Haloooo, akhirnya cepet juga penuhin komen heuuu legaaa.
Tekan vote dan tembuskan 70 komen yak Biar aku bisa boom update yeayyy.
~~~~~~
Hari dimana Alena keracunan, awalnya Alena sudah merasakan gejala saat memakan 1 bungkus coklat yang dia dapat di depan pintu.
Napasnya mulai sesak, ditambah dadanya terasa panas.
Alena berusaha menelepon Aman, kebetulan di hari itu Alena tengah memesan makanan pesan antar.
Saat Alena hendak berjalan keluar dari Apartemen, kepalanya sangat amat sakit dan berkunang-kunang.
Tak bisa menahan rasa sakitnya, tubuh gadis 23 tahun itu limbung ke belakang dan kepalanya menghantam pinggiran meja marmer yang ada di ruang tengah.
Kepala belakang Alena, terbentur ujung meja marmer sehingga menyebabkan sedikit kerusakan memori.
Benturannya memang sangat keras karena tubuh Alena memang langsung menghantam meja.
Itu adalah fakta yang Aman dapat setelah meminta rekaman Cctv di apartemen Alena.
Aman kembali ke rumah sakit setelah mengecek ke Apartemen Alena, dia tak berani masuk ke kamar inap Alena.
Orang tua Alena memang sudah pulang, karena Alena yang memintanya sendiri. Aman tau semuanya, Ahmat yang bilang sih.
"Tuan masuk saja, tidak apa-apa." Aman menggeleng lemah, dia benar-benar gak berani masuk.
Takut mendapatkan penolakan dari Alena, takut menyadari jika Alena lupa padanya, takut akan kesendiriannya kembali.
Bahu Aman bergetar, dia benar-benar takut, bayangan kepergian Alena membuatnya semakin kalut.
"Hiks..Aman takut nanti..hiks..Alena ninggalin Aman.." lirihnya pilu, ini pertama kalinya Ahmat melihat keterpurukan Tuan Muda nya.
Awal datang ke mansion, orang tua Aman sangat merasa bersalah karena tak pernah memperdulikan Aman saat di RSJ, mereka sibuk mempertahankan perusahaan dari saingan mereka.
Dan lagi mereka sibuk mencari tau dalang sebenarnya, bodohnya malah Aman yang terlebih dulu tahu akan fakta itu.
Dia sudah mengatakannya pada kedua orang tuanya, sebentar lagi saudara tirinya akan segera diusir dari mansion mewah itu.
Penyesalan mereka adalah melupakan keberadaan Putra tunggal mereka, kini mereka membebaskan Aman ingin melakukan apapun.
Tapi..kalau tujuan Aman hidup saja tak menganggap Aman ada, maka untuk apa Aman hidup lagi.
Cklek.
Aman menyembunyikan tubuhnya dibelakang Ahmat, dia menyeka air matanya menggunakan pakaian Ahmat.
"Paman Ahmat, datang lagi." suara Alena lembut sekali, Aman kembali jatuh cinta tanpa henti.
Kenapa..kenapa harus Aman yang dilupakan, Aman tak mau ini terjadi.
"Neng Alena, ini Paman datang sama anak Paman. Namanya Aman, mau kenalan gak?" bahu Aman semakin bergetar.
Apa ini..kenapa harus sampai seperti ini kisah cintanya dengan Alena hancur begitu saja.
Aman menggeleng ribut saat Ahmat menariknya masuk.
"Gamauuu..hiks..Aman gamau!!" rontanya sambil menangis.
Alena menatapnya dalam, sementara Aman tak berani menatap Alena sama sekali, pasti tatapan mata Alena tak ada binar cinta nya lagi.
"Hai Aman, kenalin aku Alena." Aman mengeraskan tangisannya, dia menarik tangan Ahmat minta keluar dari kamar Alena.
"Mau pulang aja..hiks..Aman mau pulang aja huaaa mau pulang aja!!"
"Gamau kenalan?"
"NDAK MAU HUAAAAAAAAA."
Alena terkekeh pelan, dia menepuk kepala Aman pelan, dia gemas melihat Aman menangis, seperti anak kecil.
Kebetulan karena Alena suka anak kecil.
"Iya kita pulang, kami pamit ya Alena. Cepat sembuh." pamit Ahmat sembari menarik Aman keluar dari kamar, Aman sudah sesenggukan.
Sebelum dia keluar, dia sempat melihat ke arah Alena, dan Alena memberikannya sebuah senyum indah.
"Dadah Aman, sampai jumpa lagi."
Aman berdebar, tapi malah nangis lagi. "HUAAAAAAAAAA AMAN BENCI ALENA!!" jeritnya histeris.
Alena diam, gemas sekali Tuhan.
Kok ada ya pria semenggemaskan itu, mau Alena jadiin suami deh kayaknya hahaha.
🌿Bersambung🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Aman [End]
RomanceGanteng sih, manja juga, tapi sayang pasien RSJ. Aman Janitra, didiagnosa memiliki penyakit mental akut yang mengharuskan dirinya dirawat di RSJ Kota. Apa itu cinta? Aman tak tau. Tapi semua dia dapatkan saat perawat barunya datang, Alena si gadis...