🌿CA-05🌿

85.8K 11.2K 289
                                    

Hai kalian, balik lagi aku kesiniiii.

Tekan vote dan ayoooo ramaikan komeeeen. Btw Alam Haira komennya sepi banget huhuu sedih aku.

Jadi aku kesini aja hehehe.

~~~~

Alena sibuk menatap kembali pakaian bersih Aman yang sudah selesai dicuci dan juga sudah disetrika, kebetulan saat Alena meninggalkan Aman beberapa jam yang lalu, Aman tertidur.

"Semangat ngurus Aman nya ya Alena, Tante percaya Aman itu anak yang baik." Alena tersenyum menanggapi ucapan tante pengurus pakaian.

Alena bersiap mengangkat keranjang pakaian, sebelum Ayu berteriak heboh menuju Alena.

"ALENA! PASIEN LO ALENA!"

"Apaan!? Kenapa Aman!?" serunya ikutan panik, keranjang pakaian tadi Alena letakan lagi di lantai.

Ayu menariknya kuat dan keduanya berlari tergesa-gesa menuju kamar Aman.

Ternyata depan kamar Aman sudah ramai, teriakan dan lemparan barang terdengar keras dari dalam kamar.

"GAMAU!! PERGI DARI SINI!! AKU CUMA MAU ALENAAA! KEMBALIKAN ALENAAAAA! AAAAKHHH ALENA DIMANAAA!! AKU MAU ALENAAA!!"

Alena meringis pelan saat melihat 2 Dokter disana sudah terluka karena Aman melempari mereka dengan cangkir dan sendok serta benda lainnya.

Dengan perlahan Alena masuk.

"Maaf, biar saya yang urus Aman." ujarnya segan pada 2 Dokter tadi.

Keduanya mengangguk, mereka keluar tak lupa menutup pintu kembali.

Aman duduk disudut kamar, kedua kaki dipeluknya erat, sekitar tempat dia duduk ada genangan air yang Alena pastikan itu air kencingnya.

Tubuh Aman sudah gemetar hebat, tangisan masih terdengar, iketan rambutnya bahkan sudah tak beraturan.

Perlahan Alena berjongkok di depan Aman. "Aman, ini Alena." bahu Aman menegang.

Dia mendongak seketika, hati Alena ngilu melihat penampilan Aman.

Bibir yang berdarah, pipi yang terdapat luka memar, air mata yang terus menetes dikedua pipinya.

Mata indah Aman nampak merah, mungkin karena tangisannya.

Sadar bahwa di depannya sudah ada Alena, Aman langsung memeluknya dengan sangat erat.

"Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...hiks..aaaaaaaaaaa..hiks..ALENA JAHAT!!..hiks..HUAAAAAAAAAAAA."

Alena menepuk punggung Aman lembut, hanya ini yang bisa dia lakukan agar Aman tenang.

Kasihan juga, napasnya sampai tersenggal-senggal, bahkan bicaranya saja sudah sulit.

"ALENA KENAPA TINGGALIN AMAN!?..hiks..ALENA UDAH JANJI GAK BAKAL PERGI!!"

"Maaf ya, Alena ambil baju Aman tadi."

"Huhuuhuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaa."

Alena kembali menenangkannya, biarlah bajunya bau air kencing, nanti bisa diganti.

Yang penting Aman tenang dulu dari tangisannya, terlalu menyakiti hati mendengar tangisan Aman.

Kegiatan mereka dipandangi orang-orang di luar kamar, kini mereka sadar jika sekarang, yang bisa menenangkan Aman adalah Alena.

Hanya Alena yang mampu menenangkan amukan Aman yang terkadang tidak bisa dikendalikan.

"Nampaknya, Alena tidak bisa kita pecat dalam waktu dekat." bisik salah satu Dokter.

"Tapi Rumah sakit butuh kinerja lagi."

"Bagaimana kalau Aman mengamuk?"

"Iya juga ya..nanti saja kita bicarakan dengan Alena."

Rencana nya Alena mau dipindah tugaskan, tapi melihat pasien Alena sudah sangat ketergantungan seperti itu.

Mereka jadi ragu.

®^^®

Bersambung😾

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang