Tekan vote dan tembuskan 100 komen lagi yeayyyyyyy.
~~~~~
Semalam adalah hari yang membahagiakan bagi Aman, sepulangnya dia dari Salon Aman bahkan gak bisa menahan senyum diwajahnya.
Pemandangan baru bagi orang tua Aman, melihat putra tunggal mereka bahagia seperti itu.
Pagi ini, Aman akan menjemput Alena guna mengantarnya ke tempat kerja, Aman sudah punya ponsel loh.
Sudah tukeran nomor Wa sama Alena.
"Rambutnya balik jadi putih?" tanya Qeirin.
Aman mengangguk, dia ingat sekali alasannya mengecat rambut jadi hitam karena lagi gabut, eh taunya Alena malah gak suka.
Alhasil Aman lunturin warna hitamnya, dan selama 3 tahun ini Aman tak pernah memanjangkan rambut lebih dari seleher.
Saat mulai melewati leher, Aman langsung memotongnya sendiri.
Karena dia masih ingat sekali kalau Alena tuh suka rambutnya sebatas leher saja.
Apapun yang Alena suka, pasti akan Aman jaga dan Aman rawat. Kecuali Patrick, karena Patrick itu gak disukai Alena, Alena suka nya sama Aman.
Ehek.
"Kenapa nih, kok girang amat." tanya Shafar, Papa nya Aman.
Aman mengedik saja, dia mempercepat sarapannya agar bisa cepat menjemput Alena. Sudah tidak sabar ingin melihat pujaan hatinya lagi.
"Dia jatuh cinta tu pasti." sahut Qeirin, Mama nya Aman.
"Woah? Sama cewek kan?" ceplos Shafar.
Aman mendelik. "Iyalah, ya kali sama cowok!" ketus nya tak suka.
"Ya santai dong, namanya orang bertanya." cibir Shafar.
Qeirin mengulas senyum tipis, akhirnya Putra mereka suka juga pada perempuan. Fyi Shafar dan Qeirin gak pernah masuk ke kamar Aman.
Jadi mereka gatau soal foto di kamarnya itu.
"Lain kali, kenalin ke kami dong."
"Iya nanti."
"Nanti sore aja, kebetulan kan ada kumpul keluarga."
Aman mengangguk, yah semakin cepat semakin baik pula nanti, agar mereka bisa segera menikah tanpa harus menunda lagi.
Duh, Aman jadi membayangkan pakaian yang akan Alena pakai dipernikahan mereka nanti.
Ah, Aman berpikir terlalu jauh nih, bahaya.
...
Alena menerima pelukan hangat begitu Aman menerjangnya, pria berpakaian kasual ini nampak mengeluskan kepalanya diceruk leher Alena.
"Mau sarapan dulu?" pertanyaan itu diangguki Aman, padahal Aman sudah sarapan tapi demi Alena gak papa deh.
Pelukan mereka terurai, Aman mengelus pucuk kepala Alena dan mencubit pelan pipi Alena.
"Cantik banet sih, Aman kan jadinya makin suka." gerutu Aman sembari menjawil pelan hidung Alena.
Alena sendiri hanya mampu tersenyum, dia memeluk pinggang Aman dan menatapnya penuh goda.
"Kamu sendiri..ganteng banget..Alena kan jadinya tambah cinta.." bisiknya lembut.
Ah sial, hati moengil Aman gak baik-baik saja mendapat serangan seperti ini. Kakinya lemas. "Eh!? Jangan jatuh sayang."
"Hehe..habisnya Alena buat Aman malu."
"Hahaha, udah deh. Ayo cepet katanya mau sarapan."
"Oh iya, lupa hehe."
Aman menggenggam telapak tangan Alena dan membawanya menuju mobil, rasanya ini masih seperti mimpi.
Bertemu Alena, kembali bersama nya dan bisa satu mobil dengannya.
Ah, sebentar lagi Aman akan melamar Alena, agar mereka bisa menikah secepatnya.
Tak perlu menunda lagi, karena Aman tak mau Alena diambil orang.
Walau sebenarnya Aman tau, kalau keluarga besar Aman pasti tak akan menerima pernikahannya.
Pewaris tunggal Keluarga Janitra dengan perawat biasa, itu tidak selevel.
Tapi mereka kan gatau kalau Alena ini anak pemilik Rumah Sakit terbesar di Kota.
Dan Aman gak perduli pada tanggapan mereka, yang penting Alena jadi miliknya.
🌿Bersambung🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Aman [End]
RomanceGanteng sih, manja juga, tapi sayang pasien RSJ. Aman Janitra, didiagnosa memiliki penyakit mental akut yang mengharuskan dirinya dirawat di RSJ Kota. Apa itu cinta? Aman tak tau. Tapi semua dia dapatkan saat perawat barunya datang, Alena si gadis...