Tujuh Belas

170 16 0
                                    

Kyaaaa!!! Inilah bahagianya bisa menginap!!

Ji Na bisa bebas melakukan apapun tanpa pengawasan ketiga kakak super protektifnya itu! Oh, ya ampun! Baru menginjakkan kakinya di pelataran villa milik In Ha yang berada di Gyeonggi-do saja Ji Na sudah menjerit bahagia. Wanita itu mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi ke udara sambil berteriak.

"Yuhuuu! 10 hari tanpa Hwang Chan Sung!"

Soo Hwa menyambar di belakangnya sambil tertawa gemas, "aku harus mendapatkan banyak hadiah karena ini. Ya ampun, Soo Hwa, kau sudah bekerja keras membujuk Chan Sung," ucapnya sambil menepuk bahunya sendiri.

"Hehehe..." Ji Na bergerak memeluk Soo Hwa erat. "Terima kasih, ya. Kau mau makan apa, hm? Aku masakkan, ya?"

"Hmmm..." Soo Hwa berpikir sambil memutar bola matanya ke atas. "Aku mau jajangmyeon, ya?"

"Siap!" sambar Ji Na semangat sambil memberikan hormat dari tangan yang ia tempelkan di ujung pelipisnya.

"Hey, hey, sudah belum sesi terima kasihnya? Barang-barang kalian masih di dalam mobil," sambar Ten yang berteriak dari arah bagasi mobil sambil menurunkan koper-koper milik Ji Na dan Soo Hwa. Kedua wanita itu lantas berlari menyusul Ten dan Jae Hyun yang sibuk menurunkan koper-koper mereka dari mobil.

"Apa kau bermaksud mau pindah ke sini, huh?" Jae Hyun mengerang kesal sambil menurunkan koper besar berwarna biru tosca milik Ji Na. "Apa saja yang kau bawa?" omelnya.

"Ya! Ini semua untuk keperluanmu juga, tau," sambar Ji Na tak terima, "aku banyak membawa produk skin care, juga hair care karena rambutmu kering sekali belakangan ini. Ada pengering rambut juga karena aku tau kalian semua akan berebut meminjam punya In Ha nanti. Obat-obatan untuk persiapan, sunscreen, belum lagi───"

"Iya, iya, cerewet," Jae Hyun melengos, malas mendengarkan ocehan tak berujung dari mulut Ji Na sambil menggeret koper biru tosca dengan tas ransel miliknya yang ia tampuh di atas koper Ji Na.

"Ya! Jae Hyun-ah~" kaki-kaki kecil Ji Na lihai berlarian mengejar Jae Hyun, lantas merebut lengan pria itu dan memeluk lengannya begitu ia berhasil menyamakan langkahnya dengan Jae Hyun.

"Sudah kubilang jangan memanggilku begitu," protes Jae Hyun atas kebiasaan Ji Na yang selalu menyebut namanya tanpa embel-embel.

"Ngomong-ngomong, nanti kau tukar kamar dengan Soo Hwa dan Ten, ya?" Ji Na tak menggubris perintah Jae Hyun, justru mengalihkan topik pada kamar-kamar yang telah mereka pilih saat di perjalanan tadi. Ji Na dapat kamar di lantai atas, bertetangga dengan kamar Soo Hwa dan Ten.

"Aku suka di bawah," Jae Hyun menjawab tak acuh.

"Aaahh! Aku tidak suka kamar di atas dan di pinggir jendela!" wanita itu merengek, menggoyang-goyangkan lengan Jae Hyun.

"Lantas apa hubungannya denganku?" Jae Hyun menyorotkan tatapan lelahnya.

"Kau tukar denganku. Kau tidur di kamar yang dekat jendela itu. Aku tidur di kamar Soo Hwa dan Ten. Sementara, mereka akan pindah ke bawah, setuju?"

"Tidak," Jae Hyun berlalu, mempercepat langkahnya memasukki villa milik In Ha tanpa menggubris jeritan Ji Na.

"Ya! Jung Jae Hyun~"

"Berhentilah merengek dan hadapi ketakutanmu sendirian, Hwang."

Kalimat terakhir Jae Hyun yang terlontar ringan dari bibirnya membuat langkah ringan Ji Na terhenti sejenak. Wanita itu terdiam, memandang punggung Jae Hyun yang semakin lama semakin menjauhinya sambil merengut. Rasanya aneh. Satu kalimat singkat yang sangat cuek Jae Hyun lontarkan tersebut mampu membuat pikiran-pikiran aneh hinggap di kepalanya. Apa selama ini Jae Hyun terganggu dengan dirinya, ya?

SOUL.MATE = Don't Wanna Be Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang