Ji Na menyusul langkah cepat Jong Min memasuki aula basket. Para penonton masih mengisi kursi penonton sambil sibuk berbisik satu sama lain. Suasana cukup riuh meskipun para pemain tidak berada di lapangannya.
"Mereka di ruang istirahat," ucap Jong Min seolah membaca pikiran Ji Na mengenai di mana Jae Hyun sekarang.
Ruang istirahat mereka cukup luas. Sehingga mampu menampung dua tim untuk saling bicara satu sama lain. Ada beberapa ranjang tempat tidur, juga meja-meja untuk mereka makan. Begitu memasuki ruangan, Ji Na merasakan ketegangan menyelimuti ruangan ini. Hawanya seperti panas sekali. Ada Jae Hyun yang berdiri sambil mencengkram kerah kaos lawannya sambil melontarkan umpatan.
Jika sudah seperti ini, Ji Na tau bahwa situasinya tengah sangat sulit.
"Jika Jae Hyun tidak dihentikan, tim kita akan di skors dari pertandingan ini karena melukai tim lawan," Jong Min tak berani mengambil langkah lebih jauh. Ia menghentikan langkah, berbalik menghadap Ji Na dan menatapnya penuh harap. "Tolong bantu kami, eo?"
Ji Na mengangguk kemudian menepuk bahu Jong Min beberapa kali. "Boleh kau minta yang lain untuk pergi? Selain yang berkepentingan, mereka jangan ada di dalam ruangan."
Jong Min menuruti permintaan Ji Na, dan meminta beberapa orang untuk keluar.
Ha Na masih di dalam. Ia belum mendapati kehadiran Ji Na dan sibuk berusaha melerai Jae Hyun dengan lawannya sambil sedikit berteriak.
Sementara, Ji Na berusaha membaca keadaan. Ia menghampiri Min Gyu perlahan.
"Oh! Kau datang!" Min Gyu menghela napas lega.
"Apa yang terjadi? Kenapa dia semarah itu?" tanya Ji Na sambil berbisik.
Min Gyu menghela napasnya. "Tim lawan sangat kasar. Mereka sering sekali main fisik. Wajar jika Jae Hyun sejak awal tersulut emosi. Apalagi..."
Ji Na menunggu kelanjutannya.
"SIKAP MANA YANG BISA DIBENARKAN ATAS ALASAN TELAH MELECEHKAN SEORANG WANITA, HAH! MULUT SIALANMU ITU BENAR-BENAR TIDAK BISA HENTIKAN!"
Ji Na sontak menoleh begitu mendengar teriakan Jae Hyun. "Melecehkan?" kemudian, mengernyitkan dahinya sambil memandang Min Gyu.
"Iya. Kau," jawab Min Gyu. "Jae Hyun marah sekali karena Dae Hyun membicarakan tentangmu di tengah pertandingan tadi. Pria itu dengan kurang ajarnya membicarakan tubuhmu dan meminta Jae Hyun menyerahkanmu padanya. Ugh! Aku juga jadi bingung karena mau bagaimanapun Jae Hyun benar."
Helaan napas Ji Na terhela panjang. Ia tau situasinya, jadi yang perlu ia lakukan kini hanyalah tetap tenang.
"Bolehkah kau membantuku untuk menarik Ha Na dari sana sebentar? Jika dia ikut berteriak seperti itu, Jae Hyun akan semakin marah," Ji Na berpesan pada Min Gyu.
"Oke. Aku mengerti," Min Gyu bergerak bersamaan dengan Ji Na, menghampiri pergulatan itu.
"Jae Hyun-ah! Kau akan menghancurkan timmu sendiri kalau seperti ini!" Ha Na menjerit sambil mendorong sedikit bahu Jae Hyun, bermaksud memisahkan keduanya.
"Diam, Sialan! Apa yang kau lakukan di sini?! Minggir!" Jae Hyun menyentak tubuh Ha Na cukup kasar, membuatnya terhuyung ke belakang. Beruntung ada Min Gyu yang sigap menangkapnya.
Detik setelahnya, Ha Na mendapati keberadaan Ji Na. Wanita itu memandang Ji Na penuh harap sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda bahwa ia tidak apa-apa pada Ji Na.
Ji Na tiba di sisi Jae Hyun. Amarah pria itu membuatnya tak menyadari keberadaan Ji Na sampai Ji Na meraih tangan Jae Hyun yang mencengkram kerah kaos Dae Hyun dengan perlahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/291513523-288-k851896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just Friend
RomansaSinopsis : Siapa yang percaya bahwa tidak ada persahabatan sejati di antara pria dan wanita? Bahwa, tidak mungkin tidak ada kata 'cinta' di tengah-tengah persahabatan mereka? Bahwa, ada masa di mana salah satu dari mereka pasti memendam rasa 'cinta...