🌿CA-16🌿

66.9K 8.6K 547
                                    

Tekan vote dan ramaikan komentar.

~~~~~

Untung benar, Alena sudah sehat kembali dan kini tengah berjalan menuju kamar Aman, dia sudah tak sabar lagi.

Rencana nya hari ini, Alena mau ngajakin Aman panen buah rambutan yang ada di taman depan, buah rambutan itu boleh diambil siapa saja.

Pemilik Rumah Sakit yang mengizinkannya.

Alena membuka kamar Aman tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"AMAAAAAAAAN SELAMAT PAAAGIIIIII." Aman yang tadinya sedang tiduran di lantai sembari bermain dengan ulat kaki seribu sontak bangun.

Senyum cerah terlihat diwajahnya.

"YEAYYYY ALENA DATAAAAANG." jeritnya bahagia seraya bangun dan berlari menerjang Alena dengan pelukan.

Pelukannya erat sekali, semalaman Aman sulit tidur karena membayangkan Alena tidak jadi datang, hampir buat Aman menggila lagi.

"Ulu-ulu, udah mandi belum?"

Aman menggeleng dengan polosnya, dia hanya menunjukan cengiran yang memperlihatkan gigi gingsulnya.

Manis sekali dimata Alena.

"Tapi mulai sekarang, Aman kudu mandi sendiri." ujar Alena sembari membuka baju tidur Aman.

Aman mengernyit tak suka. "Alena kenapa suruh-suruh Aman mandi sendiri?" tanya nya sebal.

Alena gemas sekali, dengan geram dia mencubit pipi Aman.

"Aman kan udah 19 tahun sayang. Mandi nya harus sendiri, Alena juga udah 20 tahun jadi gaboleh mandiin kamu lagi." ujar Alena memberi pengertian.

Aman masih tak mau mendengarkan, dia merajuk dengan cara menunduk tak mau menatap Alena, menunduk membuat rambut putih keperakannya jatuh menutupi wajah indahnya.

Pipinya menggembung dengan bibir yang mengerucut sebal.

"Yah, merajuk Aman?"

"Hump!" Aman melengos saat Alena hendak menyentuh wajahnya.

Alena tersenyum seketika, dia mundur beberapa langkah. "Ya sudah kalau merajuk, Alena mau jadi perawat Ecan saja." pancing Alena.

Dan berhasil, Aman langsung menahan ujung seragam Alena dan menghentakan kakinya ke lantai.

"Iih jangan gitu, Alena kan milik Aman! Bukan milil si Ecan!" rengeknya tak terima.

Btw, Ecan itu anak kecil kamar sebelah, bocah yang harus menderita gangguan mental karena kasus kekerasan yang dia dapatkan di sekolah.

Kasihan, masih 11 tahun soalnya.

"Makannya, Aman nurut. Kalau enggak nanti Alena sayang sama Dimas dan Ecan."

"Iihhh jangan gitu dong, Alena gak asik."

"Udalah, cepet mandi sana."

Aman mengangguk patuh, sebelum itu. "Kiss dulu pipi Aman." pintanya.

Alena terkekeh geli, dia mengecup pipi kiri Aman, barulah cowok itu mau masuk ke kamar mandi.

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang