🌿CA-28🌿

52.5K 7.1K 236
                                    

Gatau ini bakal sampai chapter berapa, yang jelas endingnya masih lama, maybe sekitar 3 hari lagi.

Tekan vote dan tembuskan 70 komen.

~~~~~

Jadi, Aman nungguin Alena kerja.

Dia tetap memaksa untuk menunggu, Aman dibiarkan duduk di taman, dia main sama cacing selagi nunggu Alena selesai kerja.

Aman sengaja nunggu dibawah pohon jambu, karena disana banyak roh anak-anak yang ngajakin dia main, ya gak papa.

Anak-anak itu baik. "Jadi, ini gimana caranya?" tanya Aman pada salah satu roh anak kecil disana.

Mereka saat ini sedang main tanah, buat istana dari tanah. "Ish, om ini percuma ganteng tapi gatau mainnya." cibir salah satu roh itu.

Aman mendelik sebal, dia kan memang gatau. "Au ah, Aman gamau main sama kalian. Mau main sama katak aja." cibir Aman sembari mencari katak disana.

Sebenarnya, Alena ngeliat tingkah Aman sedari tadi. Karena kamar Afqa itu satu arah sama Taman.

"Perawat Lena, pria itu bicara sendiri." adu Afqa.

Alena hanya tertawa menganggapi, dia mengelus rambut Afqa pelan. "Iya, dia bisa lihat hantu makannya ngomong sendiri." jawab Alena.

Afqa ber oh ria, sebentar lagi dia harus masuk ruang Therapi, dan untung saja orang tuanya sudah datang.

"Mbak boleh keluar, biar kami saja yang jaga." cetus Ibu Afqa sopan, Alena mengangguk ramah.

Dia izin keluar, karena pekerjaannya hanya menjaga Afqa, berarti ini waktunya Alena istirahat.

Dia harus menemui Aman, kasihan tuh anak ditinggal sendiri mulu.

"Ih, ada kakek-kakek." Aman menoleh, alisnya naik sebelah saat bocah yang nampaknya pengunjung itu berdiri tak jauh dari tempatnya.

Aman pakai masker, apa karena rambut putihnya? Ini nih yang buat Aman malas. "Aku bukan kakek-kakek." jawab Aman kesal.

Bocah itu makin gencar mengejek Aman. "Kakek-kakek, ngapain disini? Harusnya di panti jompo aja." ejeknya lagi.

Bocah itu gak sendiri, dia bawa teman yang sama-sama dajjal mulutnya.

Aman masih diam, masa iya dia kelihatan kayak kakek-kakek. Padahal kata Alena rambut Aman itu cantik, rambut putih keperakan Aman juga kesukaannya Alena.

Gak boleh ada yang hina benda kesukaan Alena. Aman berdiri, dia menatap dingin ke 3 bocah dajjal gak sopan itu.

"Kalian gak diajarin sopan santun ya? Gak sopan sama yang lebih tua." ucap Aman datar.

Duh, jangan sampai dia batin lagi, takutnya roh-roh jahat itu bertindak dan bahaya. Bocah jahanam itu malah tertawa mengejek.

"Apasih, kakek-kakek. Pergi sana lo, pindah ke panti jompo hahahaha."

Aman tersenyum miring, tatapan matanya mengerikan. "Oh, panti jompo ya." bisiknya.

Ke 3 bocah itu mencibir tanpa suara, mereka hendak berlalu dari sana.

Namun. Buat cacat aja. Batin Aman puas.

"Hahahaha, baik-baik."

Biasanya kalau sudah terlalu marah, Aman gak bisa kontrol emosi dan batinnya.

Ke 3 bocah itu berlalu dari sana tapi belum juga mereka jauh, mereka baru juga menginjakan kaki di lantai keramik rumah sakit, sudah ada kejadian buruk.

"DEK AWAS!!" dari lantai atas, seorang perawat berteriak pada mereka.

Ada sesuatu yang jatuh, 3 buah tabung oksigen nampak jatuh kearah mereka.

Prang!

Brugh!

Brak!

Aman mengulas senyum miringnya, dia berbalik dan terdiam seketika, Alena berdiri tak jauh darinya dengan wajah yang pucat.

"Alena?" Alena tersentak kaget, dia melihat dengan jelas kalau tabung oksigen itu seperti sengaja dijatuhkan dan menimpa ke 3 bocah itu.

Napas Alena memburu, ini..lebih buruk dari apapun yang pernah Alena lihat.

Kepala salah satu dari bocah itu sudah hancur sementara 2 lainnya ditimpa dibagian punggung dan kaki.

"Alena? Hey jangan gitu. Napas yang bener." ujar Aman khawatir, dia mengelus bahu Alena berusaha menenangkan gadisnya.

Alena mencengkram kuat hodie yang Aman pakai. "Man..ini bukan karena kamu kan?" lirihnya takut.

"Hah? Bukanlah. Aku kan diam aja disini."

Alena mengangguk, dia memeluk Aman erat dan menepuk punggungnya. "Aman bukan orang jahat..Aman anak baik.." bisik Alena kalut.

Sementara Aman terdiam, merasa bersalah karena memang ini salahnya, tapi sudahlah yang penting Alena gak ninggalin dia.

🌿Bersambung🌿
Ugh..kayaknya jalan ceritanya gak nyambung deh..apa aku unpub aja ya, makin ngaco soalnya😭🙏

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang