VIOLET 84

85 14 2
                                    

"Dyvira kapan sadar?" tanya ravindra kepada adamson.

Adamson menatap wajah dyvira "Paling cepat 3 hari, semoga tubuh dan darah cantik ga mengalami penolakan atas ginjal barunya"

"Mommy pasti sehat" lirih ken menatap mata dyvira yang tertutup.

"Lo ga pulang rav?

Kasihan istri lo capek." usul adamson.

"Ga kok, gapapa.

Aku ga capek, setidaknya kita bisa melewati waktu bersama dyvira." elak grace.

"Besok bisa datang lagi, lo butuh istirahat apalagi paginya kalian baru sampai.

Mending kalian istirahat aja"

Ravindra berfikir sebentar kemudian mengiyakan usulan adamson.

"Oke, kita balik dulu.

Kalau ada apa-apa, jangan lupa kabarin kita" pamit ravindra pada adamson.

Setelah kepergian ravindra dan grace, ruangan dyvira hening.

"Ken" panggil adamson lembut membuat anak itu mendongak menatap adamson.

Meski ken menutupi kesedihannya, namun adamson jelas melihat bahwa sorot mata ken sangat sendu.

Adamson mendekati anak sulungnya itu kemudian mengusap pelan kepalanya dan berkata "Ken istirahat dulu ya, sama adek. Mommy biar daddy yang jaga, ok"

Ken terlihat ingin menolak, namun dia sadar daddynya mengkhawatirkannya.

"Ayo kak, nial juga udah capek" ajak nial yang sebenarnya dia masih sangat bertenaga.

Ken menatap adiknya kemudian mengangguk.


Adamson menatap kedua buah hatinya hingga tubuh mungil mereka berdua memasuki ruang istirahat.

Pandangan adamson kembali menatap istri mungilnya, perlahan adamson duduk di kursi samping kiri brankar dyvira.

Tangan kiri adamson meraih tangan dyvira kemudian menempelkannya di pipi kiri adamson, sedangkan tangan kanannya membelai pipi dyvira yg masih nampak pucat.

"Sayang, cepat sembuh ya.

Ken sangat butuh kamu, kini hanya kita keluarganya.

Anak anak butuh kamu, aku juga.

Kamu tau?

Kakakmu juga ada disini buat jenguk kamu, istrinya juga datang.

Kamu ga mau ketemu mereka buat kasih selamat secara langsung?

hiks...... cepet sembuh sayang...." tangis adamson menghentikan begitu banyak kata-kata yg ingin dia ucapakan.

Genggaman tangannya semakin dia eratkan namun tak menyakiti, dia hanya ingin istrinya lekas sembuh dan beraktivitas seperti biasa.

Mendengar segala kemungkinan yg akan terjadi bila tubuh istrinya menolak ginjal baru itu, membuat kekhawatiran adamson semakin besar.

Rasanya otak adamson sangat kacau, belum lagi ken yang tak mengijinkannya membalas orang yg mencelakai lyla membuatnya semakin khawatir.

Adamson tertidur di kursi dengan masih menggenggam tangan dyvira seolah tak ingin melepaskannya.

Jam menunjukka pukul 01.00 dini hari, nial keluar dari ruang istirahat dan menghampiri brankar mommynya.

Nial duduk di kursi kanan melihat daddynya yang tertidur dengan memegang tangan mommynya, senyum mncul di bibir nial.

"Mommy cepat sehat ya, kasihan daddy.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang