VIOLET 18

429 26 1
                                    


"Bagaimana? apa nial bisa dipindahkan ke german?" tanya adamson kepada dokter didepannya.

kini Adamson dan Dyvira sedang ada diruangan dokter guna membahas ondisi nial.

Dokter tersebut menggeleng "terlalu beresiko tuan. tenang kita akan berusaha semaksimal mungkin dan melakukan yg terbaik. jika perlu kami akan mendatangkan dokter dari rs kita di German"

Adamson mengangguk, "tolong dok, selamatkan nial. hiks..." dokter tersebut mengangguki permintaan Dyvira.

Adamson merengkuh tubuh dyvira ke dalam pelukannya "tenang, kita lakukan yg terbaik untuk nial, dia pasti sehat. dia kan kuat kayak mommy'nya" sesekali Adamson mengecup puncak kepalamu agar membuatmu sedikit tenang.

Disinilah mereka berkumpul, didepan kaca ruangan Nial. ya karena kondisinya yg belum stabil maka tak ada siapapun yg diperbbolehkan memasuki ruangan Nial kecuali dokter dan suster.

Air mata dyvira selalu membanjiri wajah cantiknya, Bahkan vidy yg ada digendongan ravindra pun masih sesenggukan menangisi kondisi kakak tercintanya itu.

Hati ravindra terasa sangat pilu melihat adik dan keponakannya ini. Kenapa harus adiknya lagi? kenapa bukan dia saja yg menderita?

"cepet sembuh sayang. Jangan tidur terus, mommy kangen peluk nial. Apa yg nial rasa sayang? Yang sakit mana saja sayang? biar mommy yg gantiin.... hiks" lirih Dyvira menatap anaknya yg terbaring diruangan itu dengan berbagai alat ditubuhnya.


Ditempat lain, keluarga hutama sedang berkumpul di ruangan freya.

"sial dia, berani sekali melukai freya didepan mataku" umpat albert membuat rafa menatap kakaknya dengan sorot mata tajam.

"Sebenarnya apa yg freya lakuin sih? Dyvira ga bakal seperti itu kalau ga keterlaluan atau menyangkut anaknya lho" pancing afza membuat freya gelagapan.

"Terserah, yg penting yg dilakuin itu salah dan ga bener afza!" bentak albert membuat rafa geram.

"Jadi kalau kak freya salah kak albert masih belain kak freya gitu maksud kaka?" sinis rafa

"Jelas, dia istriku dek." mantab albert membuat daniel sedih.

"Jadi kamu akan melawan adikmu lagi albert." batin daniel berkaca-kaca.

"Rafa ga nyangka kak albert masih sepicik ini. Dulu kita kehilangan Audy gara-gara keegoisan kak akbert yg membuat keputusan sepihak tanpa menyelidiki kebenarannya. dan ternyata sekarang kak ulangi lagi?" sindir rafa membuat albert geram.

Karena bagi albert ini posisinya beda, yg ditentang bukan adiknya tapi orang lain.

Albert meraih ponselnya dan segera menghubungi ravindra agar datang ke rs.

"mending lo pergi rav, temui kakak lo itu. daripada semua makin berantakan" tegas adamson yg membuat ravindra menurut.

Adamson mengambil alih vidy dari ravindra.

Ravindra membelai surai dyvira lembut, "kakak pergi dulu, nial pasti sembuh. nanti kakak kesini lagi" pamit ravindra yg tak dihiraukan dyvira.

Tatapan dyvira hanya tertuju pada tubuh anaknya yg tak berdaya, dia bahkan menulikan telinganya dan itu membuat ravindra semakin perih.

"kalau ada apa-apa kabarin gua ya, tolong" pinta ravindra yg diangguki adamson.


Kemudian ravindra dengan segera meninggalkan IMC menuju Medika Hutama guna menjenguk freya yg bahkan sebenarnya dia benci.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang