🌿CA-31🌿

48.6K 6.2K 196
                                    

Tekan vote dan tembuskan 80 komen🙏

~~~~~

Fokusnya Aman sedari tadi adalah Alena, pasalnya gadis cantik itu belum ada mengirimkannya pesan lagi sejak pesan terakhir tadi pagi.

Aman khawatir tentu saja, di tak bisa berpikir lebih jernih lagi jika seperti ini.

Aman memijit pelan dahinya, meeting tadi memang berhasil namun tak mendapat kabar dari Alena membuat Aman frustrasi sendiri dibuatnya.

"Tolong cari dimana Alena saat ini juga, dia libur bekerja jadi tak mungkin dia jauh-jauh dari apartemen."

Bagaimana Aman tau? menjadi stalker selama 3 tahun membuat Aman hafal setiap pergerakan dan aktifitas Alena.

"Baik Tuan Muda, saya akan meminta beberapa pengawal untuk mencari keberadan Nona Alena." Ahmat undur diri sementara Aman semakin gelisah.

Dia meraih boneka patrick yang baru diambil dari loundry tadi pagi, Alena yang suruh, katanya patrick sudah terlalu buluk sehingga Alena meminta boneka itu untuk dicuci.

Dipeluknya boneka itu dan berusaha menenangkan deru napasnya yang tak baik-baik saja.

"Alena diracun, dia ada di rumah sakit saat ini."

Mendengar laporan teman ghaibnya, Aman mmbeku seketika, napasnya semakin memburu disertai pikiran buruk yang masuk ke dalam otaknya.

Aman segera berdiri. "Siapa pelakunya." batin Aman dingin.

"Sepupu tiri mu."

Kepalan tangan Aman menguat diserrtai gertakan gigi yang syarat akan emosi. Aman bangkit dan berjalan cepat keluar dari dalam ruangannya.

Dia harus segera menemui Alena dan memastikan keadaan calon istrinya itu baik-baik saja.

Dan sudah pasti kali ini Aman akan memberikan balasan yang setimpal untuk mereka.

Lagian kurang ajar sekali mereka melukai Alena dengan cara meracuninya. 

Tunggu saja apa yang bisa Aman berikan sebagai balasan, pria tampan ber jas hitam itu merogoh saku celananya.

Ponsel sudah ditangan dan kini tinggal laporan saja pada Papa nya.

Saudara tiri aja belagu, berani-beraninya mereka melibatkan Alena, cih. Sialan!

Aman mati-matian menjaga Alena agar tidak terluka tapi orang-orang asing itu malah meracuninya.

"Pa."

"Oit."

"Alena keracunan, gara-gara anak saudara tiri Papa. Urus dia sebelum aku yang membunuhnya nanti."

Oke, kalau sudah begini ya mereka tak bisa membantah ucapan aman.

Ini juga demi mempertahankan calon mantu mereka.

...

Benar, coklat yang Alena konsumsi memiliki kandungan sinida walau tak banyak, tapi sudah bisa membuat Alena sekarat saat ini.

Alena memejamkan matanya dengan damai, wajahnya pucat sekali, bahkan dia harus menggunakan masker oksigen.

Bibir yang biasanya sewarna cherry yang segar kini malah terlihat pucat kebiruan, membuat Aman meringis merasa pilu dihatinya.

Aman menggenggam erat tangan dingin Alena, mengecupnya dan mengelusnya pelan. "Bangun.." lirih pria 22 tahun itu.

Tak ada jawaban, hanya suara Ac saja yang terdengar diantara mereka saat ini.

"Aku udah beli cincinnya, bahkan Mama sama Papa gak sabar mau ketemu kamu." lirihan itu menyayat hati siapapun yang dengar.

Aman tak bisa, dia takut Alena pergi meninggalkannya seperti yang sudah-sudah, Aman benci ditinggal dan dia tak mau kembali menjalani hal itu.

Cukup sudah kenangan pahit dulu diingat, jangan sampai merasakannya lagi.

Karena jujur rasanya sangat menyakitkan bagi Aman, dia tak bisa menahannya atau menerimanya seorang diri.

Aman takut pada kemungkinan terburuk, dia akan kehilangan Alena, padahal Aman ini sangat mencintai Alena.

Tak mungkin Aman mau menjauhi Alena atau dijauhi Alena.

🌿Bersambung.🌿

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang