Happy weekend guys😎
Tekan vote dan tembuskan 60 komen lagi kuy lah.
~~~~~
Seperti pagi sebelumnya, Alena kembali ke Rumah sakit untuk merawat Aman.
Pagi ini rasanya badan Alena sedikit tak fit, apa mungkin karena semalam dia ditampakin hantu ya makannya jadi demam.
"Alena, kamu gausah masuk dulu. Badan kamu panas." Alena bahkan gak mendengar ucapan Lara, teman sekamarnya.
Alena sedang menyiapkan cemilan untuk Aman, tapi memang kepalanya sangat pusing. Kata Ayu, sosok yang Alena lihat ternyata adalah Kuntilanak laki-laki.
Pantas seram. "Tapi mbak, gimana sama Aman kalau aku gak masuk?" tanya Alena lemas.
Dia memang gak sanggup buat berdiri, terlalu pusing dan semua benda disekitarnya bergerak sendiri.
Lara menghela napas sejenak. "Aman akan dirawat Kepala perawat untuk beberapa hari kalau kamu sakit." jelasnya.
Alena mengangguk, dia melepaskan sepatunya. Perlahan dia menidurkan diri dikasur dan memejamkan matanya perlahan.
Semoga, Aman tidak menunggu nya datang. Ayu dengan sigap mengambil air dingin dan kain, dia harus mengompres anggota termuda mereka dulu.
Ayu, Lara dan Alea adalah teman sekamar Alena, dan Alena sendiri yang paling muda diantara semua perawat.
"Apa Alena baik-baik saja?" tanya Cut yang tak lain penghuni kamar sebelah mereka.
Mendengar kabar kalau anggota termuda mereka sakit, membuat perawat lain datang.
Bagi mereka, Alena adalah adik mereka bersama.
Mereka salut dengan kegigihan Alena merawat Aman, bahkan berhasil membuat Aman sedikit demi sedikit membaik.
"Beri Parachetamol." usul Hanin.
Lara mengangguk, dia sekalian mengabarkan hal ini pada kepala perawat.
Alena harus meliburkan diri selama 2 sampai 3 hari nampaknya.
Sementara Aman, sudah menunggu kedatangan Alena pagi ini, dia tadinya sedang bermain dengan cicak, bosan melandanya.
Kenapa juga Alena tak kunjung datang. "Ish! Alena mana sih." gusar Aman sembari mengacak-acak rambutnya.
Rambut putih keperakan itu sudah berantakan lagi, bibir Aman maju beberapa centi dan melengkung kemudian.
"Alena lama...Aman udah rindu Alena.." lirihnya sedih.
Aman menidurkan dirinya di lantai dan meringkuk seperti bayi, dia kembai bermain dengan kecoa dan cicak yang ada disana.
Aman lapar, biasanya jam segini Alena sudah datang, bahkan Aman sudah mandi dan saat ini mereka harusnya ada di taman.
Tapi hari ini mendung, tidak ada matahari pagi.
Mendung seperti hati Aman.
"Aman bobok aja, nanti juga Alena pasti datang. Alena udah janji gak akan tinggalin Aman." gumamnya sembari memejamkan matanya.
Dan memilih untuk tidur saja.
....
Jam 2 siang, Aman terbangun karena rasa lapar yang melandanya. Tatapan mata Aman menyendu, ternyata Alena belum datang juga.
"Hiks..Alena mana..hiks..Alenaaaa..hiks..HUAAAAAAAAAA ALENAAAAAAAAAAAA."
Tangisan Aman terdengar, dia takut, kenapa Alena tidak kunjung datang kesini, Aman sudah merindukannya.
"Dia sedang sakit."
Aman mendongak, sesosok wanita bergaun hitam muncul di depan Aman, mengatakan sesuatu.
"Hiks..Alena sakit?" tanya nya sedih.
Wanita itu mengangguk. "Jadi kau jangan berisik, Alena sedang sakit. Urus dirimu untuk hari ini."
Aman menunduk, menangis lagi sembari menekuk kedua kaki kemudian memeluknya erat.
Padahal Aman sudah mengusir hantu semalam, tapi ternyata Alena tetap saja demam.
Aman mau bertemu Alena, tapi keluar saja Aman tidak bisa.
"Hiks..huhuu..hiks..huaaaaaaaaaaa."
Jadi lebih baik Aman menangis saja, karena setelah menangis dia akan kelelahan lalu tertidur.
Semoga saat Aman terbangun Alena sudah datang memberikan senyuman manis nan hangatnya.
Untuk Aman.
🌿Bersambung🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Aman [End]
RomanceGanteng sih, manja juga, tapi sayang pasien RSJ. Aman Janitra, didiagnosa memiliki penyakit mental akut yang mengharuskan dirinya dirawat di RSJ Kota. Apa itu cinta? Aman tak tau. Tapi semua dia dapatkan saat perawat barunya datang, Alena si gadis...