🌿CA-38🌿

48.7K 5K 549
                                    

Member grup masih sedikit, kalau mau gabung chat Ryn di wp aja yak.

Tekan vote dan tembuskan 50 komen baru up.

~~~~

Senyum bahagia Alena, sangat indah dipandang pagi ini, pernikahan dipercepat, seharusnya 3 minggu setelah lamaran ini malah 1 minggu setelah lamaran.

Aman tidak sabar ingin menikah, wajar saja jadinya mereka menikahnya dipercepat.

"Hehe." Alena menatap Aman yang terkekeh pelan disebelahnya, Aman sangat tampan dengan tuxedo hitam, rambut putih keperakannya ditata rapi.

Alena juga cantik, dia mengenakan gaun putih yang indah, keduanya sangat menawan pagi ini, pernikahan yang sangat Aman nantikan.

"Kenapa ketawa?" tanya Alena, dia mengelus pipi Aman pelan.

Aman mengulum senyum malu, dia menggoyangkan pelan tangan Alena.

"Seneng aja, akhirnya Alena jadi milik Aman." gumamnya malu.

"Walah, kirain kenapa." Aman memeluk pinggan Alena dan menjawil pelan hidungnya.

Rasanya semakin tak sabar untuk nanti malam, hehe, parah Aman, otaknya cabul hih.

"Mikirin apa kamu?" Aman menggeleng seketika, dia menyembunyikan wajahnya diceruk leher Alena dan terkekeh pelan.

Makin gak waras Aman nih keknya, parah hahahaha.

Keduanya tak menyadari tatapan horor dari orang tua mereka, mereka kasihan pada Alena, kenapa bisa dia mau bersama Aman.

Kalau saja Alena tau kenyataannya, yakin lah Alena akan menjauh dari Aman sejauh yang dia bisa.

"Mau punya anak berapa?" tanya Alena dengan tangan yang sibuk mengelus dagu Aman.

Raut wajah Aman berubah, dia sedikit tak suka dengan perbincangan itu.

"Gatau, kan yang hamil kamu nanti." jawabnya tak acuh.

Alena merengut pelan, dia mencubit bibir Aman pelan. "Kok ngomongnya gitu sih, Aman gamau punya anak ya?" bisik Alena.

Aman mengangguk saja. "Mau nya sama Alena saja, gamau ada anak."

Alena tak habis pikir, kok ada ya orang kayak gini. "Tapi harus ada anak dong." kekeuh Alena.

"Gausah sayang, nanti kamu capek jaga anak terus."

"Tapi aku suka anak-anak, nanti mau punya anak 6 hehehe."

"Dih, ntar yang ada aku dicuekin!"

"Enggak bakal sayangkuuu."

Aman merengut, dia menyandarkan kepalanya dibahu Alena, kemudia berbisik. Alena tak dengar apa yang Aman bisikan, yang pasti dia bicara sesuatu.

"Lebih banyak anak..lebih bagus." bisik Aman dengan tatapan mata sedikit gelap.

Yah, bagus kan kalau anaknya banyak hahaha.

....

Alena baru saja selesai mandi, rasanya sangat menyegarkan mandi setelah acara panjang seharian.

"Aman, mandi yuk." tak ada suara yang menjawab. Alena heran, dia melongokan kepalanya ke arah kasur, matanya melotot melihat pemandangan disana.

"Anjir..untung udah halal." gumam Alena sembari mengelus dadanya pelan.

Alena melihat Aman, duduk di kasur hanya menggunakan kemeja doang, tanpa celana.

Alena melihat Aman, duduk di kasur hanya menggunakan kemeja doang, tanpa celana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hehe, sayaaaang." serunya girang dan bahagia.

Alena tersenyum tipis, dia melepas jubah mandinya dan berjalan mendekat, membiarkan tubuh polosnya terlihat dikedua mata Aman.

"Gak sabar ya kamu." bisik Alena sembari mengelus dagu Aman pelan.

Aman merinding, dia membiarkan Alena mengukungnya. "Lena.." bisiknya gugup.

"Heum?"

"Itu..aku mau dibawah.."

"Oke, gak papa. Aku diatas ya."

Aman mengangguk, wajahnya memerah malu. Dia memejamkan matanya saat Alena mulai menyentuh nunutnya dibawah.

Waduh, gak pernah tegang soalnya, jadi sekali disentuh langsung bereaksi.

"Ugh.." lenguhnya pelan saat Alena mencium tulang selangka nya.

Alena membuka kancing kemeja Aman, dan setelah memperlihatkan tubuhnya yang indah.

"Hehe, bersiap sayang." bisik Alena.

Aman mengangguk, malam pertama mereka berjalan lancar sepertinya.

🌿Bersambung🌿

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang