Violet 43

119 22 16
                                    

"Mommy, daddy" teriak vidy yang berlari kearah meja makan diikuti ken dan nial.

Belum sempat adamson menceritakan beban dihatinya, buah hatinya datang.

"Nanti Setelah anak-anak tidur kita bicara di balkon. Oke" bisik dyvira yang diangguki oleh adamson.

Makan malam berlangsung seperti biasa, celoteh vidy meramaikan suasana di meja makan, godaan ken dan nial untuk adiknya pun juga menjadi kebiasaan yang masih menghiasi ruangan itu.

Namun tak dengan adamson, meski dirinya selalu menanggapi gurauan anak-anak nya, tapi dia tak fokus dengan tingkah mereka.

Malam semakin larut, adamson berdiri di tepi balkon sambil memandang gelapnya langit.

Adamson menoleh saat dia merasakan ada tangan yang menyentuh lengannya.

Dyvira menatap adamson intens sekaligus sedikit ragu, apa yang akan dikatakan oleh adamson kepadanya, yang bisa membuat adamson sangat terganggu dengan itu.

"Kita bicara di dalam aja ya, diluar dingin cantik" ajak adamson menarik tangan dyvira Masuk ke kamarnya.

Dyvira dia dudukkan sofa, sedangkan dirinya jongkok di depan dyvira dan menggenggam erat kedua tangan dyvira.

"Hei, kenapa? Jangan gini, ayo duduk yang benar adamson" dyvira sangat tak nyaman dengan perlakuan adamson saat ini.

Adamson menggeleng "maaf cantik"

Kening dyvira mengkerut bingung, maaf? Apa yg perlu dimaafkan dari adamson?

Bukankah harusnya dirinya yang berterima kasih atas bantuan adamson selama ini?.

Tesss...... Dyvira merasakan air mata adamson membasahi telapak tangannya yang masih digenggam oleh adamson.

"Aku menyembunyikan rahasia selama ini darimu.

Aku....
Hiks...." adamson menghentikan kalimatnya, dia semakin menyiapkan kekuatan agar dirinya mampu menghadapi dyvira Setelah ini.

Sebenarnya dyvira bingung, namun dia sengaja diam memberikan ruang agar adamson bisa meluapkan apa yang ingin dia katakan.

"Maaf atas kejadian yang membuat bunda tiada." dyvira menatap puncak kepala adamson dengan bingung.

Adamson mendongakkan kepalanya menatap dyvira yang juga menatapnya meminta penjelasan.

Adamson bangkit kemudian berjalan memasuki ruang ganti, dan kembali membawa sebuah boneka.

Deg....... Jantung dyvira berdetak semakin kencang.

Dia sudah paham kenapa adamson meminta maaf sebelumnya.

Adamson menyerahkan boneka itu di pangkuan dyvira.

Dengan perasaan tak menentu, dyvira menatap boneka tersebut yang kini ada di pangkuannya.

Adamson meraih tangan kanan dyvira kemudian berkata "Ini bonekamu.

Maaf aku menyembunyikan semua ini selama ini.

Aku....Aku masih belum memiliki keberanian mengakuinya.

Mengakui bahwa aku adalah anak laki-laki yang dulu kamu tolong.

Aku adalah gerald penakut itu, gerald yang membuatmu kehilangan bunda karena telah menolongku.

Aku.... Aku.....

Maaf.... Maaf karena semua penderitaanmu bermula dariku.

Andai kamu dan bunda tak menolongku saat itu, pasti bunda ga akan tiada.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang