VIOLET 70

178 18 6
                                    

"Memang sekarang aku tak bahagia?

Aku punya mommy yang selalu mensuportku, aku punya kamu dan anak-anak.

Apa lagi yang membuatku tak bahagia dengan semua itu?" lirihnya.

"Tapi mereka bukan anak kandung kamu adamson, nenek benar.

Kamu butuh penerus, keluarga gerald butuh anak darimu.

Dan itu yang belum kamu punya!" teriakku meluapkan emosiku dan seketika itu juga air mataku menetes.

Senyum remeh muncul di wajah adamson, membuatku sedikit takut.

"Ah aku tau, alasan sebenarnya kamu menyarankan agar aku menikahi wanita lain.

Dan itu bukan karena anak, tapi karena kamu ingin pergi dariku kan?

Setelah aku menikahi wanita lain dan memiliki anak dengannya, kamu akan pergi kan bersama anak-anak?" sarkas adamson membuatku menatapnya tak percaya.

Aku menggeleng membantah ucapannya itu.

"Memang sedari awal kamu ga berniat menikah denganku kan?

Atau kamu masih berharap bisa bersatu dengan alvin lagi?

Seharusnya bicara yang jujur, gaperlu dengan alasan darah dagingku" kata-kata adamson semakin membuatku sesak.

"Gak, kamu salah" tolakku yang berusaha mendekatinya.

"Salah? Kalau masalah anak aku udah berkali-kali bilang kan, ken, nial dan vidy cukup.

Jadi jika bukan itu alasannya, apalagi yang masuk akal hingga membuatmu mengijinkanku menikahi wanita lain?" emosi adamson.

"Aku hanya ingin kamu bahagia dan memiliki keturunanmu sendiri adamson, tolong ngertiin aku." tangisku yang kini menggenggam tangan adamson.

"Aku selalu ngertiin kamu cantik, selalu.

Kamu selalu menjadi prioritasku dari dulu, bahkan hingga saat ini.

Tapi pernah ga kamu yang ngertiin aku?" lirihnya.

"Bahagia?

Darimana kamu berfikir aku akan bahagia jika menikah dengan wanita lain?

Bagaimana bisa kamu mengira aku akan bahagia saat aku memiliki anak dengan wanita itu?

Aku tau, kamu terlalu baik hingga ucapan wanita tua itu menganggumu.

Tapi.......

Aku ga nyangka, kamu akan bertindak sejauh ini.

Sudah ku katakan berkali-kali, tentang anak-anak padamu kan.

Aku sudah tau rasanya menjadi ayah, nial dan vidy aku sendiri yang mengurus mereka." aku menatap adamson yang melapaskan genggaman tanganku.

Adamson menatap kedua tangannya dengan ekspresi sedih.

"Dengan tangan ini aku menggendong mereka berdua,

Bahkan aku masih bisa merasakan saat vidy menggenggam jariku.

Tangannya yang mungil menggenggam jariku dengan erat, sekan tak ingin melepaskannya.

Tubuh mereka yang kecil membuatku takut menggendongnya pada awal mereka lahir.

Tapi aku belajar untuk menjadi ayah yang baik untuk mereka.

Aku bahkan selalu menyerahkan urusan meeting kepada jimmy agar aku tak pernah meninggalkan mereka.

Aku selalu antusias melihat perkembangan mereka, meskipun pertumbuhan mereka tak sama.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang