39

255 26 0
                                    

Sudah kurang lebih 1 bulan Clarisa dan Kevin menjaga jarak masing-masing dengan pikiran masing-masing. Beberapa hari ini Kevin uring-uringan karena ia bingung harus bagaimana. Kevin ingin sekali mengirimkan pesan kepada Clarisa namun egonya sangat tinggi sehingga dia urungkan niatnya itu. Kevin khawatir bagaimana kabar Clarisa sekarang. Satu bulan juga Clarisa harus bekerja dari rumah, hal itu membuat Kevin tidak bisa melihat secara langsung keadaan Clarisa.

Kevin mengacak rambutnya frustasi, setiap detik menatap layar ponselnya berharap Clarisa menghubunginya terlebih dulu. Tapi kenyataannya tidak ada sama sekali notifikasi dari seseorang yang ditunggu hanya ada notifikasi dari instagram.

"Jom" panggil Kevin kepada teman sekamarnya, siapa lagi kalau bukan Rian Ardianto.

"Hm" jawab Rian

"Aku kudu piye, Jom?"
(Aku harus gimana, Jom?)

"Turunin ego, chat dia duluan, kalau nggak langsung datang ke apartemennya" saran Rian acuh tanpa menatap Kevin dan hanya sibuk dengan game di ponselnya.

"Gue nggak berani, Jom" cicit Kevin.

Tak ada respon dari Rian melainkan hanya helaan nafas panjang darinya. Kevin bisa jadi super lemah karena cinta. Melihat respon Rian, akhirnya Kevin diam,apa iya dia harus menurunkan egonya.

"Sampai kapanpun lo nungguin dia duluan yang chat, ngga bakalan dia ngechat duluan" kata Rian setelah menatap Kevin sebentar.

"Kenapa lo ngomong kayak gitu?" Kini Kevin menatap Rian yang berada d kasurnya.

"Karena kalian sama-sama gengsi. Memperbaiki hubungan seharusnya ada yang mengalah salah satunya"

Kevin menyandarkan punggungnya di sandaran kasur. Dia memejamka mata, memikirkan perkataan Rian. Kevin takut kalau respon yang didapat tidak sesuai dengan harapannya.

"Mau sampek kapan diem-dieman? Sampek Ica lupa kalau dia punya pacar seorang Kevin Sanjaya?"

"Ica?" Tanya Kevin memastikan, mungkin dia salah dengar siapa yang dibilang Rian.

"Sorry, Clarisa" ralat Rian.

"Anjayy, Ica siapa, Jom? Gebetan baru? Kok nggak pernah kenalin ke kita-kita, sih?" Kevin melupakan masalahnya sejenak setelah me dengar nama perempuan dari Rian.

"Nggak, bukan, kenapa lo malah kepo sama gue sih, Vin? Balik lagi lah ke masalah lo" kata Rian sedikit gugup.

Kevin menghela nafas panjang. "Gue chat aja kali ya, Jom? Tapi gue takut respon dia ngga sesuai harapan gue"

"Ya di situ lo harus nunjukin usaha lo, usaha buat pertahanin hubungan lo dengan Clarisa. Belum di coba udah nyerah aja lo"

Oke akhirnya Kevin memiliki sedikit keberanian untuk mengirim pesan kepada Clarisa dia membuka roomchat nya degan Clarisa dan jari-jarinya menari-nari indah di atas layar ponselnya. Namun setelah Kevin berhasil menuliskan kata-kata dia menghapusnya lagi, dan mengulangi hal tersebut beberapa kali. Dia mengusap wajahnya kasar, benar-benar frustasi, Kevin bingung apa yang harus dikatakan pada Clarisa setelah terakhir ketemu saat Kevin bilang bosan dengan Clarisa waktu itu. Dan akhirnya 1 pesan berhasil lolos ia kirimkan kepada Clarisa.

Clarisa

Kevin
Cla
Kamu baik2 aja kan?
Maaf untuk semuanya

Kevin was-was melihat layar ponselnya, takut sekali pesan itu dibaca oleh Clarisa, dan takut dengan tanggapan Clarisa. Namun setiap Kevin mengecek layar ponselnya tanda chat dari Clarisa tidak berubah dari 2 centang bewarna abu-abu. Clarisa tidak membaca pesannya. Ingin sekali rasanya Kevin berteriak, tapi tidak mungkin dia teriak di kamar, yang ada satu penghuni pelatnas ngamuk karena hari sudah malam. Ingin meluapkan kekesalannya di lapangan tapi dia ingat lagi ini sudah malam.

Suppose - Kevin Sanjaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang