24

332 26 0
                                    

Clarisa POV

"Gue... Gue suka sama lo"

Deg

Jantungku rasanya mau copot. Ini beneran Kevin Sanjaya atau bukan sih, apa aku cuma mimpi gara-gara terlalu banyak halu dan berharap sama Kevin. Kayaknya ini aku cuma mimpi deh, bangun Clarisa bangun, jangan mimpi kayak gini nggak baik buat kesehatan jantung.

"Clarisa" panggil Kevin pelan. Aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku berusaha untuk bangun dari mimpi.

"Aww" rintihku saat aku menepuk pipiku dengan lumayan keras sehingga terdapat bunyi yang lumayan terdengar di telinga orang yang ada di samping.

"Eh ngapain pipinya di tampar sendiri" kata Kevin kemudian mengusap pipiku.

"Gue mimpi kan?" Gumamku, tapi tatapanku mengarah pada mata Kevin. Kevin menggeleng lalu tersenyum manis, sangat manis ke arahku.

Tapi aku tidak percaya, aku pasti hanya mimpi, nggak mungkin seorang Kevin menyatakan perasaannya sama aku. Aku bukan siapa-siapa, sedangkan dia, atlet badminton nomer 1 di dunia di sektor ganda putra, punya kenalan banyak cewek yang lebih sempurna daripada aku. Aku berusaha menepuk pipiku yang sebelahnya lagi agar aku bangun dari tidurku, siapa tahu aku ketiduran di hutan pinus, apalagi ini sudah malam, tapi Kevin segera menghentikan pergerakan tanganku.

"Kenapa sih di tampar mulu? Nggak kasian sama pipinya?" Tanya Kevin lagi.

"Lo nggak mimpi Clarisa, iya gue suka sama lo, gue sayang sama lo" kata Kevin menatapku dan menggenggam kedua tanganku.

"T..tap..tapi, kita kan beda agama, Vin, kita nggak seharusnya bersama" kataku lirih.

"Iya gue tahu, dan gue cuma pengen ungkapin perasaan gue ke lo biar gue lega, gue juga nggak berharap lo nerima gue, karena gue sadar kita beda, tapi gue mohon kalaupun lo nolak gue, lo masih tetep mau temenan sama gue, karena gue nggak bisa jauh dari lo, Cla"

"Vin, gue... Gue.. gue juga sebenarnya suka sama lo" aku mengehla nafas sebentar sebelum melanjutkan perkataanku.

"Tapi gue mencoba mati-matian buat ilangin perasaan ini ke lo, karena gue takut, perasaan gue ke lo semakin besar dan gue takut nanti gue salah melangkah" kataku masih dengan suara lirih. Sepertinya aku tidak memiliki kekuatan untuk berbicara keras saat ini.

"Cinta nggak pernah salah, Cla"

"Apa boleh gue cinta sama lo, Vin?"

Kevin mengangguk. "Manusia itu pasti punya perasaan cinta dan sayang, entah dengan siapa pun itu. Lo boleh cinta sama siapa aja, Cla. Jadi... Lo nerima gue nih?"

Aku mengangguk mengiyakan, ragu sebenarmya, tapi rasa sayangku kepada Kevin juga begitu besar, dan ternyata selama ini cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Kevin memelukku, hangat yang aku rasakan.

"Ya Allah, aku janji cintaku dengan Kevin tidak akan lebih besar daripada cintaku kepada-Mu, semoga keputusanku ini tidak salah langkah dan akan tetap di jalan-Mu" gumamku dalam hati

****

Tahun telah bertambah 1 angka, saatnya menyambut tahun baru dengan semangat baru. Hari ini liburan telah berakhir. Clarisa segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu segera berangkat ke tempat kerjanya. Mana lagi kalau bukan PBSI. Sesampainya di PBSI Clarisa segera menuju ke ruang kerjanya.

"Morning Clarisa" sambutan pertama untuk Clarisa datang dari Mbak Wid.

"Morning, Mbak widya yang cantik" balas Clarisa.

Suppose - Kevin Sanjaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang