🌿CA-02🌿

109K 12.6K 1.1K
                                    

Hai kalian, kabar kalian baik kan? Alhamdulillah kalau baik ya.

Tekan vote dan ramaikan komentaaaaaar\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

Sebelumnya, aku minta maaf sama kalian kalau selama ini aku ada salah atau menyinggung perasaan kalian☺🙏

~~~~~~~

Alena mengeringkan rambut putih keperakan Aman, sudah dia pangkas walau sampai sebahunya saja, nanti Alena ikat saja rambutnya.

Lalu juga tadi Aman sudah Alena mandikan, Aman pakai celana pendek kok saat dimandikan.

Kali ini Alena mulai memakaikan bedak ke perut rata yang lebih tepatnya kurus milik Aman.

Remaja ini sangat kurus, bahkan Alena bisa melihat tulangnya menonjol, seakan hanya terbungkus kulit.

Dan lagi, kulitnya sangat putih, dan bersih setelah Alena mandikan.

"Merem dulu matanya, biar Alena pakaikan bedak." intruksinya dengan tenang.

Aman menurut, dia memejamkan matanya, merasakan sapuan hangat dan lembut diwajahnya.

Setelah selesai, Alena meraih ikat rambut yang memang dia stock di tasnya. Perlahan Alena menyatukan rambut indah Aman jadi satu.

Alena mengikatnya menjadi ikatan tengah.

Sangat pas dan cocok diwajah Aman, dia semakin menawan.

"Udah bersih, udah ganteng. Sekarang ayo mak-" Alena merasa ada sesuatu mengalir dibawah.

Aman sendiri hanya diam menatap Alena penuh binar, helaan napas sejenak Alena berikan. "Aman, kalau mau pipis bilang ya." tegurnya.

Aman hanya tertawa saja, dia membiarkan Alena membersihkan air kencingnya.

"Alena, Aman denger suara."

"Suara apa?"

"Suara...kata mereka Aman harus bunuh Alena...tapi Aman gamau..hiks..nanti kalau Alena mati Aman sendirian..hiks..Aman gamauuuu huaaaaaaaaa pergi! Pergi! Aman gamau!!" Aman mulai kumat lagi.

Bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk membunuh Alena semakin keras, Aman memukul kuat kepalanya guna menghalau suara itu.

Alena masih tenang, dia selesai membersihkan air kencing Aman, kemudian mencuci tangannya lalu mendekati Aman lagi.

Ditangkupnya wajah remaja itu dan tersenyum.

"Aman anak baik, Aman gak mungkin lakuin hal itu." bisik Alena lembut.

Aman berhenti memukul kepalanya, dia menangis sesenggukan kemudian memeluk Alena kuat.

Hanya ini yang Aman inginkan, kata penenang dan pelukan hangat.

Tapi kenapa tak ada yang mengerti, kenapa mereka semua malah membius Aman sampai dia tak sadarkan diri.

Aman hanya mau disayang dan dipeluk, Aman hanya mau memiliki 1 saja teman untuk diajak bicara dan bermain.

1 orang yang bisa menenangkannya dikala suara jahat itu kembali datang, 1 orang yang bisa memeluknya dikala dia menangis.

Alena terus menenangkan Aman, sampai isakan masih tersisa namun orangnya malah tertidur.

Lucu sekali, matanya sembab, pipinya yang memerah sangat kontras dengan kulit putihnya.

Perlahan Alena bangun, dan menidurkan Aman di kasur.

Setelah ini dia harus mengganti celana Aman.

"Pasti berat..harus mengalami gangguan kejiwaan diusia yang masih remaja..masa depanmu masih sangat panjang Man.." lirih Alena.

Sangat menyayangkan tindakan tak senonoh seorang Guru perempuan yang sudah melecehkan Aman, yang notabene adalah muridnya sendiri.

Aman terlalu indah, pesona nya terlalu kuat, Aman terlalu polos sehingga sekali saja dia dirusak, mentalnya hancur tak bersisa.

Ini lah akibatnya, dan pelaku bukannya dipenjara, tapi masih saja menjadi Guru dan tidak dipecat.

Bayangkan, se trauma apa Aman jadinya.

Tapi keluarga Aman adalah keluarga kaya, mereka sudah melakukan 1 cara yang berhasil membuat guru itu terguncang.

Apa itu? Sanksi sosial.

Jika dia terlepas dari hukum dan sanksi negara, maka masih ada sanksi sosial.

Guru itu tak bisa tidur nyenyak dan hidupnya berantakan.

Gunjingan serta buly an dia terima di tempat kerja maupun di lingkungan rumah.

Wajahnya sudah terpampang dimana-mana, dan yah, sanksi sosial memang lebih mengerikan.

Tapi yang mengherankan, masih ada saja yang menyalahkan Aman dalam kejadian dan kasus pelecehan itu.

Mereka berkata, Aman yang memulai dengan cara menancing guru tersebut.

Mereka berkata, semut tak akan datang kalau tak ada gula.

Mereka berkata, pasti Aman juga menikmatinya.

Mereka berkata, seharusnya sebagai laki-laki Aman melawan.

Mereka berkata, Aman lah yang sebenarnya melecehkan guru tersebut.

Dan mereka berkata, jika pada dasarnya Aman lah yang murahan sehingga dia dilecehkan.

Padahal mereka tak tau, tak ada orang yang mau dilecehkan, darimana asalnya Aman memancing? Apa yang mau dipancingnya?

Itu semua kembali ke si pelaku, kenapa dia tak menjaga pandangan serta napsu.

Kini, pelecehan dianggap normal.

Korban seolah-olah menyerahkan diri agar diperkosa dan pelaku seolah-olah menjadi korban.

Ayo lah, tak ada yang mau menjadi korban.

Semuanya salah pelaku, dalam kasus pelecehan semua salah pelaku.

Jangan pernah menyalahkan korban karena korban tak akan jadi korban jika bukan karena pelaku.

Korban juga tidak mau dilecehkan, itu sama saja menghilangkan masa depan mereka.

Bahkan, Aman sudah tak tau lagi bagaimana kehidupannya.

Trauma, rasa sakit dan tekanan batin merusak jiwa dan raga nya.

Dan orang-orang, dengan mudahnya mengatakan jika Aman lah yang memancing sehingga dia diperkosa.

Itu...sangat tidak rasional dan yang mengatakan hal tersebut tidak punya hati nurani sama sekali.

©^^©

Bersambung😾

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang