Sesampainya di kamar, Clarisa segera membersihkan badannya di kamar mandi karena dia merasa badannya lengket dengan keringat. Clarisa keluar dari kamar mandi kemudian mengeringkan rambutnya sebentar. Setelah itu Clarisa merebahkan tubuhnya di kasur single miliknya. Clarisa menscroll instagramnya yang penuh dengan akun akun tentang badminton dan tiba-tiba dia teringat kejadian di istora tadi.
Clarisa menatap langit-langit kamarnya. Lagi -lagi Clarisa merutuki kebodohannya tadi.
"Ishh kenapa tadi gue nggak minta foto sih, kan kejadian langka, mana kesan pertamanya malu-maluin lagi" gerutu Clarisa dengan menghentak-hentakkan kakinya di kasur.
****
Keesokan harinya, Clarisa segera menuju kampus yang lumayan dekat dengan kosnya. Clarisa merupakan mahasiswi semester akhir di salah satu universitas terbaik di Indonesia jurusan ilmu komunikasi. Karena semester akhir, Clarisa tidak memiliki jadwal di kampus yang padat, dia ke kampus hanya untuk bertemu dengan dosen pembimbing. Namun Clarisa selalu tidur tengah malam demi merampungkan skripsinya agar bisa lulus tepat waktu.
Setelah selesai urusannya dengan dosen pembimbing, Clarisa menuju ke kantin, dia merasa lapar karena dari tadi malam Clarisa tidak makan apapun. Clarisa memesan gado-gado kemudian dia mencari bangku di kantin. Clarisa menuju tempat paling pojok karena suasana kantin begitu ramai saat ini.
"Claaaarr!" Teriak Karin saat Clarisa sedang asyik mengunyah makanannya. Karin berlari menuju meja di mana ada Clarisa. Clarisa yang dihampiri itu mendecak sebal dengan kelakuan temannya.
"Apasih, Rin! Nggak usah teriak-teriak kenapa!" Ketus Clarisa.
Karin hanya nyengir bagai kuda.
"Cla, nanti temenin gue ke istora yuk" kata Karin
"Gue nggak beli tiket, lu mau beliin gue tiket masuk emang?" Tanya Clarisa tanpa menatap Karin karena sibuk dengan gado-gadonya.
Karin menghela nafas panjang, dia menggelengkan kepalanya.
"Terus gue yang beli tiket? Udah habis kayaknya, Rin tiketnya" Tanya Clarisa.
"Ke istora nggak nonton, Cla" jawab Karin pelan.
Clarisa yang sedari tadi sibuk dengan gado-gado yang sekarang sudah habis tak bersisa, ia menatap Karin tajam. Seolah ia bertanya kepada Karin kenapa datang ke istora tapi tidak untuk menonton pertandingan.
"Gue mau ketemu sama kakak gue" jelas Karin singkat.
"Kakak lu kerja di istora, panitia Asian Games?" Tanya Clarisa.
"Bukan, udahlah ntar aja, lu gue kenalin ke kakak gue, anterin yah"
Clarisa mengangguk mengiyakan. Sebenarnya dia sangat penasaran siapa kakak sahabatnya itu. Karena selama ini Karin tidak pernah menceritakan kakaknya kepada teman-temannya. Bahkan Clarisa tidak tahu kalau ternyata sahabatnya itu punya kakak. Karin selama ini selalu menolak ajakan teman-temannya untuk main ke rumahnya, selalu ada saja alasan yang dibuat Karin.
****
Istora
Clarisa dan Karin sampai di istora, hari ini sebenarnya merupakan pertandingan dari tunggal putra, ganda putri dan ganda campuran. Tapi Clarisa dan Karin tidak menonton pertandingan karena kehabisan tiket, mereka memutuskan untuk pergi besok bersama Dinda, dan juga Marsha.
Karin mengajak Clarisa untuk pergi ke player's lounge mencari kakaknya. Clarisa yang mengikuti Karin bingung sekaligus deg deg an. Pasalnya player's lounge merupakan tempat berkumpulnya atlet-atlet dan official sebelum bertanding.
Sesampainya di depan pintu player's lounge, Karin tampak bingung mencari-cari keberadaan kakaknya di mana. Tiba-tiba seseorang menghampiri Karin, Clarisa tekejut melihat orang tersebut, karena Clarisa sangat mengenalinya. Apa iya kakak dari Karin adalah seorang atlet bulu tangkis, kenapa dia tidak pernah cerita ke teman-temannya.
"Kenapa?" Tanya atlet itu kepada Karin yang tengah celingak celinguk mencari keberadaan seseorang.
"Ci, lihat mbak Wid nggak?" Tanya Karin.
"Di dalem, masuk aja ke dalem, Rin, kayak sama siapa aja lu" suruh salah satu atlet tersebut.
Atlet yang ditemui Karin tersebut adalah Liliyana Natsir atau yang biasa dipanggil dengan 'Ci Butet'. Karin masuk ke dalam player's lounge untuk mencari keberadaan kakaknya.
"Rin, itu temennya nggak diajak masuk?" Tanya Ci Butet menunjuk Clarisa yang hanya bengong di depan pintu.
"Cla, ayoo, yee malah bengong lu" kata Karin membuyarkan lamunan Clarisa. Clarisa hanya mengangguk dan mengikuti Karin di belakangnya.
Di dalam player's lounge banyak atlet yang akan berjuang hari ini baik atlet Indonesia maupun luar negeri, Karin terlihat menyapa beberapa atlet yang mungkin kenal dengan dia. Tapi tidak dengan Clarisa yang hanya diam dan bingung apa yang harus dilakukan.
"Mbak, ini laptop lu" kata Karin saat dia menemui orang yang di cari.
"Lama banget sih lu, jamuran tau nggak gue nungguin!" Kata mbak Wid dan menerima laptop yang diberikan.
"Yeee sorry, Mbak tadi baru selesai urusan sama dosen siang soalnya" Karin beralasan, tapi memang itu kenyataannya.
"Eh, Cla, kenalin ini kakak gue, Mbak widya, kayaknya lu udah kenal sih" Kata Karin kemudian setelah dia sadar ada Clarisa di belakangnya diam seperti patung.
Clarisa tersadar dari lamunannya "Halo mbak Wid, gue Clarisa" kata Clarisa dan mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan. Mbak Wid pun msngulurkan tangannya untuk membalas jabatan tangan Clarisa.
"Halo, Clarisa" kata Mbak Wid.
"Kok lu nggak pernah bilang sih, Rin, kalau lu adiknya Mbak Wid" Kata Clarisa ketus.
Karin hanya tersenyum semanis-manisnya. "Cuma lu doang yang gue kenalin, yang lain enggak, jangan ember lu" kata Karin.
"Cla, Karin tuh emang nggak mau ngenalin gue ke temen-temennya dari dulu, padahal gue mah seneng-seneng aja dikenalin ke temen-temennya. Emang dasar nih bocah parnoan" jelas Mbak Wid.
Clarisa yang mendengar penjelasan dari Mbak Wid hanya mengangguk mencoba untuk memahami perkataan Mbak Wid.
"Gue tuh nggak mau punya temen yang cuma mau manfaatin gue doang, temenan sama gue cuma mau sksd sama kakak gue, gara-gara kakak gue kenal sama atlet-atlet badminton, dan gue juga kenal deket beberapa dari mereka kan" jelas Karin seakan tau apa yang ada di dalam otak Clarisa.
Setelah perkenalan Clarisa dengan Mbak Wid dengan cerita-cerita banyak hal akhirnya Karin dan Clarisa memutuskan untuk pulang karena hari sudah semakin sore. Clarisa juga meminta agar Mbak Wid mengkonfirmasi permintaan untuk mengikutinya di instagram.
"Rin, besok lu habis nonton temuin gue lagi ya" kata Mbak Wid setelah Karin pamit. Karin mengangguk.
Selamat membaca🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Suppose - Kevin Sanjaya [END]
Teen FictionFOLLOW DULU YAHH❤️ . . . Terkadang definisi cinta itu bukan saling memiliki. Terkadang kita harus melepas orang yang kita sayang untuk kebahagiaan masing-masing. Kisah ini menceritakan perjalanan cinta Clarisa Ginanita Wijaya bersama kekasihnya. Wal...