VIOLET 68

121 15 3
                                    

Jimmy membukakan pintu mobil "Silahkan tuan" ucapnya sopan.

Adamson meletakkan dyvira perlahan dan dirinya duduk di sebelah dyvira.

"Kita ke Restoran dulu jim sebelum meeting. Kurasa istriku kini lapar setelah cemburu tak jelas dengan semua wanita tadi" Goda adamson yang dijawab cubitan oleh dyvira.

"Aku ga cemburu ya" ketus dyvira

"Cuma sebel aja, kenapa mereka melihatmu seperti itu"

Adamson membelai kepala dyvira yang berada di bahunya perlahan "Ya mau gimana lagi, pesona suamimu ini tak bisa dipungkiri cantik.

Jadi wajar jika mereka seperti itu.

Dyvira memukul paha adamson geram dengan tingkat ke pedean suaminya.

"Udah-udah gausah sebel sayang, aku milikmu dan akan tetap seperti itu." Adamson sangat tulus mengatakan itu.

Kini mereka telah sampai di ruang meeting, setelah makan tentunya.

"Ah tuan adamson" sapa rey yang berdiri dari duduknya untuk menyapa adamson.

Adamson hanya mengangguk dan memastikan istrinya duduk dulu baru menjawab rey "Duduk aja rey, ga usah pura-pura sopan"

"Ini pasti nyonya dyvira, senang bisa bertemu anda.

Saya ga nyangka bisa bertemu wanita yang bisa menaklukan seorang adamson" goda rey yang langsung di hadiahi tatapan tajam oleh adamson.

"Bersyukur lo sama gua, karena hari ini bisa ketemu bidadari" ketus adamson.

"Ish, masih adamson yang lama.

Gua kira bakal berubah setelah menikah ama bidadari, tapi tetep aja jadi setan." sindir rey.

Dyvira hanya tersenyum menanggapi godaan rey ke adamson itu.

"Berisik, gua tarik juga tar nih invest gua ke lo" ancam adamson yang membuat rey bergidik ngeri.

Setelah melempar godaan dan ancaman akhirnya mereka memulai meeting.

Baru sejam meeting berjalan, dyvira meninggalkan ruang tersebut menuju toilet.

Dyvira baru melangkah memasuki toilet namun dia disambut dengan suara tangisan dari salah satu bilik.

Awalnya dyvira tak menghiraukan suara tangisan itu, namun saat dia akan meninggalkan toilet dan masih mendengar suara itu akhirnya dyvira tak tega.

Tok...tok.... "Mbak gapapa?" khawatir dyvira.

Namun tak ada yang menjawab dyvira.

"Kalau mbak nya ga jawab saya minta tolong orang buat buka paksa bilik ini ya?

Saya khawatir sama mbaknya" ancam dyvira.

Masih tetap tak ada jawaban, akhirnya dyvira keluar dari toilet dan mencoba mencari bantuan.

Nasib baik berpihak ke dyvira, dia melihat ob dan segera meminta tolong membuka paksa bilik toilet.

Brakkk.........

Mata dyvira membelalak kaget melihat wanita dibalik bilik tersebut.

Dengan segera dyvira menghampirinya namun wanita tersebut menodongkan pisau kearah dyvira.

"Pergi....hiks....." usir wanita itu.

Tatapan dyvira fokus ke pergelangan tangan wanita itu yang terus mengeluarkan darah.

"Kalau seperti ini terus, bisa bahaya.

Nyawanya bisa ga ketolong" batin dyvira khawatir.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang