Hening suasana di dalam mobil. Clarisa hanya menatap jendela dengan sebal. Berkali-kali dia menghela nafasnya kasar.
"Kenapa sih, grogi ya?" Tanya Kevin yang menyadari Clarisa tidak nyaman dan meninggalkan senyum mengejek.
Clarisa mendecak kesal dan membuang wajahnya ke luar jendela lagi.
"Nyesel gue ngefans sama lu" kata Clarisa kemudian.
"Nggak rugi juga, fans gue masih banyak" kata Kevin.
"Dihh... Sombong" gumam Clarisa.
"Oke fiks, gue putusin mulai malam ini, jam ini, menit ini, detik ini, gue nggak ngefans lagi sama lu, karena lu sombong, nyebelin" kata Clarisa ketus.
Kevin yang mendengar hanya tertawa terbahak-bahak.
"Ihhh nyebelin, kenapa ketawa sih!" Kata Clarisa sambil memukul tangan Kevin.
"Aduhh aset negara ini tangan gue, main pukul-pukul, kalo cidera gimana?" Kata Kevin meringis dan memegangi tangannya yang terkena pukulan.
"Biarin, nggak keras juga, lebay lu" kata Clarisa.
Kevin semakin tertawa keras, untung saja mereka ada di dalam mobil.
"Ih udah fokus aja nyetirnya nggak usah ketawa" kesal Clarisa yang sedari tadi diketawain oleh Kevin.
"Lo lucu banget sih kalo ngambek" kata Kevin.
Clarisa mengerucutkan bibirnya dan kembali menatap jendela.
"Lihatin jendela mulu, di sini ada yang ganteng juga, emang gantengan jendela daripada gue" kata Kevin.
"Dihhh... Orang situ biasa aja, gantengan juga Mas Jom, adem kayak ubin masjid, kalo nggak gitu Jojo, tuh badannya atletis banget" kata Clarisa.
Kevin mendadak berhenti tertawa dan suasana di dalam mobil kembali sunyi. Clarisa yang menyadari keheningan tersebut menatap Kevin yang fokus menyetir. Clarisa canggung saat ini, apa iya dia salah membanding-bandingkan Kevin dengan atlet lain. Tapi Clarisa mengatakan fakta menurut Clarisa sendiri. Manusia kan berhak mengutarakan pendapatnya masing-masing.
"Vin, kita mau ke mana sih?" Tanya Clarisa memecah keheningan, karena sedari tadi beberapa mall dan service centre di lewati oleh Kevin.
"Servis hp" kata Kevin, benar-benar jutek.
"Iya, ke mana? Kita kayaknya udah lewatin beberapa service centre deh" kata Clarisa.
"Ikut aja kenapa sih, bawel banget" kata Kevin.
1 jam mereka di dalam mobil, mobil tak kunjung berhenti. Clarisa semakin takut Kevin mau macam-macam dengan dia. Tapi masa iya seorang Kevin Sanjaya mau macam-macam.
"Ehm, Vin sorry kayaknya kita udah kejauhan deh, balik aja yuk, soalnya kos gue gerbangnya cuma buka sampek jam 10" kata Clarisa pelan agar Kevin tidak tersinggung dan melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 09.25 WIB.
Tak ada jawaban dari Kevin, Clarisa semakin takut dibuatnya. Clarisa terus merapalkan doa di dalam hatinya agar Kevin tidak memacam-macami Clarisa.
"Gue nggak bakal macem-macem sama lo" kata Kevin seakan tahu apa yang ada di pikiran Clarisa.
"Ya udah kalo lo mau balik, balik aja kita, gue nggak tega lihat cewek ditelantarin di depan kos soalnya" sambung Kevin.
Clarisa bisa bernapas lega. "Terus hp lo?" Tanya Clarisa yang menyadari tujuan awal mereka.
"Besok-besok lagi aja" kata Kevin dingin.
Clarisa mengangguk mengiyakan. Perjalanan mereka hening sampai akhirnya Kevin berhenti di depan kos putri yang sebentar lagi akan ditutup gerbangnya oleh satpam.
"Ehm, thanks ya, Vin udah nganterin gue balik, duluan ya keburu ditutup sama Mang Ari. Lo hati-hati ya" kata Clarisa dan melepaskan seatbelt nya.
"Oh iya, gue tadi belum ngucapin, selamat yahh dapet medali emas" kata Clarisa sebelum turun dari mobil dan menampilkan senyum manisnya.
"Thanks" kata Kevin tersenyum datar.
Clarisa keluar dari mobil Kevin dan segera menuju kos sambil menyapa Mang Ari satpam kos. Kevin melihat punggung Clarisa yang semakin lama semakin menjauh, dan Kevin senyum-senyum sendiri lalu melajukan mobilnya.
Clarisa POV
Aku segera membersihkan badanku setelah sampai di kos. Aku tidak mandi karena hari sudah sangat malam, kata orang tua ku tidak boleh mandi malam-malam, lagian tadi sore aku juga sudah mandi di kamar hotel Mbak Wid. Aku hanya mencuci muka dan gosok gigi, lalu berganti baju. Oh iya, ngomong-ngomong soal baju, Kevin kenapa rela banget beliin aku baju baru, kapan coba belinya dan di mana? Bukannya dia capek habis tanding, dan bajunya bisa pas denganku. Ah sudahlah tidak perlu aku pikirkan.
Aku segera merebahkan badanku yang benar-benar terasa capek. Aku menscroll instagram milikku, membaca berita-berita tentang badminton. Untung saja aku tidak jadi keluar dengan Kevin tadi, bersyukur banget cuma di mobil, muter-muter Jakarta. Kalau kalian tanya, aku seneng atau nggak, jawabannya adalah seneng banget. Kenangan termanis bersama Kevin yang mungkin aku tidak bisa lagi seperti itu, berdua saja di dalam mobil miliknya. Aku merasa sebagai fans yang paling beruntung.
Kembali ke instagram, aku terus menscroll dan like semua akun yang membahas kemenangan minions dan Jojo. Membahas betapa ciamiknya pertandingan antara Minions dan Fajri. Memang mereka benar-benar membuat bangga Indonesia. Lalu aku mengeluarkan aplikasi instagramku dan beralih ke whatsapp. Banyak pesan masuk di sana ternyata. Walaupun pesan tidak penting dari grup-grup alumni, grup keluarga dan grup kelas. Aku membuka pesan grup yang beranggotakan aku, Marsha, Dinda dan Karin.
Ciwi-ciwi🌹
Dinda, Karin, Marsha, AndaMarsha
(18.54) : Guys
(18.54) : Kalian udah nyampe belum?
(18.55) : Kok ngga ada yg online sihDinda
(18.56) : Iyaaa, kalian gapapa kan?Karin
(20.56) : Haiii, gue udah nyampe rumah nihhhhDinda
(20.57) : Clarisa mana nih?Marsha
(20.57) : Iyaa, mana udah nyampe belum? Masa langsung molor tuh bocahKarin
(20.58) : Ngga tau juga gueDinda
(20.59) : Loh kalian ngga bareng?Karin
(21.01) : Kagaakk, soalnya beda urusan tadi kita tiba2Aku
(22.22) : Hai guys, gue baru sampe kos, heheheheheheMarsha
(22.29) : Gilaaaaa, darimana ja lo, cewek keluyuran malem2, sendiri pulaaAku mengeluarkan grup chat itu karena aku malas membalasnya dan berdebat dengan Marsha yang pasti nanti dia akan tanya macem-macem karena jiwa kekepoan Marsha, biar aku jelaskan saja besok secar alangsung dan beralih scroll aplikasi whatsappku yang sangat membosankan ini. Tiba-tiba aku fokus dengan 1 chat, aku buka chat itu dan tanpa sadar bibirku membentuk sebuah lengkungan. Itu adalah chat dari Kevin tadi sore. Sepertinya aku tahu kapan Kevin menyimpan nomorku. Ahh beruntung sekali aku bisa chatingan dengan Kevin. Aku menutup aplikasi WhatsApp ku dan beralih ke alam mimpi.
Hai hai semuanyaa
Terima kasih buat yang udah vote❤️Jangan lupa vote dan komen yah
Selamat membaca🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Suppose - Kevin Sanjaya [END]
Teen FictionFOLLOW DULU YAHH❤️ . . . Terkadang definisi cinta itu bukan saling memiliki. Terkadang kita harus melepas orang yang kita sayang untuk kebahagiaan masing-masing. Kisah ini menceritakan perjalanan cinta Clarisa Ginanita Wijaya bersama kekasihnya. Wal...