Loha guys, tekan vote dan tembuskan 80 komen🐥
~~~~~
Berita kebakaran sebuah rumah bertingkat 3 menggegerkan media masa, terlebih korban adalah sepasang suami istri.
Mereka adalah sepasang suami istri yang dikenal sebagai pemilik Rumah Sakit Kota yang kaya raya.
Mereka, meninggal dalam kondisi kepala yang sudah digorok hampir putus dan hangus terbakar.
Yang perempuan ditemukan di bathup, sementara yang laki-laki ada di ruang kerja nya. Cctv rumah tak berfungsi pada hari kejadian.
Alena, merasa hidupnya hampa setelah mendengar kabar kematian orang tuanya.
Baru semalam dia berdebat dengan ibu nya tapi hari ini, mereka sudah tiada. Ah..sial sekali Alena..
Percintaan tak lancar, orang tua dibunuh. Alena tidak menangis di pemakaman orang tuanya, tatapan matanya kosong.
Pikirannya malah tertuju pada 1 orang, yaitu Aman.
Dan perkataan Ahmat tadi pagi membuatnya berkali-kali lipat terpukulnya.
"Tuan Aman adalah dalang dibalik kebakaran itu Nona, dia mendengar penolakan Ibu Nona sehingga dia membalas dendam. Dia menyuruh orang membakar dan membunuh orang tua anda."
Mencintai orang yang sudah sakit jiwa, membuat jiwa Alena ikutan sakit. Dia merasa kosong mendengar hal itu, tak mau mengamuk.
Tenaga nya serasa habis hanya untuk mengamuk. Yang Alena lakukan adalah, pergi menemui Aman dan mengatakan semuanya.
Aman ada di rumahnya, dan Alena tau apa yang Aman lakukan saat ini.
Alena juga tau dari Ahmat, kalau Aman sering memantau kegiatan Alena diam-diam.
Aman memang sudah terlampau gila, tapi lebih gila lagi Alena, kenapa dia masih mencintai psychopath seperti Aman.
Tok tok.
Aman yang tadinya tengah memandangi foto Alena di ponselnya sontak mendongak.
Senyum bahagia terulas, dia bangkit dan berjalan kearah Alena. "Lena, turut berduka untuk kematian orang tua kamu." ujarnya berbela sungkawa.
Tapi raut wajahnya tak merasa berbela sungkawa sama sekali, dia bahkan nampak bahagia.
Alena mundur saat Aman hendak memeluknya, dia menatap Aman penuh dan tenang.
Aman mengernyit, dia menurunkan kedua tangannya dan menatap Alena heran. "Kenapa? Aman cuma mau peluk." lirihnya.
Dengusan Alena berikan. "Man..kamu kan yang bunuh orang tua aku?" ujar Alena telak ditepatnya.
Dapat dilihat tubuh Aman membeku dan terkaku, dia kaget. "Hah? Kamu nuduh aku?" sedihnya.
"Gausah drama, kamu tau..hanya mereka yang aku punya Aman tapi kamu..ah sudahlah." Alena mengibas pelan.
Dia melepaskan cincin pemberian Aman beberapa hari silam kemudian tersenyum tipis.
"Nampaknya, kamu gak pernah sembuh Man, aku yakin kejiwaan kamu memang sudah rusak parah. Aku menyerah, aku gabisa melanjutkan semua ini Man."
Jantung Aman berdetak semakin kencang, kedua tangannya bergetar tak sanggup menahan rasa sakit dihatinya.
"Apa? Alena mau pergi ninggalin Aman? Gitu?" lirih Aman pilu.
Alena mengangguk santai. "Siapa yang mau bersama orang sepertimu." cibir Alena.
Dia sudah malas untuk hidup, Alena berbalik dan berjalan menjauhi Aman.
Tak memperdulikan isakan yang Aman berikan, Alena tak mau perduli lagi.
"Alena!! Aman bakalan bunuh diri!"
"Terserah."
"ALENA!!"
"Berisik."
Aman semakin kacau, dia meraih pistol yang disimpan dibawah kasurnya. Tanpa menunggu lama.
DOR!!
Alena membuka matanya cepat, jantungnya berdebar semakin cepat, keringat mengalir pelan di dahinya.
Yang dilihatnya adalah langit-langit kamar Apartemennya. "Lah..mimpi.." bisiknya lemas.
Alena merasa bahunya lemas sekali, sialan ternyata itu semua hanyalah mimpi.
Drrt. Drrt.
Alena meraih ponselnya yang ada di nakas, ternyata orang tuanya, syukur mereka masih hidup dan kematian orang tuanya hanyalah mimpi.
"Assalamualaikum Ma, ada apa?"
"Waalaikum sallam, eum..Mama sama Papa izinin kamu untuk bersama pacar kamu itu. Bawa dia ke rumah malam ini."
Alena langsung bangkit dari tidurnya, kabar baik dipagi hari. "Beneran!? Aaaa makasih mamaaaa." seru Alena girang.
Entah kesambet apa orang tuanya, semalam melarang eh taunya hari ini mengizinkan.
Tapi tak apalah, yang penting Alena bisa menikahi Aman. Dan semua kejadian tentang kebakaran rumah, pembunuhan orang tuanya hanyalah mimpi buruk semata.
Tanpa Alena tau, kalau Aman tengah tersenyum manis di depan kedua orang tua Alena.
Dengan 5 orang suruhannya tengah mengacungkan pistol ke arah mereka berdua.
Semalam Aman gak jadi bakar rumah orang tua Alena, dia merubah rencana agar lebih aman saja.
Mama Alena mematikan ponselnya dengan tangan gemetar. "Terima kasih ibu mertua, tolong rahasiakan dari Alena ya, saya pamit pulang dulu, mau siap-siap untuk lamaran nanti malam."
Aman pamit pergi, bersama ke 5 orang suruhannya. Setelah mereka pergi, barulah keduanya bernapas lega.
"Kita berurusan dengan orang yang salah." bisik Mama Alena lesu.
"Benar.." sahut Papa Alena.
Tapi..Aman itu kaya raya, jadi tak apa juga kalau Alena bersamanya, masalah kejiwaan kan itu masa lalu.
Jadi, tak ada masalah kalau Alena bersama Aman. Walau caranya salah seperti ini, setidaknya dia tak menyakiti Alena.
Itu, sepertinya cukup.
Untuk sekarang.
🌿Bersambung.🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Aman [End]
RomanceGanteng sih, manja juga, tapi sayang pasien RSJ. Aman Janitra, didiagnosa memiliki penyakit mental akut yang mengharuskan dirinya dirawat di RSJ Kota. Apa itu cinta? Aman tak tau. Tapi semua dia dapatkan saat perawat barunya datang, Alena si gadis...