Haii, aku bakalan up terus kalau vote dan komen nya ramai hehehe.
Tekan vote dan ramaikan komentar😾
~~~~~~~
"Jadi, ada yang mau menjadi perawat untuk pasien kamar nomor 6?" pertanyaan itu tak mendapatkan jawaban.
10 orang perawat baru di Rumah Sakit Jiwa kota itu hanya terdiam, satu diantara mereka malah merotasi malas matanya.
Dia terlalu lelah karena perjalanan menuju Rumah Sakit Jiwa ini sangat lama, nama gadis itu adalah Alena Alhambira.
Gadis yang baru saja mendapat pekerjaan sebagai perawat di RSJ itu memang memiliki watak keras dan juga galak.
Tatapan matanya sinis sekali, dan dia tak segan memukul siapapun yang mengusik kehidupannya.
Walau Alena itu cantik sekali, karena orang tuanya campuran Amerika dan Indonesia.
"Saya saja." ujar Alena menawarkan diri.
Senyum dari Perawat utama terulas lega, dia mengangguk pelan.
"Baiklah, perawat 3 bernama Alena Alhambira akan merawat pasien kamar 06 bernama Aman Janitra, harap kamu sabar ya nantinya, dia sedikit extreme."
Alena sedikit tertarik, dia suka yang menantang dan extreme, tujuan dia masuk kerja ke sini juga untuk mencari pengalaman baru.
"Baik, akan saya ingat." ujarnya tenang.
Mereka langsung bubar begitu mendapat kamar tempat yang akan mereka rawat.
Alena menghela napas panjang, tugas pertama nya adalah memeriksa makan siang pasiennya hari ini.
"Dari datanya, katanya Aman itu yang paling parah penyakitnya, dia selain penderita Skizhofrenia akut, juga menderita Obssesife pada sesuatu, aku harap kau tak akan terjebak dalam obsesinya ya," ujar salah satu rekan kerja Alena.
Alena mengangguk pelan, dia menyiapkan makan siang untuk pasiennya, dengan yakin dia akan menghadapi pasien nya ini.
Alena sudah mencari data tentang Skizhofrenia dan Obsesif.
"Sebenarnya aku kasihan, dia menderita penyakit mental karena kasus pelecehan yang dia terima dari Guru nya di SMA dulu." gumam Alena.
Alena usianya 20 tahun, sementara Aman yang akan dia rawat itu usianya 19 tahun.
Aman sudah 2 tahun berada di RSJ, karena kasus pelecehan yang membuat mentalnya hancur seketika.
Itu terjadi saat Aman kelas 2 SMA.
Alena sampai di depan kamar nomor 6, dengan perlahan dia membuka pintunya. "Permisi, makan siang untuk Aman." ujar Alena tenang.
Tak ada ramah-ramahnya sama sekali.
Sesosok remaja berambut putih keperakan, rambutnya panjang sampai kepunggung, duduk disudut kamar tengah memainkan genangan air.
Bau kamar yang tak sedap langsung tercium, Alena mengernyit pelan.
"Astaga, apa dia gak dirawat sama sekali? Bahkan kamarnya sangat bau," miris Alena.
Kasihan sekali, padahal kalau dilihat RSJ ini lumayan bagus, tapi kenapa bisa seperti ini.
"Hey, Aman," panggil Alena tenang.
Aman bergerak pelan, dia mendongak, mata bermanik hitam legam itu terlihat dari helaian rambutnya.
Perlahan Alena berjalan mendekat, dan semakin Alena mendekat, tubuh kurus nan ringkih Aman mulai bergetar.
"Jangan..hiks..jangan ganggu Aman!hiks..AMAN GAMAU LAKUIN ITU GAMAU!!" dia mulai histeris.
Alena berjongkok tak jauh dari Aman, dia akan menjaga jarak untuk sementara sampai Aman merasa kalau Alena tak mengancamnya.
"Kenalin, nama aku Alena," tutur Alena ramah.
Aman masih menangis ketakutan, dia menatap Alena lirih.
"Aman gamau..hiks..Aman gamauu..hiks.." racaunya panik.
Alena menghela napas panjang, dia masih mengamati Aman, wajah yang cantik, manis, tampan, rambutnya berwarna putih, keperakan, seperti keturunan Albino saja.
Tapi bukan keturunan Albino.
Walau terlihat kotor dan bau, namun aura tampan dan manis diwajah Aman tak hilang.
Rambut putihnya juga katanya keturunan genetik, wajar banyak bahaya disekitarnya.
Ternyata Aman semempesona ini.
"Hey tenang, ada Alena. Aman gak bakal kenapa-kenapa," bisik Alena tenang.
Aman menggeleng kuat, dia meremat pakaian RSJ yang dia kenakan, dia sesenggukan dan sangat takut.
"Hiks.."
"Udahan ya nangisnya, sekarang Aman harus mandi, nanti Alena pangkasin rambutnya."
"Pang..kas?"
"Iya, dirapihin rambut panjangnya ini."
Aman mendongak, menatap dan mengedipkan kedua manik indahnya pada Alena.
Seulas senyum manis terlihat.
"Alena..baik kan?" Lirihnya penuh harap.
Alena mengangguk. "Tentu saja Alena baik."
"Jadi temennya..Aman mau?"
"Tentu, kenapa tidak."
"Hihi, Aman punya temen sekarang, gak jijik sama Aman kan? Aman katanya barang bekas...sudah dipakai dan akhirnya dibuang..hiks...huaaaaaaa mereka jahaaaaaaaat."
Alena mengulurkan tangannya, lalu menunjukan jari kelingkingnya.
"Alena janji, Alena gak akan nyakitin Aman," janjinya dengan jari kelingking.
Tapi tak dia tautkan pada jari kelingking Aman.
Aman mengangguk ragu, Alena tau se trauma apa korban pelecehan, karena mendiang adiknya Alena juga korban pelecehan.
Hanya saja, adiknya perempuan dan dia sampai hamil, meninggal karena pendarahan saat melahirkan.
Padahal usia adiknya kala itu masih 10 tahun.
Dia diperkosa tetangga sebelah rumah mereka.
Maka dari itu, melihat Aman mengingatkannya pada mendiang adiknya.
Alena jadi tak tega, sepertinya sudah benar keputusannya untuk kerja di RSJ ini.
®^^®
Bersambung😾
Ramekan komentar yaaa, dan vote juga🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Aman [End]
RomanceGanteng sih, manja juga, tapi sayang pasien RSJ. Aman Janitra, didiagnosa memiliki penyakit mental akut yang mengharuskan dirinya dirawat di RSJ Kota. Apa itu cinta? Aman tak tau. Tapi semua dia dapatkan saat perawat barunya datang, Alena si gadis...