Dua Puluh Satu

174 12 0
                                    

Kwon Ha Na menjadi satu-satunya orang yang linglung di tengah persahabatan yang ia jalin bersama Jae Hyun dan Ji Na. Dengan status baru yang ia sandang di nama belakangnya sebagai kekasih dari Jung Jae Hyun, rasanya pun tak ada yang berubah di antara mereka berdua secara spesifik. Dalam kurun waktu bertahun-tahun, Ha Na tetap merasa bahwa ia sendiri di tengah dunia Jae Hyun dan Ji Na.

Hembusan napas Ha Na terhela kasar untuk yang kesekian kalinya. Berkali-kali ia menempelkan ponsel ke telinganya kemudian menjauhkannya, terus terjadi begitu sambil merintih kecewa dalam diam. Ia memandang layar ponselnya yang masih menampakkan satu kontak yang sama sejak awal kedua kakinya menginjak gedung jurusan arsitektur.

Jaehyunnie~

Satu kontak yang sama sekali tak menjawab panggilannya selain suara dari operator yang mengatakan bahwa nomor Jae Hyun tidak aktif.

"Hah, ke mana pria itu?" gerutu Ha Na kesal sambil menyentak kakinya.

Sudah dua hari Jae Hyun hilang kabar. Meskipun sejatinya, mereka memang tak pernah berkomunikasi intens setiap harinya. Namun, memang selama dua hari ini nomor Jae Hyun sama sekali tidak bisa dihubungi.

Untuk ke sekian kalinya, Ha Na merasa seperti disingkirkan.

Parahnya lagi, nomor telphone Ji Na juga tidak aktif. Ha Na sudah pernah mencoba menghubungi wanita itu, barangkali ia tau posisi Jae Hyun. Namun, hasilnya nihil. Ji Na juga menghilang, melupakannya, entah ke mana.

"Huff, sudah kubilang mereka itu satu paket," kepala Ha Na merunduk dalam-dalam, memandang sepasang sepatu putihnya dengan sendu, "apa yang membuatku memilih untuk membuka hati dan mencoba menjalani hubungan dengan Jae Hyun, sih?"

Sekarang rasanya, mau pergi pun percuma. Ibarat kolam, ia sudah terlanjur tercebur. Tubuhnya sudah terlanjur basah. Keterlibatannya dalam drama persahabatan Jae Hyun dan Ji Na sudah cukup pelik dengan peran yang ia jabat sebagai kekasih dari Jae Hyun.

"Oh? Ha Na?" suara seorang pria yang diikuti suara langkah memburu menggema dramatis di sepanjang koridor.

Ha Na mengangkat kepalanya, mendapati sosok pria jangkung dengan tas ransel yang berayun-ayun sepanjang langkah cepatnya menghampiri Ha Na.

"Chang Min?" panggil Ha Na, menyapa salah satu teman kelas Jae Hyun yang ia kenal. Ngomong-ngomong, Chang Min adalah teman SMAnya juga. Jelas, pria itu mengenal Ia, Jae Hyun dan Ji Na dengan baik.

"Apa yang kau lakukan di gedung arsitektur?" Chang Min menolehkan kepala ke sekitar Ha Na, "sendirian?" tanyanya lagi.

Ha Na menganggukkan kepala sambil membenarkan posisi tas biola yang tersampir di salah satu bahunya.

"Aku..." Ha Na sempat satu. Pandangannya ia jatuhkan ke dalam kelas yang biasanya Jae Hyun hadiri. Namun, kali ini kelas itu kosong tak berpenghuni. "Anu... kelasmu kosong? Apa tidak ada mata kuliah?" tanya Ha Na basa-basi.

Chang Min menggelengkan kepalanya. "Kelasku diliburkan selama 2 minggu untuk fokus mengerjakan tugas proyek dari Kim Ssaem. Kau mencari seseorang?" tebaknya.

"Anu....apa Jae Hyun memberitaumu di mana dia berada sekarang?" Ha Na meremas kedua tangannya erat-erat.

"Ah, benar," Chang Min memekik, "kau mencari kekasihmu, ya?"

Ha Na mengangguk.

"Aku tidak tau Jae Hyun ke mana. Setelah kelas kami diliburkan, ia sama sekali tidak datang ke kampus. Kudengar, dia dan tim kelompoknya menginap di salah satu villa untuk menyelesaikan tugas proyek itu bersama. Memang Jae Hyun tidak memberitaumu?" jawab Chang Min.

SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang