23

367 25 1
                                    

Rembulan yang menyinari malam kini digantikan mentari yang menyapa manusia di pagi hari. Burung-burung bernyanyi dengan merdunya, ayam berkokok dengan riangnya. Clarisa segera bersiap-siap untuk pergi mengelilingi Jogja bersama Kevin. Clarisa berjalan ke arah lemari dan membukanya memilih baju yang cocok dikenakan untuk jalan dengan Kevin. Kali ini Clarisa tidak mau terlihat jelek tapi juga tidak mau terlalu mencolok saat jalan dengan Kevin. Semoga saja jalannya kali ini sesuai harapan Clarisa batinnya. Setelah menemukan baju yang menurutnya cocok, Clarisa segera menuju ke kamar mandi yang ada di belakang rumah neneknya. Karena model rumah nenek Clarisa adalah model rumah lama maka tidak ada kamar mandi di dalam rumah, melainkan di luar rumah yang jaraknya mungkin sekitar 5 meter.

Clarisa memoleskan bedak tabur dan sedikit liptint agar bibirnya tidak terlalu pucat, lalu rambutnya ia curly pada di pucuk rambutnya. Setelah itu ia mengenakan jepitan ala korea agar poniny atidak mengganggu matanya. Clarisa tersenyum ke arah cermin.

"Selamat pagi Mbah Uti" kata Clarisa setelah dirinya keluar dari kamar dan menemui Mbah utinya yang ada di dapur menyiapkan sarapan untuk Clarisa.

"Selamat pagi, nduk, lha kok wes uayu temen putune mbah uti iki (kok udah cantik banget cucunya nenek ini)" kata Mbah Uti saat melihat kehadiran Clarisa.

"Uti bisa aja" kata Clarisa lalu mendudukkan bokongnya di atas kursi rotan yang ada di ruang makan rumah neneknya.

"Hari ini Ica mau muter-muter Jogja sama temen Ica yang kemarin, nggak papa ya, Ti?" Tanya Clarisa. Clarisa itu sebenarnya orang Jawa, tapi dari Clarisa duduk di bangku SMP sudah tinggal di Bogor karena papanya yang membangun cabang perusahaannya di sana dan sekarang sudah menjadi perusahaan inti. Jadi Clarisa paham jika di ajak ngobrol bahasa Jawa tapi dia takut salah jika harus ngomong bahasa Jawa jadi lebih baik dengan bahasa Indonesia saja.

"Yo ndak papa to, nduk, yowes maem dulu, uti wes masak kesukaanmu"

****

Saat Clarisa asyik mengunyah makanan yang sangat ia rindukan, yaitu masakan Utinya, ketukan pintu menghentikan aktivitas makannya. Nenek Clarisa segera bangkit dari tempat duduknya dan menemui orang yang mengetuk pintu rumahnya.

"Kamu maem juga yo le, itu mbah Uti wes masak buanyak" kata Mbah Uti saat memasuki runag makannya kembali bersama seorang laki-laki yang mana membuat Clarisa segera melihat ke arah tersebut.

"Aduh jadi ngrepotin" kata laki-laki itu seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan tersenyum canggung.

"Halah wes to ndak papa, ndak ngrepotin sama sekali, le, malah Uti seneng kalo banyak yang nemenin Uti makan" kata Mbah Uti.

"Sini duduk samping Ica" kata Mbah Uti dan menarik kursi di sebelah Clarisa.

Sarapan di rumah Mbah Uti Clarisa berlangsung dengan suasana yang hangat, nenek Clarisa sangat senang dengan kehadiran Kevin, dari dulu jika ada teman Clarisa yang datang, dengan senang hati Mbah Utinya itu menyambut teman-teman Clarisa. Iya laki-laki yang datang tadi adalah Kevin yang berniat menjemput Clarisa tapi ternyata kepagian karena saking semangatnya.

Setelah sarapan usai, kini Kevin dan Clarisa pamit kepada Mbah Utinya untuk pergi jalan-jalan. Kevin sebenarnya tidak tahu mau pergi ke mana, karwna dia juga jarang ke Jogja, bahkan mungkin cuma beberapa kali seumur hidupnya pergi ke Jogja. Berbantuan google map Kevin membelah jalanan Jogja.

"Kita mau ke mana,Vin?" Tanya Clarisa.

"Keliling-keliling Jogja" kata Kevin sambil terkekeh.

Suppose - Kevin Sanjaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang