VIOLET 50

127 13 27
                                    

Bahkan nial tak menangis saat perih di dadanya muncul, dia hanya diam dan sesekali memejamkan matanya guna meluapkan sakitnya.

Tesss.... Air mata adamson menetes tepat di pipi nial membuat nial membuka matanya.

"Daddy kenapa?" sedih nial.

Adamson mengusap Air matanya lalu menggeleng.

"Nial, kalau nial merasa sakit bilang sama daddy Ya.

Jangan ditahan, oke" sedih adamson yang diangguki nial.

Adamson mendudukkan nial dipangkuannya kemudian memeluk tubuh rapuh nial perlahan agar tak terkena luka nial.

Tak perlu waktu lama, mereka sampai di mansion.

Nial yang awalnya sedang tertidur di gendongan adamson, kini terbaring di kasur empuknya.

"Dad, vidy kangen kakak" rengek vidy yang diajak keluar dari kamar oleh adamson.

"Nanti kalau kakak bangun vidy bisa main sama kakak, oke" bujuk dyvira yang akhirnya di setujui vidy dengan amat terpaksa.

Setelah semua meninggalkan kamarnya, nial membuka matanya.

Segera dirinya meraih ponselnya.

Saat dirinya mengaktifkan ponsel tersebut, banyak pesan yang membuatnya pusing.

Namun dari semuanya, hanya satu yang membuatnya senang.

"Adamson telah membeli beberapa persen saham dari anthoni tuan"

Nial tersenyum Namun sesaat kemudian dia menahan nyeri dari luka di dadanya.

Disibakkannya selimut, dengan perlahan dirinya berjalan kearah kaca.

Di bukanya perlahan kancing bajunya perlahan, terlihat bekas jahitan membuat nial menghela nafas.

"sepadan lah demi kebahagiaan mommy dan semuanya" lirih nial memandang bekas lukanya.

Ceklek, pintu terbuka dan nial sebera menutup lukanya.

"Aku tau nial kemarin sebenarnya ga ke luar kota.

Pasti ada sesuatu yg terjadi kan?

Dan terbukti dengan luka itu" ucap ken membuat nial tersenyum.

Ken menutup pintu, nial segera duduk di tepi ranjang diikuti ken.

"Ya ken benar, kemarin opa buat nial jatuh.

Dan luka tadi dari jatuh.

Jangan sampai mommy Dan vidy tau" pinta nial yang diangguki ken.

"Yaudah sekarang nial istirahat, ken disini buat jagain nial" semangat ken yang sebenarnya memendam emosi kepada opanya.

Hari berganti dengan cepat, tiga Hari berlalu.

Kini adamson dan jimmy sedang berjalan menuju ruang meeting di perusahaan anthoni.

Ceklek....

Semua yang telah ada di ruangan itu segera menatap arah pintu dan menatap adamson kaget.

Semua orang memang tau bahwa anthoni adalah papi dari seorang adamson, tapi selama ini dalam hal usaha keduanya tak pernah bersama bahkan selalu bersaing.

Bukan hanya yang lain, bahkan anthoni pun kaget dengan kehadiran anaknya itu.

"Maaf kami terlambat" jimmy mengatakan itu dengan tetap meninggalkan aura mendominasi.

Jimmy menarik kursi untuk adamson, dan dirinya berdiri di belakangnya.

"Silahkan di lanjut" ucap jimmy membuat semuanya tersadar dari lamunan.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang