VIOLET 41

165 24 7
                                    

Adamson mengangguk membuat dyvira menghela nafas kemudian segera menyiapkan satu porsi makan untuk nial.

"Maaf ya mi jadi ngerepotin mami" dyvira merasa tak enak dengan calon mertuanya itu.

"ga ngrepoti ko sayang, mami seneng bisa semakin dekat dengan cucu mami.

Yaudah mami bawa sarapan buat nial dulu ya, sekalian mau pdkt ke cucu ganteng mami" dengan segera elise menuju kamar nial diikuti satu maid yang membawa sarapan nial.

sesampainya elise di depan kamar nial, dirinya menghela nafas sebentar kemudian mengetuk pintu dengan perlahan.

Tok....tok.... "Nial sayang, oma masuk ya" ucap elise yang tak dijawab oleh nial.

Elise menatap maid di belakangnya kemudian meraih nampan berisi sarapan nial, "Biar saya yang membawa ini" Perintah elise yang langsung dituruti oleh maid tersebut.

Elise kemudian memasuki kamar nial, pemandangan yang ada di kamar itu membuat elise menghela nafas sekali lagi.

Dengan segera elise memasuki kamar nial dan menutupnya kembali.

"Cucu oma kenapa sayang?" tanya elise saat meletakkan nampan diatas nakas.

Nial masih tak menjawab pertanyaan elise membuat elise jongkok di depan nial dan berkata "Nial sayang, oma tau ini pasti masalah tysa kan?

Nial khawatir dengan mommy kan?"

Respon nial hanya menatap kedua manik mata elise dengan penuh arti.

Elise menggenggam kedua tangan nial "Tysa ga ada hak apapun untuk menolak pernikahan mommy dan daddy sayang, oma yang akan memastikan pernikahan mereka berjalan sesuai rencana.

Jadi nial jangan khawatir ya, Kasihan mommy.

Mommy akan sedih lihat nial seperti ini.

Lagian kan masih ada daddy, nial tau sendiri daddy nial seperti apa kan?" Elise berusaha membuat cucunya ini tak terlalu khawatir.

Elise sangat paham dengan karakter nial, meski dia bukan anak kandung adamson namun sikapnya tak berbeda jauh jika menyangkut mommynya dan adiknya.

"Tapi oma, tysa....." nial tak melanjutkan ucapannya membuat elise penasaran.

Elise mengerutkan alisnya menanti cucunya ini melanjutkan ucapannya.

"Kenapa sayang?" tanya elise lembut.

Nial meraih saku celananya, meraih smartphone nya membuat elise semakin penasaran.

Setelah menemukan apa yang dicari, nial memberikan ponselnya ke elise.

Tangan elise menggenggam ponsel nial erat karena menahan emosinya.

Elise menatap nial, membelai pipi kiri cucunya dan berkata "Serahkan ini ke oma, oma akan memberikan tysa pelajaran karena berani-beraninya dia menyabotase gaun dyvira."

Nial hanya menatap omanya masih tanpa ekspresi.

Elise mengembalikan ponsel nial "Oma janji akan membereskan ini, oh ya oma ada berita bagus. Mommy setuju dengan pestanya, tapi pesta itu diadakan dengan alasan ulang tahun pernikahan."

Nial mulai tersenyum mendengar itu, membuat elise bahagia.

Cucu kecilnya ini sudah dewasa sebelum waktunya, bahkan sudah menjadi menakutkan hanya demi bisa melindungi mommy nya dan adiknya.

Elise selalu berupaya mengembalikan senyum polos nial seperti anak pada usianya.

"Makasih oma...." sebuah pelukan dari nial membuat elise merasa berhasil membuat senyum cucunya kembali.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang