Biasakan baca Author note, aku capek banget jawab komen kalian yang kayak gini.
"Up thor cepet"
"Up lagi dong."
"Kapan up lagi?"
"Up lagi cepet thor udah penasaran!"
Heh jamal, maemunah atau siapapun yang komen kayak gitu, di author note udah dijelasin aku bakalan up kalau komen udah 80.
DAN LAGI! PLIS BANGET JANGAN ADA YANG SPAM NEXT, LANJUT, SEMANGAT ATAU SPAM GAJELAS!!!!! Chap sebelah tetep aja Spam..
Capek, udalah benernya diblokir aja kalian yang suka spam next atau spam gajelas.
Tekan vote dan tembuskan 80 KOMEN!
~~~~~
BYUR!
Aman membuka matanya begitu siraman air dia dapatkan, napasnya udah mirip ikan yang di darat.
Aman mengerjap pelan, dia mendongak menatap kepala Perawat Grace dan beberapa Dokter ada disana.
"Kalian ngapain—tangan Aman kok diikat? Aman ada salah?" tanya nya lirih, Aman takut.
Kenangan pahit tentang pelecehan dulu merasukinya lagi, tubuh Aman yang memang masih terasa hangat karena demam bergetar hebat.
Air mata menggenang dikedua matanya.
"Kenapa Aman diikat!?..hiks..AMAN GAMAU DIIKAT! LEPASI!!..hiks..Mana Alena..hiks..ALENA TOLONGIN AMAN!!" jeritannya sangat pilu.
Aman meronta dengan tangisan pilu yang masih ada, dia memohon minta dilepaskan tapi mereka hanya diam.
"Lepasin Amaaan..hiks..Aman gamau diikat..hiks..Aman kan gak jadi anak nakal..hiks..Aman mau Alena.." tangisnya memohon.
Kasihan, Grace kasihan melihat Aman memohon seperti ini. Sebuah perubahan besar karena dia tidak mengamuk seperti dulu.
Helaan napas mereka berikan, kemudian mereka berbicara sejenak.
"Sudahlah, setelah Alena sembuh langsung pindahkan dia ke Rumah Sakit milik Orang tuanya." perintah salah satu Dokter senior disana.
DEG!
Pupil mata Aman mengecil mendengarnya, Alena mau dipindahkan? Alena mau dipisahkan darinya?
"Hiks..JANGAN PISAHIN AMAN DARI ALENA!! ARGHH LEPASIN!! LEPASIN!!" teriaknya marah kali ini.
Dia menjedutkan kepalanya ke belakang, yang tak lain adalah dinding kamar.
DUG! DUG! DUG!
"ARGHH JANGAN BAWA ALENA!! JANGAN BAWA ALENAAAAAAAA!! AAAAAAAAA JANGAN BAWA ALENA!" jeritnya histeris.
Kepalanya sakit karena terus dihantukan ke dinding, tapi sesak di dadanya tak hilang karena menyadari jika dia dan Alena akan dipisahkan.
Tubuhnya lemas, Aman menunduk dengan darah yang menetes pelan didahinya.
Bahunya bergetar hebat dengan isakan yang tak hilang. "Hiks..mau Alenaaa..hiks..kenapa kalian tega pisahin Alena dari Aman..hiks..Aman cuma mau Alena saja.." isaknya lirih.
Grace tak sanggup, dia kasihan sekali melihat remaja itu.
"Aman, semalam kamu mencoba membunuh Alena." jantung Aman sempat berhenti sepersekian detik.
Dia mendongak menatap Grace tidak percaya, maniknya bergetar, rambut putih keperakannya menutupi sebagian wajahnya.
"Apa..itu gak mungkin Perawat Grace..Aman sayang sama Alena...Aman gak mungkin coba bunuh Alena..Aman..Aman cinta sama Alena..Aman gak sejahat itu, enggak..itu..itu bukan Aman! BUKAN AMAN YANG LAKUIN ITU BUKAN!!!"
Aman meracau semakin kalut, dia kembali menghantuk-hantukan kepalanya sambil menjeritkan nama Alena.
"AMAN CINTA ALENA! AMAN GAK JAHAT! BUKAN AMAN YANG LAKUIN ITU TAPI MEREKA!..hiks..AMAN CINTA SAMA ALENA JADI GAK MUNGKIN AMAN KAYAK GITU!! GAK MUNGKIN AMAN LUKAI ALENA GAK MUNGKIN!!..hiks..HUAAAAAAAAA GAK MUNGKIN ITU AMAN LAKUIN!!"
Rasanya dunia Aman kembali hancur untuk sekian kalinya, padahal baru kali ini Aman merasa bahagia lagi bersama Alena.
Merasa senang ada teman, senang ada yang menyayangi nya secara tulus, senang karena ada tempat Aman untuk menemukan pelukan hangat.
Isak tangis Aman semakin menyayat hati mereka.
"Nyata nya semalam, kau menusukan garpu ke paha Alena dan memukul kepalanya dengan nampan besi serta gelas kaca. Alhasil Alena harus mendapatkan 6 jahitan dikepala dan 3 jahitan dipaha."
Aman menggeleng kuat, dia dirasuki, Aman bahkan tidak sadar sama sekali.
"Alenaaaa huaaaaaaaa Aman minta maaf Alenaaa..hiks..tapi jangan tinggalin Amaaaan!!..hiks..AMAN GABISA KALAU GAK ADA ALENA!" jeritnya pilu.
Lemas, sekujur tubuh Aman rasanya sudah mati rasa, semua mati disaat mereka mengatakan Alena pergi dari Aman.
Aman..sudah tidak baik-baik saja.
Apa yang harus Aman lakukan setelah ini..haruskah Aman keluar dari sini dan mencari Alena?
Atau Aman harus menyembuhkan diri baru bisa menemui Alena?
Yah, Aman harus bisa menyembuhkan dirinya. Aman tidak mau sakit lagi, Aman tidak mau trauma menghantuinya lagi.
Kini ada gadis yang harus Aman perjuangkan, Aman harus sehat, Aman harus bisa melawan penyakitnya sendiri.
Demi Alena, dan demi masa depan mereka.
Aman tidak mau bunuh diri, itu sama saja menyerahkan Alena pada pria lain.
Selamanya, Alena adalah milik Aman.
Itu adalah hal yang pasti tak bisa diubah lagi.
🌿Bersambung🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Aman [End]
RomanceGanteng sih, manja juga, tapi sayang pasien RSJ. Aman Janitra, didiagnosa memiliki penyakit mental akut yang mengharuskan dirinya dirawat di RSJ Kota. Apa itu cinta? Aman tak tau. Tapi semua dia dapatkan saat perawat barunya datang, Alena si gadis...