VIOLET 55

110 18 10
                                    

"Pakai ini aja" lirih adamson yang langsung memasangkan flat shoes yang nyaman untuk istrinya itu.

"Udah, puas tuan adamson" ketus dyvira yang diangguki adamson.

Pemandangan itu tertangkap oleh kelima kakak dyvira.

"Semoga honey selalu bahagia"

"Ya, aku yakin adamson orang yang tepat untuknya"

"Akhirnya dyvira kita bahagia"

"Yap, meski harus jauh dari kita asal dia bahagia itu tak masalah"

"Semoga adamson tak akan menyakiti dyvira kita" lirih mereka bergantian.

Pesta kini telah selesai, hanya menyisakan keluarga dan anak buah adamson.

"Kapan nih kak ravi nyusul?" sindir dyvira.

"Tunggu aja, ga lama kok" jawab ravindra bangga.

Semua di ruangan itu kaget, apa ravindra telah menemukan seseorang untuk dinikahinya.

"Serius?

Udah ada calon?" dyvira penasaran yang hanya di angguki oleh ravindra.

"Ahhhhhh kak ravi, kenalin dong" semangat dyvira.

"Masih di simpen allah, atau mungkin skrg lagi jaga jodoh org" jawab ravindra yang membuat siapapun yang mendengar terdiam.

Plakkkk.......... Setangkai bunga dilempar tepat ke dada ravindra oleh dyvira.

"Ish dasar jones" ketusnya.

"Ah sepertinya papi telat" ucap seorang laki-laki yang kini berjalan menuju adamson dan dyvira.

Elise secara reflek berdiri di depan dyvira, melindungi menantunya itu karena dia tau bahwa mantan suaminya ini datang dengan maksud tak baik.

"Elise, apa kabar.

Bisa minggir sedikit, aku ingin bertemu anak dan menantuku juga" ucap laki-laki itu tanpa dosa.

"Anthoni, kamu tak diterima disini.

Acara sudah selesai, jadi lebih baik silahkan pergi" usir elise membuat senyum Anthoni mengembang di wajahnya.

"Ah jika memang kehadiranku tak diterima, apalagi dia" ucapnya dingin.

Tubuh anthoni berbalik dan menatap arah pintu.

Tak.....tak.....tak......

Suara langkah kaki memasuki ruangan itu.

Dyvira menggenggam tangan adamson erat, sangat erat hingga adamson berkata lirih "Semuanya akan baik-baik saja"

Dyvira mengangguk perlahan kemudian menatap sosok yang semakin mendekati mereka.

Sosok itu berhenti di samping anthoni dan tepat berada di depan elise.

"Maaf nyonya, bisakah saya berbicara dengan menantu anda?" tanyanya lembut membuat dyvira semakin tegang.

Elise menoleh kearah menantunya untuk bertanya, namun sebelum dyvira menjawab sosok itu melewati elise dan menghampiri dyvira.

"Kenapa?" pertanyaan yang meluncur ke dyvira.

"Alya... Gimana kamu bisa disini?" jawab dyvira panik.

Ya itu adalah alya.

"Kenapa?" teriaknya menatap dyvira penuh kemarahan.

Dyvira diam dan seakan tau, bahwa alya mengetahui jati dirinya.

"Kenapa kamu tega menyakiti alvin sampai sejauh ini audy?" suara alya sangat dingin hingga membuat anthoni tersenyum puas.

VIOLET (Sequel She Is Everything)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang