VIOLET 53

107 16 6
                                    

Ditempat lain, adamson yang telah menerima kabar itupun memutuskan pulang bersama nial.

Sedangkan jimmy akan melanjutkan meeting.

"Sebenarnya apa yang telah terjadi pada nial sebelum ini?

Apa benar nial pernah terluka, hingga adamson membalas itu ke adrian" batin dyvira bingung.

Selain dirinya menenangkan vidy, dirinya pun bingung dengan kenyataan yang baru dia dengar tadi.

Tak butuh waktu lama hingga adamson memasuki kamar vidy dengan suara khawatir.

"Vidy gapapa kan?" khawatirnya yang masih menggendong nial.

Mata dyvira melihat dengan jelas adamson mendudukkan nial dengan perlahan di sebelah vidy sebelum bertanya lagi.

"Anak daddy gapapa?" tangan adamson memegang lengan vidy yang telah diperban.

Dyvira pov

Aku tau jika adamson selalu hati-hati dengan anak-anak.

Tapi sikapnya tadi semakin menguatkan firasatku bahwa nial pernah terluka oleh papi anthoni.

Adamson menatapku bingung dan bertanya "Kenapa cantik?"

Aku hanya menggeleng perlahan.

Aku ingin bicara Tapi bukan disini, ga di depan anak-anak.

Adamson sepertinya tau ada yang mengganjal dihatiku kini.

"Vidy istirahat ya, ditemani kakak.

Kalau butuh sesuatu, panggil daddy.

Oke sweety." bujuk adamson yang diangguki vidy.

Adamson mencium kening vidy sebelum kita benar-benar keluar dari kamar.

Di depan kamar, dengan lembut tangannya menyentuh tanganku agar mengikutinya ke ruang kerja.

Di dalam ruangan itu Aku masih terdiam, hingga suaranya yang lembut memecahkan keheningan itu.

"Ada apa cantik?

Apa yang ingin kamu tanya?" nada lembut itu membuatku terdiam.

Aku sadar jika memang nial pernah terluka, adamson pasti menyembunyikan itu demi kesehatanku.

Tapi jika mengingat wajah nial yang kesakitan dan tanya Aku di sisinya membuatku menolak untuk memahami adamson.

"Kapan?" dinginku menatap kedua iris mata yang sangat menyejukkan itu.

Adamson menghela nafas lembut, kemudian menggenggam tanganku.

"Saat nial ingin pergi ke kantor." jawabannya membuatku mengingat kapan itu terjadi.

"jadi...." aku terdiam sesaat.

"Maaf cantik" sesalnya.

"Jadi waktu kamu bilang kalian ada diluar kota itu?" kesalku menuntut jawaban yang lebih jelas.

Adamson mengangguk lemas, dia juga merasa menyesal saat mengingat nial terluka.

Raut wajah nya berubah, penyesalan karena tak bisa menjaga putranya sekaligus bersalah karena tak memberitahuku terlihat jelas dimatanya.

"Kenapa?

Hiks.....

Aku mommy nya adamson, aku berhak tau apapun yang terjadi dengan anakku." teriakku emosi membuatnya menatapku kaget.

"Aku sakit jika mengetahui bahwa aku orang yang ga tau saat anakku terluka.

Bahkan bukan aku yang ada di sampingnya" aku menangis emosi di depan adamson.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang