Baik Jae Hyun maupun Ji Na, keduanya puas sekali bermain-main di sekitar pantai. Pria itu bahkan berhasil membawa Ji Na masuk ke dalam air, membuatnya terbiasa dengan air sambil bermain kejar-kejaran seperti yang Ji Na sebutkan sebelumnya. Kini, matahari telah bergerak semakin ke bawah, siap berganti posisi dengan bulan. Untuk itu, keduanya memposisikan diri untuk menyaksikan matahari tenggelam itu di atas lounge beach sambil saling memeluk.
"Ah, aku tidak tau akan jadi apa momen kita hari ini kalau tidak ada Ten," gumam Ji Na sambil berkutat dengan kamera milik Jae Hyun yang ada di tangannya. Senyumnya tergelar saat ia memperhatian satu-persatu foto───oh, maksudnya, foto dirinya yang mendominasi kamera Jae Hyun. "Pria itu canggih sekali ya, dia bisa memperbaiki kameramu hahaha..."
Jae Hyun tak merespon banyak. Ia hanya berdeham sambil mengeratkan rangkulan tangannya pada pinggang Ji Na.
Oh, ya, mereka sudah berganti pakaian. Ji Na sudah mengganti pakaian renangnya dengan terusan putih kebesaran dan hotpants. Jae Hyun juga sudah terbalut hangat dengan celana chino dan atasan putih senada dengan Ji Na. Meskipun begitu, tangan Jae Hyun tetap bergerilya masuk ke dalam pakaian Ji Na, mencari kehangatan kecil melalui permukaan kulit perut Ji Na yang halus.
"Tapi," Ji Na mendongakkan kepala dari dada Jae Hyun, demi bisa memandang pria itu langsung, "bagaimana kabarnya dengan ponsel kita, ya? Chan Sung sudah mengomel terus karena aku tidak bisa dihubungi, hihihi..."
"Entah," Jae Hyun memposisikan lengannya di belakang kepalanya, "sepertinya Ten membawanya ke suatu tempat untuk diperbaiki."
"Begitu, ya," Ji Na kembali dengan kamera Jae Hyun. Tangannya lincah meluncur ke halaman potret, lantas ia arahkan kamera itu ke hadapannya dan Jae Hyun, "say cheeseee!!!"
CKLIK.
Satu foto berhasil memotret momen Ji Na yang tersenyum lebar dan Jae Hyun yang menatap ke kamera dengan begitu datar.
"Ah! Tersenyum sedikit, dong, Jung Jae Hyun," komentar Ji Na sebal begitu ia melihat hasil fotonya.
"Lihat, mataharinya mulai tenggelam," Jae Hyun memilih untuk mengalihkan pembicaraan.
"Oh!" Ji Na memekik bahagia. Kedua matanya membulat bahagia begitu mendapati matahari yang mulai terkikis oleh runcingnya garis pantai. "Ya ampun aku harus mengabadikan ini," wanita itu memilih untuk menyerahkan kamera Jae Hyun dengan keadaan stand by ke atas meja. Ia biarkan alat tersebut bekerja untuk merekam momen sunset yang begitu indah dengan pantulan kedua kaki mereka yang menyelinap sedikit ke dalam frame.
Begitu Ji Na kembali merangsek ke dalam pelukan erat Jae Hyun, semburat orange pun mulai memudar dari jubah langit. Bulatan matahari pun terlihat tak utuh lagi begitu ia beririsan dengan garis pantai, seolah kebesaran matahari itu mampu tenggelam ditelan oleh pantai dan meredupkan cahaya silaunya yang berwarna orange.
"Indah sekali, kan?" gumam Ji Na yang sama sekali tak melepaskan pandangannya dari pemandangan yang tersuguh di hadapannya itu. "Matahari seolah tak masalah saat garis pantai itu mengikis tubuhnya."
"Tak ada yang terkikis, Baby," Jae Hyun meluruskan. "Dia hanya beristirahat. Dan, dia tau persis di mana tempat yang nyaman untuk beristirahat dari pekerjaan yang sangat melelahkan itu. Ya, kan?"
"Benar juga. Bahkan, apapun yang ada di bumi saja tidak bisa sendirian, ya? Matahari saja masih butuh bantuan laut untuk beristirahat dan menyembunyikan sinarnya agar bulan bisa bekerja dengan maksimal saat malam," Ji Na mengangkat kepalanya, menatap Jae Hyun dari arah rahang seksinya. Senyum miringnya lantas tergelar, "matahari saja butuh pendamping. Apalagi aku, ya?"
Mendengar hal itu, Jae Hyun tau-tau menoleh. Ia menyorotkan tatapan anehnya untuk Ji Na sambil mencibir kesal.
"Perumpamaanmu itu basi sekali, serius," ledek Jae Hyun, yang langsung disambar oleh tawa renyah Ji Na yang menggelegar. "Belajarlah romantis lebih giat lagi, hahahah... tidak ada bagus-bagusnya kalimat itu," ia mencubit hidung Ji Na dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just Friend
RomanceSinopsis : Siapa yang percaya bahwa tidak ada persahabatan sejati di antara pria dan wanita? Bahwa, tidak mungkin tidak ada kata 'cinta' di tengah-tengah persahabatan mereka? Bahwa, ada masa di mana salah satu dari mereka pasti memendam rasa 'cinta...