🌿CA-37🌿

45.1K 5.5K 148
                                    

Hari ini mau ending, mohon cepat penuhin komen yak🙏

Tekan vote dan tembuskan 70 komen.

~~~~~

Acara lamaran berjalan lancar, bahkan sangat lancar. Dan Alena tak ada firasat apapun soal kelancaran semua ini.

Saat ini mereka ada di taman belakang rumah orang tua Alena, Aman dengan senangnya terus menciumi punggung tangan Alena.

"Kenapa sih? Bahagia banget kayaknya." gumam Alena sembari mengelus rambut putih keperakan tunangannya itu.

Pernikahan mereka akan diadakan 2 minggu lagi, dan Aman sangat amat tidak sabar akan hal itu.

"Bahagia dong, kan sebentar lagi bakalan nikah sama Alena." ujar Aman girang, dia beralih memeluk Alena dan menyerukan wajahnya diceruk leher Alena.

Senyum bahagia masih terhias diwajahnya, ayolah dia sangat bahagia saat ini. "Uluh-uluh bayik," gemas Alena sembari mencubit pipi chubby Aman.

Aman tertawa pelan, ini masih bagaikan mimpi bagi Aman, bisa menikahi gadis yang menjadi alasan besar bagi Aman untuk kembali sehat.

Yah, walau sebenarnya Aman gak sepenuhnya sehat sih, dia masih sering kumat.

"Oh iya, besok kamu kerja kan?"

"Heeum."

"Aku ikut ke kantor ya, tapi jam 10 pagi sih aku datangnya. Soalnya harus ngurus surat libur dari rumah sakit."

Alena sudah mengurus semua surat cuti dari rumah sakit, agar nanti setelah menikah dia bisa menikmati waktu berdua dengan Aman.

"Iya sayang, datang aja." Aman mencium pipi Alena kemudian sibuk memeluknya lagi.

Alena tertawa pelan, dia juga bahagia karena sebentar lagi dia dan Aman akan menikah. Alena senang, karena cinta pertama nya akan menjadi cinta terakhirnya.

Walau sebenarnya Alena merasakan sedikit keraguan, karena beberapa hari silam Alena memimpikan sesuatu.

"Mama..Papa tidak bersalah Ma. Itu bukan kemauan Papa, jadi Mama jangan menyalahkan Papa. Jamal dan adik-adik disini sudah bahagia, kami juga sering menemani Haira."

Alena menatap bingung ke 4 bocah berbeda usia yang berdiri di depannya, mereka laki-laki. Dan wajah serta rambut mereka mirip sekali seperti Aman.

Yang bernama Jamal, rambutnya berwarna abu-abu gelap, sementara yang terlihat seperti si bungsu rambutnya berwarna putih seperti Aman.

"Tapi aku belum menikah, siapa yang kalian maksud Mama?" tanya Alena heran.

Jamal tersenyum, dia melambaikan tangannya dan pergi bersama ke 3 lainnya, ah..Alena merasa sedih tapi gatau kenapa.

Alena menunduk, memandang wajah Aman sejenak, remaja yang bernama Jamal itu memiliki wajah yang mirip dengan Aman remaja.

Sangat tampan dan menawan, Alena sampai tak percaya jika remaja itu sangat mirip dengan Aman.

"Aman.."

"Ng?"

"Kamu...ah tidak, lupakan saja."

Aman menatap Alena bertanya, dia mengelus pipi Alena pelan. "Ada apa sayang? Bilang sama Aman sini."

Alena ragu. "Eum..kamu gak bakal  lakuin hal buruk kan?" tanya nya pelan.

"Contoh?"

"Seperti..membunuh?"

Aman tertawa pelan, walau tertawa tapi Alena merasa itu tawa buruk.

"Kamu ada-ada aja pertanyaannya, ya enggak lah."

Syukur deh. "Oke..baguslah."

Aman mengangguk, dia tersenyum..ya..tersenyum yang artinya tak ada yang tau.

🌿Bersambung🌿

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang