Kevin harus berpisah selama seminggu dengan Clarisa, ia harus mengikuti superliga badminton yang dilaksanakan di Bandung. Kevin terus merengek tidak mau berpisah dengan Clarisa karena memang selama mereka menjalin hubungan tidak pernah berjauhan dan mulai hari ini mereka harus terpisah oleh jarak walaupun hanya seminggu lamanya. Sedari tadi kedatangan Clarisa ke pelatnas Kevin terus bergelayut manja di lengan Clarisa seperti anak kecil yang meminta emaknya mengantar ketemu gurunya.
"Vin udah ditungguin tuh sama yang lain, jangan kayak gini terus, nggak enak dilihat"
"Kan nanti di Bandung aku nggak bisa gini sama kamu, jadi dipuas-puasin dulu"
"Tapi kan udah ditungguin sama yang lain, kamu mau ketinggalan rombongan"
"Kan bisa naik mobil sendiri, Bandung doang"
"Kalo kamu naik mobil sendiri, terus kamu nggak tau apa yang akan terjadi pas kamu naik mobil sendiri, kamu mau kehilangan kesempatan buat ikut berjuang demi club kamu"
"Kamu kok doanya jelek" Kevin menatap Clarisa dengan bibir mengerucut, dia sudah tidak bergelayut di lengan Clarisa.
"Bukan doain, tapi cuma antisipasi aja. Makanya sana cepetan, nggak enak tau dilihat orang-orang"
Dengan langkah gontai Kevin berjalan ke arah bus yang akan mengantar mereka ke Bandung. Kevin berhenti di tengah pintu bus dan membalikkan badannya ke arah Clarisa lalu melambaikan tangannya, jangan lupakan bibirnya yang masih seperti ikan cupang itu. Clarisa terkekeh melihat kelakuan Kevin, menurutnya Kevin kalau bucin seperti anak kecil yang manjanya minta ampun. Clarisa membalas lambaian tangan Kevin. Tak lama kemudian bus pun berjalan meninggalkan area pelatnas. Clarisa menatap bus yang semakin lama semakin menghilang dari pandangan dan kini Clarisa merasa sedih, nggaka da siapapun yang mengganggunya, baik Mbak Wid, Mbak Naf, Kevin ataupun anak-anak pelatnas yang sudah kenal dekat dengannya. Rasanya seeprti ia baru ke pelatnas di awal kerja tapi bedanya waktu itu masih ada Mbak Naf yang mengenalinya. Clarisa segera menuju ruang kerjanya dan memikirkan pekerjaannya daripada hubungan jarak jauh dengan Kevin yang mana akan semakin dipikirkan akan semakin rindu.
****
Padahal baru setengah hari ditinggal Kevin, tapi rasanya Clarisa sudah sangat merindukan cowok tersebut. Clarisa menghembuskan nafasnya panjang dan menatap layar ponselnya memandangi foto profil Kevin. Padahal sedari tadi mereka terus mengirim pesan tiada henti, tapi ternyata sekedar mengirim pesan tidak mengobati rasa rindu. Clarisa sudah berada di apartemen, hari ini dia pulang lebih awal dari biasanya.
"Baru setengah hari aja kangennya udah setengah mati, gimana kalau seminggu mati beneran kali gue" gerutu Clarisa
"Eh jangan dong, belum nikah gue" lanjutnya
Clarisa menghempaskan tubuhnya ke sandaran sofa menatap langit-langit apartemennya, membayangkan wajah Kevin, senyuman Kevin, tengilnya Kevin, semua tentang Kevin. Tiba-tiba lamunan Clarisa diganggu oleh dering ponselnya tertera nama Kevin di sana yang sedang melakukan panggilan video, tanpa pikir panjang Clarisa segera mengangkat panggilan itu. Betapa senangnya saay melihat wajah Kevin muncul di layar ponselnya walaupun itu belum mengobati rasa rindu sepenuhnya. Memang benar kata Dilan rindu itu berat.
"Haii" sapa Clarisa
"Udah pulang ya?" Clarisa mengangguk dan tersenyum memandang wajah tampan Kevun dibalik layar ponselnya.
"Kangen" kata Clarisa lirih.
"Ciyeeee, sekarang berani ngomong ya" goda Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suppose - Kevin Sanjaya [END]
Teen FictionFOLLOW DULU YAHH❤️ . . . Terkadang definisi cinta itu bukan saling memiliki. Terkadang kita harus melepas orang yang kita sayang untuk kebahagiaan masing-masing. Kisah ini menceritakan perjalanan cinta Clarisa Ginanita Wijaya bersama kekasihnya. Wal...