11

598 31 2
                                    

Di mobil Kevin hanya hening yang terjadi. Aku hanya menatap jalanan Jakarta yang sangat ramai. Sebenarnya aku kesal dengan Kevin yang tiba-tiba datang ke kampus. Tanpa ku sadari bibirku sudah kayak bebek, kalau kata orang orang bimoli, bibir monyong 5 centi.

Tiba-tiba mata kami saling bertatapan, namun hanya sepersekian detik aku langsung mengalihkan pandanganku ke jalanan lagi. Tenang, Cla atur nafas, nggak boleh salting.

"Ehm.. Cla, lo udah makan belum?" Kata Kevin

"Udah, tadi" jawabku berbohong, padahal aku belum makan dari pagi. Rencananya sih aku mau makan di kantin, tapi keburu dijemput sama makhluk tengil satu ini.

Kruuukkk kruuukkk

"Ohhh udah makan ya?" Kata Kevin dan tersenyum jahil.

"Kemarin?" Lanjutnya.

Aku malu, kenapa perutku tidak bisa diajak kompromi sih, aku nggak mau pergi lama-lama sama Kevin apalagi makan, yang ada aku kecyduk mak lambe.

"Makan dulu ya, mau makan apa?" Tanya Kevin.

"Nggak lah, Vin, langsung aja ke tujuan benerin hp lo" tolakku.

"Tujuan hari nggak benerin hp gue, siapa bilang mau benerin hp gue" kata Kevin lalu dia tertawa.

"Hari ini gue mau ngajak lo makan, itu tujuannya" lanjutnya.

"Vin, bukannya nolak rezeki, tapi nggak usah ya, kalau gitu anterin gue pulang aja"

"Perut lo minta dikasih makan" kata Kevin

Aku hanya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara kasar, aku pasrah. Lalu aku menyandarkan punggungku ke jok mobil Kevin.

"Mau makan di mall apa di restoran?" Tanyanya.

"Makan di warung soto aja, gue nggak biasa makan di tempat mewah" kataku dengan tujuan agar Kevin nggak jadi ngajakin aku buat makan bareng dia karena nggak ditempat mewah yang kebersihannya udah terjamin. Bukannya nggak suka diajak makan, suka banget malah, siapa juga yang nggak suka diajak makan sama the world number one, tapi aku benar-benar takut kalau harus makan bareng dia, aku bukan siapa-siapa, aku takut di serang netijen, bayanginnya saja aku takut, apalagi nanti jadi kenyataan.

"Oke, lo tunjukin di mana warung sotonya"

Demi apa, aku kaget dengernya. Seorang Kevin Sanjaya mau makan di warung pinggir jalan, bukannya nolak. Aku menggigit jariku, aku terus membayangkan hal hal yang akan terjadi.

"Lo kenapa sih? Sakit? Gelisah gitu kelihatannya" kata Kevin yang memperhatikan tingkahku yang mungkin aneh, tapi sambil tetap menyetir.

"Kenapa lo nggak nolak sih, Vin? Gue nggak mau makan bareng sama lo" kataku lirih namun Kevin pasti tetap mendengarnya.

"Kenapa gue harus nolak? Emang apa yang salah sama makan soto? Lagian lo kenapa sih nggak mau makan bareng gue? Masa lo malu makan sama gue?" Kata Kevin.

"Gue takut"

"Haaaa? Gue nggak bakal macem-macemin lo kali, gue juga nggak minta traktir lo, apa yang lo takuti?"

"Lo lupa lo siapa?" Tanyaku.

"Ya gue Kevin Sanjaya Sukamuljo, lah, gimana sih lo, gue nggak mungkin bisa berubah jadi Clarisa Ginanita Wijaya, lo kira gue power ranger bisa berubah-ubah" kata Kevin. Kapan Kevin tau namaku. Perasaan dia kenal gue cuma nama gue doang.

"Tahu nama panjang gue dari mana?" Tanyaku menyelidik yang harusnya aku nggak nanya itu. Pasti dia tahu dari Karinlah siapa lagi.

"Rahasia, wleee" kata Kevin sampil menjulurkan lidahnya mengejek.

Suppose - Kevin Sanjaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang