VIOLET 79

59 11 2
                                    

"Tolong nyonya, Setidaknya dengan begitu, ada bagian tubuh saya yang menemani anak saya hingga dia besar" sebenarnya itu hanya alasan lyla agar dyvira mau menerima ginjalnya dan ken pun tau.

Dengan amat sangat terpaksa dyvira mengaggukinya masih dengan tangisan.

Sesampainya mereka di rumah sakit, dyvira masih menggenggam tangan lyla hingga genggamannya terlepas saat lyla memasuki ruang UGD.

Dyvira terduduk diatas dinginnya lantai dan semakin keras menangis.

Ken mendekati mommynya, menumpu badannya diatas lututnya kemudian memeluk dyvira.

Dyvira membalas pelukan ken dengan air mata yang masih jatuh.

"Tenang mom, jangan seperti ini.

Nanti mommy drop, daddy dan adek sebentar lagi datang" ucap ken berusaha menenangkan dyvira.

Padahal sebenarnya disini ken juga butuh ditenangkan, namun anak itu bertingkah seolah dia baik-baik saja.

Dyvira melepaskan pelukan ken, kemudian menangkup wajah ken "Sayang, jangan sembunyikan kesedihanmu.

Ada mommy disini buat kakak, jangan seperti ini."

Ken menatap kedua pupil dyvira dalam-dalam, air matanya menetes tanpa aba-aba.

Sedetik kemudian ken terduduk dan meraung dalam tangisnya.

Dyvira menarik ken kedalam pelukannya, membuat ken semakin menangis.

"Mami ga akan kenapa-napa kan mom?

Ken ga pernah mengeluh jika papi membuang kita, ken ga pernah sedikitpun mengeluh saat papi tak menginginkan kita.

Tapi ken hanya mau mami tetap disamping ken mom.

Ken bahagia dengan keluarga baru ken, tapi ken tetap butuh mami." racau ken di dalam pelukan dyvira.

Dyvira memeluk anaknya itu semakin erat.

"Ken janji ga akan jadi anak nakal.

Ken akan selalu jagain adek mi.

Ken juga jagain mommy, sesuai keinginan mami.

Tapi ken mohon mami jangan pergi dari ken." tangis ken semakin kencang.

Adamson yang menggendong vidy, jimmy yang menggendong nial pun sampai di depan ugd.

Mereka terdiam melihat ken rapuh, bagi nial dan vidy ini pertama kalinya mereka berdua melihat kakaknya menangis.


Vidy dan nial berjalan mendekati ken.

"Aunty lyla pasti sembuh, kak ken harus yakin itu" ucap vidy menyemangati kakaknya itu.

Ken melepas pelukan dyvira kemudian menatap vidy dan nial bergantian.

Nial merentangkan kedua tangannya yang langsung diterima oleh ken.

Ken memeluk nial erat, seakan hanya nial yang memahami ken tanpa harus dirinya mengucapkan kata-kata.

"Kakak kuat, ada kita disini.

Nial akan bantu kakak buat balas dalang dari insiden ini.

Kita akan buat mereka sangat menderita hingga mereka memohon kematian mereka." bisik nial yang paham jika kecelakaan kali ini adalah dalang dari papi ken.

Kenapa nial berbicara seperti itu, karena dari reaksi ken sekarang dia tau bahwa kondisi aunty lyla akan susah untuk bertahan.

Ken bukan tipe yang akan menangis jika dirasa kemungkinan bertahan lebih besar daripada kematian.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang