedih. Ji Na tak ingin melewatkan hari-harinya dengan menangis dan meratapi perasaannya terhadap Jae Hyun terus. Lihatlah. Senyum wanita itu bahkan mengembang lebar setelah mendapati pemandangan bahwa masih ada banyak pria single yang tersebar di Kyunghee. Meskipun ia tak yakin apakah hatinya akan melepaskan Jae Hyun begitu saja. Tapi, ya, semua bisa dicoba.

Dan, ya ampun. Ji Na tak tau rasanya menjadi selebritis rupanya semendebarkan ini. Ia sibuk memainkan helaian rambutnya yang tergerai dengan genit sepanjang iringan tatapan para pria yang menggodanya. Hey, selama ini ia sibuk bersembunyi di balik punggung Jae Hyun. Rupanya begini rasanya! Aha!

Langkah kakinya terhenti beberapa kali hanya untuk sekedar menerima uluran hadiah dari pria yang melintas atau sengaja memanggil namanya dari kejauhan. Tangannya hampir penuh dengan cokelat dan bucket bunga.

"Ow! Selama bertahun-tahun, aku tak menyangka bahwa aku tak pernah mendapatkan ini semua," Ji Na melangkah sembari memperhatikan bucket bunga dan hadiah-hadiah lain yang ada dalam pelukannya. "Ke mana kira-kira mereka semua selama ini?" tanyanya pada keberadaan hadiah-hadiah itu setiap tahun.

Sampai satu rombongan pria──bahkan ada beberapa dari mereka yang berasal dari negara lain──menghadang langkah Ji Na dengan iringan gitar dan perlengkapan musik sederhana yang mereka mainkan.

Baby, you light up my world like nobody else

The way that you flip your hair gets me overwhelmed

SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang