Hai kalian, dimohonkan untuk tekan vote dan ramaikan komen yaaaa.
Minimal tembuskan 80 komen heheheh
~~~~Alena tersenyum ramah pada kepala perawat, pagi yang cerah secerah rambut putih keperakan Aman.
"Semangat banget ya Alena, gimana Aman? Gak jahat kan sama kamu?" pertanyaan dari kepala perawat itu digelengi Alena.
Membayangkan senyum manis, tawa merdu Aman semalam membuat Alena senang. "Aman baik kok." jawaban Alena malah mencengangkan semua orang.
"Hah? Baik?" ulang Ayu.
"Iya, baik."
"Haha, ngaco kamu. Aman itu yang paling jahat tau gak, dia suka ngelempari perawat pakai benda-benda keras kalau masuk ke kamar nya."
Alena tertawa pelan, itu gak mungkin lah, Aman baik banget.
Alena gamau denger gosip perawat lain lebih lama, dia berjalan menuju dapur guna menyiapkan sarapan Aman.
Alena akan memberikan sarapan dulu baru memandikan Aman.
Alena sudah tak sabar bertemu Aman, rasanya kangen aja ingin melihat wajah cantik dan tampannya saat ini.
Alena sudah gila kayaknya, masa sama pasien sendiri kayak begitu, Alena menggeleng pelan.
"Enggak Alena, kau gaboleh kelewatan. Bersikaplah sewajarnya tanpa melibatkan perasaan." benar, Alena tak mungkin melibatkan perasaan dalam pekerjaannya ini.
Setelah selesai dengan sarapan, Alena berjalan tenang menuju kamar Aman, sesekali menyapa rekan kerja yang lewat atau berpapasan dengannya.
"Semangat kerja nya Alena." gumamnya pada dirinya sendiri, Alena harus semangat bekerja agar bisa meneruskan pendidikannya.
Alena menekan knop pintu kamar Aman, dengan perlahan dia membuka pintu itu.
"Selamat pagi A-"
"ALENAAAA AAAAA AMAN RINDU ALENAAAA."
Alena terkesiap saat pelukan Aman berikan, bahkan piring berisi sarapan sudah jatuh ke lantai karena terjangan ini.
"Aman astaga, kamu gaboleh main peluk-peluk gitu aja tauuu." oceh Alena sembari melepas pelukannya tapi Aman justru mengeratkannya.
Aman dengan bahagianya mendusel di leher Alena, fyi tinggi Aman dan Alena, justru lebih tinggi Alena lagi.
Aman hanya 165 cm sementara Alena 169 cm.
"Kangen Alena, kangen Alena, Aman kangen banget sama Alena..kangen..Aman takut Alena gak bakal datang lagi..Aman takut banget Alena gak mau temui Aman lagi."
Aduh, hati moengil Alena kembali mendapat serangan sampai membuatnya tersentil saat itu juga.
Perlahan tapi pasti, Alena membalas pelukan Aman dan mengelus punggung rapuhnya.
"Alena pasti datang, kan udah Alena bilang semalam. Sekarang ayo kita mandi dulu deh, baru sarapan."
Aman mengangguk cepat, tapi sebelum itu Alena mengikat rambut putih keperakan Aman dengan karet rambut bawaanya.
Diikat tengah kok, itu loh mirip Eren Yeager. Beda nya rambut Aman warna nya putih keperakan.
....
"Alena ini namanya siapa?" Alena menoleh, dia lagi sibuk membersihkan kamar Aman, Aman sendiri sedang memakan sarapannya.
Aman nampak menunjuk pada boneka patrick yang tertata rapi di kasur Aman.
Alena yang merapikannya tentu saja.
"Namanya Patrick."
"Ih jelek."
"Enggak, itu memang nama aslinya."
Aman menggerutu tanpa suara, dia melanjutkan sarapannya dengan pandangan terus tertuju pada Alena.
"Alena, nanti Aman ke taman lagi gak?"
Alena menggeleng. "Hari ini kan jadwalnya kamu diperiksa Dokter, katanya mau sembuh kan? Harus mau diperiksa."
Aman terdiam, sejujurnya dia takut pada Dokter ataupun polisi, dulu saat kasus pelecehannya terungkap media.
Bukannya membantu Aman sembuh dari jatuhnya mental Aman saat itu, mereka semua malah menanyakan hal-hal sensitive pada Aman.
Membuat Aman tak percaya siapapun lagi, membuat Aman menutup diri lagi dan tak mau membuka suara nya sedikitpun.
"Sama Alena kan? Aman gamau kalau Alena gak ada sama Aman." Alena menghela napas sejenak.
Dia harus mengantar pakaian kotor Aman ke pusat pencucian, dan itu bisa dia lakukan saat Aman diperiksa nanti.
Soalnya Aman benar-benar tak mengizinkan Alena keluar kamar sedikitpun.
"Aku kan harus nganter baju kotor kamu, Aman."
Aman mulai panik, serangan paniknya mulai datang lagi saat mendengar Alena akan keluar dari kamar Aman.
"Enggaaaak..hiks..Alena gak boeh keluar dari kamar Aman enggak!..hiks..Alena harus terus sama Aman!!"
Alena tak menenangkan Aman, disaat seperti ini Aman menjadi sensitive.
Dia tak segan melukai siapa saja yang mengusiknya saat serangan paniknya datang.
"Aman benci diri Aman!"
"AMAN JANGAN!" Alena panik, ditangan Aman ada garpu dan remaja itu nekat hendak menusukan garpu itu ke wajahnya.
Untung Alena segera berlari dan menahan tangan Aman. "ALENA JAHAT! ALENA MAU PERGI NINGGALIN AMAN KAN!? ALENA GAMAU TEMENAN LAGI SAMA AMAN!? ALENA JAHAT! hiks..HUAAA JAHAT!"
Alena dengan perlahan menenangkan Aman, dijauhkannya garpu tadi dan mengelus rambut Aman perlahan.
Aman sendiri sesenggukan, dia memeluk Alena sangat erat dan menyembunyikan wajahnya di dada Alena.
Aman hanya takut, takut kalau Alena pergi darinya dan membuat suara-suara jahat itu datang lagi.
®^^®
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Aman [End]
RomanceGanteng sih, manja juga, tapi sayang pasien RSJ. Aman Janitra, didiagnosa memiliki penyakit mental akut yang mengharuskan dirinya dirawat di RSJ Kota. Apa itu cinta? Aman tak tau. Tapi semua dia dapatkan saat perawat barunya datang, Alena si gadis...