🌿CA-34🌿

45.5K 5.9K 202
                                    

Hai semua, aku mau liburan dulu hari ini hehehe, me refresh otak gitu.

Tekan vote dan ramaikan komen ya, nanti siang kalau komennya tembus 100 aku up lagi hehehe.

~~~~~

Aman galau, 3 hari dia mengurung diri di kamar, tidak mau makan, tidak mau bekerja, terus di kamar menangisi Alena.

Orang tuanya kasihan, jadi mereka meminta pada Alena untuk datang, bukankah amnesia Alena hanya sementara? Maka dari itu Alena sudah ingat lagi.

Dia juga heran, kenapa Aman tak ada menghubungi nya sama sekali, ternyata karena kemarin itu Alena lupa padanya.

Kasihan sekali bayi besarnya Alena, pasti sakit hati.

"Hiks..huhuuu..Alena jahat..hiks..Aman benci Alena.." bahkan suaranya sudah serak karena menangis terus menerus.

Tubuhnya lemah, bahkan suhu tubuhnya panas. Ahmat sudah mengopres dahi Aman agar panasnya turun.

"Alena..hiks.." racaunya dengan mata yang masih terpejam, keringat mengalir pelan dipelipisnya.

Nampaknya dia mengigau karena terlalu merindukan Alena, kasihan sekali Ahmat melihatnya.

Tok tok.

Ahmat menoleh ke belakang, dia tersenyum lega saat melihat kedatangan Alena, raut wajah Alena sangat khawatir.

"Paman, apa panasnya tinggi?" tanya nya khawatir, Alena mendekat dan duduk dipinggir kasur. Dia memijit pelan kaki pucat Aman dengan lembutnya.

Ahmat mengangguk sopan, dia menyerahkan kompresan pada Alena.

"Saya undur diri, Tuan Aman pasti akan senang jika Nona Alena ada disini." ujarnya sopan lalu keluar dari kamar Aman.

Alena menghela pelan, dia mendekat ke kepala ranjang dan mengelus pipi pucat Aman, kasihan sekali, ini semua gara-gara coklat sialan itu.

"Aman bangun sayang, minum obat dulu." bisiknya sembari menepuk pipi aman pelan.

Aman terganggu, dia menggeram pelan dan membuka matanya perlahan, matanya merah karena suhu tubuhnya tinggi.

Melihat sosok Alena ada diatasnya, Aman terdiam. Tatapan matanya kosong dengan air mata yang mengalir pelan.

"Aman.." Aman diam, dia meraih tangan Alena dan mulai menangis kuat.

"Huaaaaaa..hiks..ALENA JAHAT!! AMAN BENCI ALENAAA HUAAAA..hiks..KENAPA ALENA LUPA SAMA AMAN!!..hiks..Aman takut Lena..hiks..takut banget kalau Alena beneran lupa sama Aman..hiks.."

Alena terenyuh, hati moengilnya terasa terjepit dan tercubit saat ini, dia memeluk Aman dan berusaha menenangkannya.

"Maaf sayang, kan sekarang aku udah ingat lagi." bujuk Alena lembut, dia merasakan bahunya basah dengan air mata Aman.

Aman menggeleng, dia meremat pakaian yang Alena gunakan dan mengeraskan tangisannya, mengeluarkan sakit dihatinya karena Alena.

Sedih mendengarnya, tapi lucu juga sih, pipi cbubby nya basah dengan air mata, tatapan mata bak anak kucing yang lucu.

Ahmat dan orang tua Aman menyaksikan kegiatan Aman dan Alena dari balik pintu kamar, merasa legah karena Aman sudah merasa baikan.

Syukur juga bukan Amnesia permanen, kalau sempat amnesia permanen pasti Aman akan kembali lagi ke Rumah Sakit Jiwa kota.

Karena hanya Alena saja yang Aman mau dan menjadi tujuan Aman saat ini. Kalau saja Alena tidak ada dihidup Aman, maka Aman akan mati saja.

Aman mau bunuh diri saja kalau Alena lupa padanya, Alena menjauhinya atau lebih parahnya Alena bersama yang lain.

...

"Hiks..cakit Lena..cakit banet." rengek Aman sembari mengusakan wajahnya diceruk leher Alena.

Alena mengelus rambut Aman, dan memijit pelan agar rasa sakitnya berkurang.

"Iya ini kan udah aku pijit, tenang ya."

"Hiks..nikah yuk.."

"Nikah?"

"Heeum.."

"Mau gak ya.."

"Hiks..Lenaaaaaaa huaaaaaa harus mauuuuuuuuu!!"

Alena terkekeh pelan, dia kembali menenangkan Aman yang semakin histeris, Alena sudah jelas mau.

Tapi Aman harus mengambil hati orang tua Alena dulu baru bisa, karena kalau Aman gagal menarik hati orang tua Alena, maka pupus sudah harapannya.

Karena keputusan orang tua Alena adalah hak yang harus Alena patuhi.

"Bobok aja ya."

"Ng..hiks.."

Alena mengecup pelan pipi Aman, dan menenangkannya kembali, kasihan kalau Aman terus menangis sampai napasnya tersendat-sendat.

Kasihan, Alena kasihan pada bayi besarnya, menangis terus sampai napasnya melirih.

Dan jatuh tertidur dipelukan Alena.

🌿Bersambung🌿

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang